Ini Apresiasi Kemendikbud untuk Guru Inovatif dan Inspiratif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud melalui Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) menyelenggarakan Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif, dan Inspiratif, Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Pendidikan Khusus (Diksus) Tahun 2020.
Sejalan dengan tema yang diambil “Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar,” Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Syahril menyampaikan tujuan acara ini. “Kita ingin ada inspirasi yang menjadi acuan bagi Bapak dan Ibu. Kita ingin mendorong guru-guru hebat agar bisa melayani siswa dalam rangka mencetak pemimpin masa depan,” katanya saat memberi sambutan melalui siaran pers, Selasa (24/11). (Baca juga: Masa Kontrak PPPK Guru Bisa Sampai Batas Usia Pensiun, Ini Ketentuanya )
Menurut Iwan, sangat penting untuk mengutamakan substansi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dibandingkan menghabiskan lebih banyak waktu mengurus hal-hal yang bersifat administratif. “Tiga hal penting yang harus dipahami dan diprioritaskan oleh para guru yakni siswa, siswa, dan siswa,” tegasnya.
Lebih lanjut Iwan menjelaskan, filosofi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) satu halaman, intinya adalah jangan membebani guru. Harapan Iwan, waktu bagi para pendidik lebih banyak untuk anak-anak sehingga mengurangi beban administrasi guru itu sendiri.
Mengacu pada tajuk acara, inspirasi atas dedikasi dalam mengajar menjadi hal yang tidak kalah penting di dunia pendidikan. Iwan beralasan, seorang pendidik yang mencintai profesinya mampu menginspirasi yang lain. “Dengan adanya role model, ekosistem yang baik lebih mudah terbentuk,” tuturnya. (Baca juga: Kemenpan-RB Rekrut 1 Juta PPPK Guru, Ini Jumlah Usulan Kebutuhan Sudah Masuk )
Filosofi dari guru penggerak dikatakan Iwan adalah ketika guru yang baik bukan sekadar baik untuk diri sendiri namun mampu menjadikan lingkungannya lebih baik lagi. Oleh karena itu, kita ingin mendorong agar nantinya calon-calon guru penggerak berasal dari semua daerah. “Agar semakin bagus kualitas daerahnya, manajemen sekolahnya, pengawas, kepsek, dan keseluruhan stakeholder terkait.”
Sejalan dengan falsafah Tut Wuri Handayani, Dirjen Iwan berharap, guru bisa menjadi teladan, mampu memotivasi semangat anak didik sehingga mereka menjadi generasi merdeka yang berdaya. Tujuan dalam memandang muara pendidikan di Indonesia adalah karakter unggul. “Siswa adalah fokus kita dalam menjalankan pendidikan maka disetiap aktivitas kita, tanyakan apa kegiatan kita berdampak ada manfaatnya untuk siswa,” terangnya.
Direktur GTK Dikmen dan Diksus Kemendikbud Yaswardi menyampaikan, kegiatan ini adalah wadah untuk berbagi praktik baik terutama selama pandemi Covid-19 masih berlangsung. Apresiasi diberikan kepada guru dan kepala sekolah yang telah berdedikasi mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu.
“Para pendidik ini tidak berhenti memberikan kemanfaatan, inovasi dalam kreativitas dan produktif dalam berkarya, melakukan kebaruan dalam pembelajaran, dan juga menginspirasi rekan sesama guru dan kepala sekolah dengan berbagi praktik baik,” jelas Yaswardi.
Apresiasi yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 November ini bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai kepemimpinan para tenaga pendidik. Adapun informasi terkait nama-nama peraih apresiasi tersebut, dapat diakses melalui laman gtk.kemdikbud.go.id.
Pemberian apresiasi untuk guru dan kepala sekolah ini telah melalui serangkaian proses. Dimulai dari penyusunan pedoman, sosialisasi program apresiasi, seleksi berkas administrasi, seleksi naskah, seleksi presentasi, penetapan penerima apresiasi, dan pemberian apresiasi.
Antusiasme guru dan kepala sekolah dikatakan Yaswardi sangat besar. “Sebanyak 781 guru dan kepala sekolah dari 34 provinsi mengikuti serangkaian proses seleksi hingga mendapatkan 70 terbaik yang terbagi ke dalam 14 kategori apresiasi,” jelasnya dalam laporan.
Delapan kategori diberikan kepada guru dan kepala sekolah untuk tingkat SMA, SMK, SLB dan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI). Enam kategori diberikan kepada guru dan kepala sekolah untuk tingkat SMA, SMK, dan pendidikan khusus (SLB dan SPPI).
