Teknologi Sensor Bawah Laut Karya Mahasiswa ITS Raih 2 Penghargaan Internasional
loading...

(dari kiri) Ghifari Hanif Mustofa, Edo Danilyan, Wildan Muhammad Mursyid, Ahmad Fahmi Prakoso, dan Aldiansyah Wahfiudin saat menunjukkan prototype dari HUST 2.0. Foto/Dok/Humas ITS
A
A
A
JAKARTA - 5 mahasiswa ITS berhasil meraih Gold Medal dan Best Impact Award di Indonesia Inventors Day (IID) 2020 dalam kategori International World Invention and Technology Expo (WINTEX). Inovasi mereka adalah teknologi sensor bawah laut yang bias diaplikasikan di perairan perbatasan nusantara.
Mereka adalah Wildan Muhammad Mursyid (Teknik Material 2017), Ghifari Hanif Mustofa (Teknik Mesin 2017), Ahmad Fahmi Prakoso (Teknik Material 2018), Edo Danilyan (Biologi 2018), dan Aldiansyah Wahfiudin (Teknik Material 2018). Bekerja sama dalam satu tim, kelimanya berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus yaitu Gold Medal dan Best Impact Award di ajang berskala internasional tersebut. (Baca juga: 30 Universitas Terbaik di Indonesia versi QS Asia University Rangking 2021 )
Ketua Tim Wildan Muhammad Mursyid menyebutkan, karya inovasi mereka bernama Humanless Underwater Sensors Technology (HUST) 2.0. Alat ini merupakan inovasi teknologi sensor bawah laut yang diaplikasikan pada perairan perbatasan Indonesia.
Alat ini ternyata merupakan pengembangan dari HUST versi pertama yang juga pernah meraih Gold Medal di World Invention and Competition Exhibition (WICE) 2020 lalu. Wildan mengatakan, pada generasi keduanya ini, HUST memiliki fungsi tambahan yang dapat membantu permasalahan masyarakat terutama di bidang perairan laut.
Fungsi tambahan tersebut adalah HUST 2.0 yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Hal ini menyebabkan HUST 2.0 tidak hanya berfungsi sebagai pendeteksi kapal illegal fishing dan sistem deteksi gempa saja seperti versi pertamanya. Pada versi terbarunya ini, HUST 2.0 memanfaatkan arus laut sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik. (Baca juga: Tahap Uji Klinis, UGM dan PT FAI Kembangkan Obat Antivirus Covid-19 )
Mereka adalah Wildan Muhammad Mursyid (Teknik Material 2017), Ghifari Hanif Mustofa (Teknik Mesin 2017), Ahmad Fahmi Prakoso (Teknik Material 2018), Edo Danilyan (Biologi 2018), dan Aldiansyah Wahfiudin (Teknik Material 2018). Bekerja sama dalam satu tim, kelimanya berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus yaitu Gold Medal dan Best Impact Award di ajang berskala internasional tersebut. (Baca juga: 30 Universitas Terbaik di Indonesia versi QS Asia University Rangking 2021 )
Ketua Tim Wildan Muhammad Mursyid menyebutkan, karya inovasi mereka bernama Humanless Underwater Sensors Technology (HUST) 2.0. Alat ini merupakan inovasi teknologi sensor bawah laut yang diaplikasikan pada perairan perbatasan Indonesia.
Alat ini ternyata merupakan pengembangan dari HUST versi pertama yang juga pernah meraih Gold Medal di World Invention and Competition Exhibition (WICE) 2020 lalu. Wildan mengatakan, pada generasi keduanya ini, HUST memiliki fungsi tambahan yang dapat membantu permasalahan masyarakat terutama di bidang perairan laut.
Fungsi tambahan tersebut adalah HUST 2.0 yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Hal ini menyebabkan HUST 2.0 tidak hanya berfungsi sebagai pendeteksi kapal illegal fishing dan sistem deteksi gempa saja seperti versi pertamanya. Pada versi terbarunya ini, HUST 2.0 memanfaatkan arus laut sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik. (Baca juga: Tahap Uji Klinis, UGM dan PT FAI Kembangkan Obat Antivirus Covid-19 )
Lihat Juga :