Kemendikbud Dorong Jumlah Riset dari PMDSU
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) tidak hanya menjadi terobosan untuk menambah jumlah lulusan doctor. Namun melalui program ini juga untuk menambah jumlah riset dan publikasi di Indonesia.
PMDSU yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 ini merupakan terobosan untuk percepatan laju pendidikan Doktor guna meningkatkan jumlah lulusan Doktor sehingga memenuhi kualifikasi pendidikan dosen minimal S2. (Baca juga: UI Ciptakan Perangkat Alat Sikat Gigi untuk Orang yang Pernah Menderita Kusta )
Ditjen Dikti Kemendikbud menggelar Expo PMDSU yang pertama tahun ini secara virtual dengan tujuan untuk memperkenalkan karya unggulan alumni PMDSU kepada masyarakat. Selain itu juga mempertemukan Doktor muda maupun calon Doktor muda lulusan PMDSU dengan stakeholder terkait untuk melakukan kolaborasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa PMDSU yang telah menghasilkan 1000 publikasi. Dengan ini diharapkan hal ini tidak berhenti hanya menjadi publikasi akan tetapi menghilir pada penggunaan di dunia industri.
“Saya sangat berharap agenda riset dari mahasiswa PMDSU lebih dari 50% risetnya datang dari hilir yaitu industri, masyarakat, dan pemerintah daerah,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (19/12). (Baca juga: Mahasiswa ITS Gagas Wisata Virtual Berbasis Website di Kala Pandemi )
Selanjutnya, Nizam menjelaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia melalui para Doktor dan master yang merupakan ujung tombak dari investasi negara untuk membangun ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menghilirkan hasil-hasil penelitian tersebut untuk menggerakkan industri.
“Dalam membangun riset membutuhkan biaya infrastruktur. Oleh karena itu sinergi antara lembaga-lembaga penelitian antar perguruan tinggi perlu untuk dilakukan,” kata Nizam.
Lebih lanjut, Nizam menjelaskan sinergi adalah hal yang harus dilakukan oleh lembaga penelitian. Hal ini harus menjadi begian integral dari sistem riset, walaupun berada di bawah Kementerian yang berbeda tetapi esensinya adalah satu yaitu mengembangkan sumber daya manusia unggul dan membangun inovasi di Indonesia.
“Sehingga talenta-talenta yang ada di tanah air bisa memanfaatkan resources yang ada di lembaga-lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan antar laboratorium. Kemudian tidak ada pilihan lain selain sharing untuk bersama-sama memanfaatkan sumber daya yang kita miliki,” pesan Nizam.
PMDSU yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 ini merupakan terobosan untuk percepatan laju pendidikan Doktor guna meningkatkan jumlah lulusan Doktor sehingga memenuhi kualifikasi pendidikan dosen minimal S2. (Baca juga: UI Ciptakan Perangkat Alat Sikat Gigi untuk Orang yang Pernah Menderita Kusta )
Ditjen Dikti Kemendikbud menggelar Expo PMDSU yang pertama tahun ini secara virtual dengan tujuan untuk memperkenalkan karya unggulan alumni PMDSU kepada masyarakat. Selain itu juga mempertemukan Doktor muda maupun calon Doktor muda lulusan PMDSU dengan stakeholder terkait untuk melakukan kolaborasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa PMDSU yang telah menghasilkan 1000 publikasi. Dengan ini diharapkan hal ini tidak berhenti hanya menjadi publikasi akan tetapi menghilir pada penggunaan di dunia industri.
“Saya sangat berharap agenda riset dari mahasiswa PMDSU lebih dari 50% risetnya datang dari hilir yaitu industri, masyarakat, dan pemerintah daerah,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (19/12). (Baca juga: Mahasiswa ITS Gagas Wisata Virtual Berbasis Website di Kala Pandemi )
Selanjutnya, Nizam menjelaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia melalui para Doktor dan master yang merupakan ujung tombak dari investasi negara untuk membangun ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menghilirkan hasil-hasil penelitian tersebut untuk menggerakkan industri.
“Dalam membangun riset membutuhkan biaya infrastruktur. Oleh karena itu sinergi antara lembaga-lembaga penelitian antar perguruan tinggi perlu untuk dilakukan,” kata Nizam.
Lebih lanjut, Nizam menjelaskan sinergi adalah hal yang harus dilakukan oleh lembaga penelitian. Hal ini harus menjadi begian integral dari sistem riset, walaupun berada di bawah Kementerian yang berbeda tetapi esensinya adalah satu yaitu mengembangkan sumber daya manusia unggul dan membangun inovasi di Indonesia.
“Sehingga talenta-talenta yang ada di tanah air bisa memanfaatkan resources yang ada di lembaga-lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan antar laboratorium. Kemudian tidak ada pilihan lain selain sharing untuk bersama-sama memanfaatkan sumber daya yang kita miliki,” pesan Nizam.
(mpw)