Sejalan dengan tema yang diambil “Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar,” Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Syahril menyampaikan tujuan acara ini. “Kita ingin ada inspirasi yang menjadi acuan bagi Bapak dan Ibu. Kita ingin mendorong guru-guru hebat agar bisa melayani siswa dalam rangka mencetak pemimpin masa depan,” katanya saat memberi sambutan melalui siaran pers, Selasa (24/11). (Baca juga: Masa Kontrak PPPK Guru Bisa Sampai Batas Usia Pensiun, Ini Ketentuanya )
Menurut Iwan, sangat penting untuk mengutamakan substansi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dibandingkan menghabiskan lebih banyak waktu mengurus hal-hal yang bersifat administratif. “Tiga hal penting yang harus dipahami dan diprioritaskan oleh para guru yakni siswa, siswa, dan siswa,” tegasnya.
Lebih lanjut Iwan menjelaskan, filosofi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) satu halaman, intinya adalah jangan membebani guru. Harapan Iwan, waktu bagi para pendidik lebih banyak untuk anak-anak sehingga mengurangi beban administrasi guru itu sendiri.
Mengacu pada tajuk acara, inspirasi atas dedikasi dalam mengajar menjadi hal yang tidak kalah penting di dunia pendidikan. Iwan beralasan, seorang pendidik yang mencintai profesinya mampu menginspirasi yang lain. “Dengan adanya role model, ekosistem yang baik lebih mudah terbentuk,” tuturnya. (Baca juga: Kemenpan-RB Rekrut 1 Juta PPPK Guru, Ini Jumlah Usulan Kebutuhan Sudah Masuk )
Filosofi dari guru penggerak dikatakan Iwan adalah ketika guru yang baik bukan sekadar baik untuk diri sendiri namun mampu menjadikan lingkungannya lebih baik lagi. Oleh karena itu, kita ingin mendorong agar nantinya calon-calon guru penggerak berasal dari semua daerah. “Agar semakin bagus kualitas daerahnya, manajemen sekolahnya, pengawas, kepsek, dan keseluruhan stakeholder terkait.”
Sejalan dengan falsafah Tut Wuri Handayani, Dirjen Iwan berharap, guru bisa menjadi teladan, mampu memotivasi semangat anak didik sehingga mereka menjadi generasi merdeka yang berdaya. Tujuan dalam memandang muara pendidikan di Indonesia adalah karakter unggul. “Siswa adalah fokus kita dalam menjalankan pendidikan maka disetiap aktivitas kita, tanyakan apa kegiatan kita berdampak ada manfaatnya untuk siswa,” terangnya.
Direktur GTK Dikmen dan Diksus Kemendikbud Yaswardi menyampaikan, kegiatan ini adalah wadah untuk berbagi praktik baik terutama selama pandemi Covid-19 masih berlangsung. Apresiasi diberikan kepada guru dan kepala sekolah yang telah berdedikasi mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu.
“Para pendidik ini tidak berhenti memberikan kemanfaatan, inovasi dalam kreativitas dan produktif dalam berkarya, melakukan kebaruan dalam pembelajaran, dan juga menginspirasi rekan sesama guru dan kepala sekolah dengan berbagi praktik baik,” jelas Yaswardi.
Apresiasi yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 November ini bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai kepemimpinan para tenaga pendidik. Adapun informasi terkait nama-nama peraih apresiasi tersebut, dapat diakses melalui laman gtk.kemdikbud.go.id.
Pemberian apresiasi untuk guru dan kepala sekolah ini telah melalui serangkaian proses. Dimulai dari penyusunan pedoman, sosialisasi program apresiasi, seleksi berkas administrasi, seleksi naskah, seleksi presentasi, penetapan penerima apresiasi, dan pemberian apresiasi.
Antusiasme guru dan kepala sekolah dikatakan Yaswardi sangat besar. “Sebanyak 781 guru dan kepala sekolah dari 34 provinsi mengikuti serangkaian proses seleksi hingga mendapatkan 70 terbaik yang terbagi ke dalam 14 kategori apresiasi,” jelasnya dalam laporan.
Delapan kategori diberikan kepada guru dan kepala sekolah untuk tingkat SMA, SMK, SLB dan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI). Enam kategori diberikan kepada guru dan kepala sekolah untuk tingkat SMA, SMK, dan pendidikan khusus (SLB dan SPPI).
(mpw)