Kemenag Harap Madrasah Jadi Ruang Pembudayaan Pembelajaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani berharap madrasah tidak hanya menjadi tempat pengajaran, tapi juga pembudayaan pembelajaran.
Menurutnya, pembudayaan pembelajaran penting dalam merespon pergeseran peradaban, dari abad industri ke abad pengetahuan. Dalam kondisi tersebut, penting memiliki sumber daya manusia yang memadai. Kalau dulu sesuatu yang dijual adalah sesuatu yang tangible (nampak), sekarang kehidupan kerapkali diukur berdasarkan ukuran ukuran yang intangible (tidak nampak). (Baca juga: Ingin Ikut Seleksi PPPK, Ini yang Harus Dilakukan Guru Honorer )
“Pergeseran dari hal hal yang nyata menjadi sesuatu yang tidak nyata khususnya dalam ilmu, maka keunggulan dari sumber daya manusia terletak pada hal yang ia miliki yaitu ilmu, dan ketika bicara tentang ilmu maka pembudayaan pembelajaran itu menjadi proses yang elementer,” ujar Ali Ramdhani, seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Minggu (5/12/2020).
Pria yang akrab disapa Dhani ini mengingatkan bahwa suatu hal yang tetap adalah perubahan dan sesuatu yang pasti adalah ketidakpastian. Menjadi tugas bersama seluruh stakeholder Kemenag, termasuk madrasah, mempersiapkan anak didik agar mampu berkiprah di masa depan.
“Kita ingin menghadirkan mereka sebagai anak zaman, menjadi anak dari sebuah dinamika zaman, mereka yang beribukan waktu, berayahkan zaman, mampu menari bersama zaman untuk menarikan zaman,” ungkap Dirjen. (Baca juga: Ini 10 Madrasah Aliyah Terbaik di Indonesia versi LTMP )
Sejalan dengan itu, guru dan tenaga kependidikan madrasah harus mampu menjadi agent of change. Karena guru mendapat tempat yang luar biasa di masyarakat.“Guru memperoleh strata yang istimewa di masyarakat kita. Setiap ucapan guru dipandang masyarakat sebagai ilmu, dan setiap apa yang dilakukan adalah teladan,” tambah Dhani.
Dengan menjadi Agent of Change, kata Dhani, guru bertugas memperkokoh ruang ruang esensial peserta didik sehingga mereka menyadari dinamika pembelajaran.
“Hal paling esensial pada manusia terletak pada akalnya, yakni kemampuan dia berpikir. Dinamika pembelajaran hari ini menjelma menjadi warna dan corak kehidupan, karena hari ini terjadi perubahan pergeseran peradaban dari abad perindustrian sekarang masuk abad pengetahuan,” tandasnya.
Dirjen Pendis mengapresiasi Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Bali atas prestasi yang telah diperoleh madrasah dalam kurun waktu terakhir.
“Madrasah adalah tempat pilihan dari anak bangsa untuk meningkatkan keagamaan pada satu sisi, dan di sisi lain juga kapasitas keilmuan yang mudah mudahan bermanfaat bagi dinamika kehidupan duniawi,” tutup Dirjen.
Menurutnya, pembudayaan pembelajaran penting dalam merespon pergeseran peradaban, dari abad industri ke abad pengetahuan. Dalam kondisi tersebut, penting memiliki sumber daya manusia yang memadai. Kalau dulu sesuatu yang dijual adalah sesuatu yang tangible (nampak), sekarang kehidupan kerapkali diukur berdasarkan ukuran ukuran yang intangible (tidak nampak). (Baca juga: Ingin Ikut Seleksi PPPK, Ini yang Harus Dilakukan Guru Honorer )
“Pergeseran dari hal hal yang nyata menjadi sesuatu yang tidak nyata khususnya dalam ilmu, maka keunggulan dari sumber daya manusia terletak pada hal yang ia miliki yaitu ilmu, dan ketika bicara tentang ilmu maka pembudayaan pembelajaran itu menjadi proses yang elementer,” ujar Ali Ramdhani, seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Minggu (5/12/2020).
Pria yang akrab disapa Dhani ini mengingatkan bahwa suatu hal yang tetap adalah perubahan dan sesuatu yang pasti adalah ketidakpastian. Menjadi tugas bersama seluruh stakeholder Kemenag, termasuk madrasah, mempersiapkan anak didik agar mampu berkiprah di masa depan.
“Kita ingin menghadirkan mereka sebagai anak zaman, menjadi anak dari sebuah dinamika zaman, mereka yang beribukan waktu, berayahkan zaman, mampu menari bersama zaman untuk menarikan zaman,” ungkap Dirjen. (Baca juga: Ini 10 Madrasah Aliyah Terbaik di Indonesia versi LTMP )
Sejalan dengan itu, guru dan tenaga kependidikan madrasah harus mampu menjadi agent of change. Karena guru mendapat tempat yang luar biasa di masyarakat.“Guru memperoleh strata yang istimewa di masyarakat kita. Setiap ucapan guru dipandang masyarakat sebagai ilmu, dan setiap apa yang dilakukan adalah teladan,” tambah Dhani.
Dengan menjadi Agent of Change, kata Dhani, guru bertugas memperkokoh ruang ruang esensial peserta didik sehingga mereka menyadari dinamika pembelajaran.
“Hal paling esensial pada manusia terletak pada akalnya, yakni kemampuan dia berpikir. Dinamika pembelajaran hari ini menjelma menjadi warna dan corak kehidupan, karena hari ini terjadi perubahan pergeseran peradaban dari abad perindustrian sekarang masuk abad pengetahuan,” tandasnya.
Dirjen Pendis mengapresiasi Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kementerian Agama Bali atas prestasi yang telah diperoleh madrasah dalam kurun waktu terakhir.
“Madrasah adalah tempat pilihan dari anak bangsa untuk meningkatkan keagamaan pada satu sisi, dan di sisi lain juga kapasitas keilmuan yang mudah mudahan bermanfaat bagi dinamika kehidupan duniawi,” tutup Dirjen.
(mpw)