IPB University Latih Enumerator Data Desa Presisi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bekerjasama dengan Pemerintah Desa Bantarjaya, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor , menyelenggarakan kegiatan Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pemuda Desa dalam Membangun Data Desa Presisi di Desa Bantarjaya.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dalam kegiatan Membangun Data Desa Presisi di 12 Desa Lingkar Kampus IPB University. Desa Bantarjaya mendapat kesempatan sebagai desa pertama yang didatangi untuk memulai kegiatan pengambilan data sensus melalui aplikasi MERDESA. (Baca juga: Rektor IPB: Kampus Harus Siap Jadi Pusat Riset Industri Pangan )
Acara ini dihadiri oleh Lukman Hakim selaku Dosen Mengabdi IPB University, La Elson (fasilitator spasial) dan Ahmad Aulia Arsyad (fasilitator sosial) sebagai Alumni Mengabdi serta empat orang mahasiswa IPB Goes to Field. Dari pihak desa, hadir sejumlah aparat desa serta 40 orang pemuda desa yang akan berperan sebagai enumerator.
Data Desa Presisi merupakan gagasan Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian Masyarakat Sofyan Sjaf , yang memandang persoalan pembangunan desa di Indonesia saat ini adalah efisiensi, efektivitas, dan tingkat akurasi data. Ketiga unsur penting tersebut dibutuhkan untuk menghasilkan sumber data yang dapat menggambarkan secara aktual kondisi desa-desa di Indonesia.
Pada kesempatan ini, Wahid selaku perwakilan kepala desa mengatakan bahwa Pemerintah Desa Bantar Jaya sangat mengapresiasi program membangun data desa presisi dari IPB University. “Dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan data di antara desa dengan kecamatan sehingga adanya data presisi ini menjadi sangat penting untuk kemajuan suatu desa, khususnya Desa Bantar Jaya,” ujarnya. (Baca juga: Kemenristek Gelontorkan Rp40 M pada Anugerah HKI Produktif dan Berkualitas )
Ia juga menambahkan bahwa jumlah kepala keluarga Desa Bantar Jaya kurang lebih 3.125 dan totalnya 10.000 jiwa (berdasarkan data dari Disdukcapil). Terkait dengan data Spasial, salah satu perwakilan dari LPPM IPB University La Elson menjelaskan bahwa sudah ada 2.182 bangunan yang telah terpotret di peta dasar Desa Bantarjaya yang kemungkinan akan berbeda dengan jumlah bangunan yang ada di lapangan nanti. Hal tersebut disebabkan oleh adanya halangan pepohonan saat pemotretan peta dilakukan dari atas.
Sementara itu salah satu perwakilan dosen IPB University, Lukman Hakim menyampaikan bahwa akan ada lima mahasiswa dari IPB University yang akan membantu dalam proses sensus. Sebab berdasarkan data yang telah diperoleh, terdapat perbedaan antara data hasil sensus dengan data yang selama ini ada. Sehingga diperlukan data presisi agar dapat mengetahui kondisi desa terkini. Ia juga berharap dapat menghasilkan hal-hal yang positif seperti transfer inovasi-inovasi tepat guna untuk diberikan kepada masyarakat.
Selain Desa Bantarjaya, kegiatan serupa juga digelar di Desa Sinarsari dan Desa Cihideung Ilir. Pelaksanaan pelatihan di Cihedeung Ilir dihadiri langsung oleh Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian Masyarakat, Dr Sofyan Sjaf untuk mendampingi pemuda desa dalam mempersiapkan data desa presisi.
“Data desa presisi sangat ditentukan peran dan partisipasi pemuda desa dalam proses penginputan data presisi. Sebab, data presisi ini akan dijadikan dasar dalam menyusun dan merencanakan pembangunan desa dan program-program pemberdayaan yang menyentuh masyarakat kelas menengah bawah,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dalam kegiatan Membangun Data Desa Presisi di 12 Desa Lingkar Kampus IPB University. Desa Bantarjaya mendapat kesempatan sebagai desa pertama yang didatangi untuk memulai kegiatan pengambilan data sensus melalui aplikasi MERDESA. (Baca juga: Rektor IPB: Kampus Harus Siap Jadi Pusat Riset Industri Pangan )
Acara ini dihadiri oleh Lukman Hakim selaku Dosen Mengabdi IPB University, La Elson (fasilitator spasial) dan Ahmad Aulia Arsyad (fasilitator sosial) sebagai Alumni Mengabdi serta empat orang mahasiswa IPB Goes to Field. Dari pihak desa, hadir sejumlah aparat desa serta 40 orang pemuda desa yang akan berperan sebagai enumerator.
Data Desa Presisi merupakan gagasan Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian Masyarakat Sofyan Sjaf , yang memandang persoalan pembangunan desa di Indonesia saat ini adalah efisiensi, efektivitas, dan tingkat akurasi data. Ketiga unsur penting tersebut dibutuhkan untuk menghasilkan sumber data yang dapat menggambarkan secara aktual kondisi desa-desa di Indonesia.
Pada kesempatan ini, Wahid selaku perwakilan kepala desa mengatakan bahwa Pemerintah Desa Bantar Jaya sangat mengapresiasi program membangun data desa presisi dari IPB University. “Dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan data di antara desa dengan kecamatan sehingga adanya data presisi ini menjadi sangat penting untuk kemajuan suatu desa, khususnya Desa Bantar Jaya,” ujarnya. (Baca juga: Kemenristek Gelontorkan Rp40 M pada Anugerah HKI Produktif dan Berkualitas )
Ia juga menambahkan bahwa jumlah kepala keluarga Desa Bantar Jaya kurang lebih 3.125 dan totalnya 10.000 jiwa (berdasarkan data dari Disdukcapil). Terkait dengan data Spasial, salah satu perwakilan dari LPPM IPB University La Elson menjelaskan bahwa sudah ada 2.182 bangunan yang telah terpotret di peta dasar Desa Bantarjaya yang kemungkinan akan berbeda dengan jumlah bangunan yang ada di lapangan nanti. Hal tersebut disebabkan oleh adanya halangan pepohonan saat pemotretan peta dilakukan dari atas.
Sementara itu salah satu perwakilan dosen IPB University, Lukman Hakim menyampaikan bahwa akan ada lima mahasiswa dari IPB University yang akan membantu dalam proses sensus. Sebab berdasarkan data yang telah diperoleh, terdapat perbedaan antara data hasil sensus dengan data yang selama ini ada. Sehingga diperlukan data presisi agar dapat mengetahui kondisi desa terkini. Ia juga berharap dapat menghasilkan hal-hal yang positif seperti transfer inovasi-inovasi tepat guna untuk diberikan kepada masyarakat.
Selain Desa Bantarjaya, kegiatan serupa juga digelar di Desa Sinarsari dan Desa Cihideung Ilir. Pelaksanaan pelatihan di Cihedeung Ilir dihadiri langsung oleh Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian Masyarakat, Dr Sofyan Sjaf untuk mendampingi pemuda desa dalam mempersiapkan data desa presisi.
“Data desa presisi sangat ditentukan peran dan partisipasi pemuda desa dalam proses penginputan data presisi. Sebab, data presisi ini akan dijadikan dasar dalam menyusun dan merencanakan pembangunan desa dan program-program pemberdayaan yang menyentuh masyarakat kelas menengah bawah,” ujarnya.
(mpw)