Inovasi Unpad untuk Mudahkan Pengambilan Sampel Hewan Uji
loading...

Universitas Padjajaran Bandung. Foto/Dok/Humas Unpad
A
A
A
JAKARTA - Tim peneliti Universitas Padjadjaran berhasil mengembangkan restrainer untuk pengambilan sampel darah pada tikus percobaan secara lebih aman dan memperhatikan tingkat kesejahteraan hewan (animal welfare) dibandingkan produk serupa.
Restrainer ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Divisi Fisiologi Fakultas Kedokteran Unpad, yaitu Ronny, PhD (koordinator), Mas Rizky Anggun Adipurna Syamsunarno, PhD, Hanna, PhD, Dr. Yuni Susanti Pratiwi, Nova Sylviana, dr, MKes, Dr Aziiz Mardanarian Rosdianto, dan Juliati, dr, AIF. Baca juga: UNS Targetkan 15 Persen Prodi Terakreditasi Internasional
Ronny menjelaskan, selama ini proses pengambilan sampel darah pada tikus merupakan aktivitas yang cukup sulit. Tidak semua peneliti terkait mampu melakukannya. Restrainer selama ini digunakan agar tikus tidak banyak bergerak sehingga akan membantu proses pengambilan darah.
Namun, restrainer yang saat ini banyak beredar di pasaran juga belum optimal untuk memudahkan pengambilan darah. Meski tikus sudah ditahan di chamber, peneliti masih sulit mengambil sampel karena lokasi pembuluh vena yang tidak terlihat.
“Banyak akhirnya tikus yang seringkali ditusuk beberapa kali karena darahnya tidak keluar,” jelas Ronny seperti dikutip dari laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Senin (1/2/2021). Baca juga: Mulai Tahun Ini, ITB Kampus Cirebon Terima Mahasiswa Baru
Restrainer ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Divisi Fisiologi Fakultas Kedokteran Unpad, yaitu Ronny, PhD (koordinator), Mas Rizky Anggun Adipurna Syamsunarno, PhD, Hanna, PhD, Dr. Yuni Susanti Pratiwi, Nova Sylviana, dr, MKes, Dr Aziiz Mardanarian Rosdianto, dan Juliati, dr, AIF. Baca juga: UNS Targetkan 15 Persen Prodi Terakreditasi Internasional
Ronny menjelaskan, selama ini proses pengambilan sampel darah pada tikus merupakan aktivitas yang cukup sulit. Tidak semua peneliti terkait mampu melakukannya. Restrainer selama ini digunakan agar tikus tidak banyak bergerak sehingga akan membantu proses pengambilan darah.
Namun, restrainer yang saat ini banyak beredar di pasaran juga belum optimal untuk memudahkan pengambilan darah. Meski tikus sudah ditahan di chamber, peneliti masih sulit mengambil sampel karena lokasi pembuluh vena yang tidak terlihat.
“Banyak akhirnya tikus yang seringkali ditusuk beberapa kali karena darahnya tidak keluar,” jelas Ronny seperti dikutip dari laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Senin (1/2/2021). Baca juga: Mulai Tahun Ini, ITB Kampus Cirebon Terima Mahasiswa Baru
Lihat Juga :