Perkuat Penelitian, IPB University Gandeng Untad dan Institut Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria menandatangani nota kesepahaman antara IPB University dengan Universitas Tadulako (Untad) serta Institut Teknologi dan Bisnis Pelita Raya, (3/12) di IPB International Convention Center (IICC), Bogor. Ruang lingkup kerja sama yang dijalin mencakup bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) menjadi salah satu program yang akan dikembangkan dalam kerja sama dengan Untad. Saat ini IPB University sudah mengembangkan SPR di 11 provinsi. “Ini artinya program yang diinisasi IPB University dalam konsolidasi peternak sudah diterima secara nasional. Dan insya Allah kita selalu melibatkan perguruan tinggi di mana SPR berada,” kata Rektor IPB University. (Baca juga: Teknologi Sensor Bawah Laut Karya Mahasiswa ITS Raih 2 Penghargaan Internasional )
“Kita lihat sama-sama SPR ini menjadi model. Bisa untuk mewujudkan Kampus Merdeka. Jika ini berjalan tentu mahasiswa IPB University bisa kita arahkan untuk berkolaborasi dengan Untad,” katanya.
Selain SPR, program Data Desa Presisi (DDP) juga tengah dikembangkan IPB University. DDP merupakan suatu metodologi yang dikembangkan di desa-desa untuk basis pendataan desa demi mendapatkan data desa yang akurat. “Karena berdasarkan pengalaman kita, tingkat deviasi data yang ada di desa sampai 47 persen. Bagaimana mau mengembangkan desa dengan baik kalau kesalahan datanya sampai 47 persen,” tuturnya.
Disampaikan Rektor, inovasi perguruan tinggi harus bisa hadir di masyarakat. Semua itu harus bisa masuk sampai ke pasar agar manfaatnya terasa. Serambi Botani yang kini sudah hadir di 15 mall besar di Indonesia, menunjukkan bahwa inovasi yang dihasilkan IPB University sudah bisa diakses oleh masyarakat. Terdekat, outlet ke 16 akan dibuka di Terminal III Bandara Soekarno-Hatta. (Baca juga: Kemendikbud Dorong Mahasiswa Mendirikan Startup )
Sementara itu, Rektor Untad, Prof Mahfudz MP mengungkapkan potensi pertanian dan agribisnis di Sulawesi Tengah sangat besar. Adanya kerjasama ini, diyakininya akan membuka peluang untuk riset dan pengabdian masyarakat semakin besar.
“Kerjasama dengan IPB University sudah terjalin cukup lama. Saya kira IPB University dan Untad memiliki hubungan emosional yang erat. Semoga kerja sama ini bisa membawa berkah untuk kedua institusi,” ujar Prof Mahfudz.
Dalam kesempatan itu, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Pelita Raya, Saut Siagian, mengatakan, kerja sama dengan IPB University merupakan hal yang sangat penting. Sebagai kampus yang masih baru, Institut Teknologi dan Bisnis Pelita Raya tengah mencari role model yang bagus untuk pendidikan tinggi di Jambi. Menurutnya IPB University merupakan pilihan yang tepat untuk itu.
“Terima kasih kepada IPB University. Mudah-mudahan ke depan, dari kerjasama ini, dengan culture yang ada di IPB University, kami berharap mendapat harapan baru yang bisa dibawa untuk kemajuan di Jambi,” ujarnya.
Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) menjadi salah satu program yang akan dikembangkan dalam kerja sama dengan Untad. Saat ini IPB University sudah mengembangkan SPR di 11 provinsi. “Ini artinya program yang diinisasi IPB University dalam konsolidasi peternak sudah diterima secara nasional. Dan insya Allah kita selalu melibatkan perguruan tinggi di mana SPR berada,” kata Rektor IPB University. (Baca juga: Teknologi Sensor Bawah Laut Karya Mahasiswa ITS Raih 2 Penghargaan Internasional )
“Kita lihat sama-sama SPR ini menjadi model. Bisa untuk mewujudkan Kampus Merdeka. Jika ini berjalan tentu mahasiswa IPB University bisa kita arahkan untuk berkolaborasi dengan Untad,” katanya.
Selain SPR, program Data Desa Presisi (DDP) juga tengah dikembangkan IPB University. DDP merupakan suatu metodologi yang dikembangkan di desa-desa untuk basis pendataan desa demi mendapatkan data desa yang akurat. “Karena berdasarkan pengalaman kita, tingkat deviasi data yang ada di desa sampai 47 persen. Bagaimana mau mengembangkan desa dengan baik kalau kesalahan datanya sampai 47 persen,” tuturnya.
Disampaikan Rektor, inovasi perguruan tinggi harus bisa hadir di masyarakat. Semua itu harus bisa masuk sampai ke pasar agar manfaatnya terasa. Serambi Botani yang kini sudah hadir di 15 mall besar di Indonesia, menunjukkan bahwa inovasi yang dihasilkan IPB University sudah bisa diakses oleh masyarakat. Terdekat, outlet ke 16 akan dibuka di Terminal III Bandara Soekarno-Hatta. (Baca juga: Kemendikbud Dorong Mahasiswa Mendirikan Startup )
Sementara itu, Rektor Untad, Prof Mahfudz MP mengungkapkan potensi pertanian dan agribisnis di Sulawesi Tengah sangat besar. Adanya kerjasama ini, diyakininya akan membuka peluang untuk riset dan pengabdian masyarakat semakin besar.
“Kerjasama dengan IPB University sudah terjalin cukup lama. Saya kira IPB University dan Untad memiliki hubungan emosional yang erat. Semoga kerja sama ini bisa membawa berkah untuk kedua institusi,” ujar Prof Mahfudz.
Dalam kesempatan itu, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Pelita Raya, Saut Siagian, mengatakan, kerja sama dengan IPB University merupakan hal yang sangat penting. Sebagai kampus yang masih baru, Institut Teknologi dan Bisnis Pelita Raya tengah mencari role model yang bagus untuk pendidikan tinggi di Jambi. Menurutnya IPB University merupakan pilihan yang tepat untuk itu.
“Terima kasih kepada IPB University. Mudah-mudahan ke depan, dari kerjasama ini, dengan culture yang ada di IPB University, kami berharap mendapat harapan baru yang bisa dibawa untuk kemajuan di Jambi,” ujarnya.
(mpw)