DPR Minta Perpusnas Fasilitasi Buku Digital dan Diskusi Virtual Saat PSBB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi X DPR menggelar rapat virtual dengan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Syarif Bando pada Kamis 16 April 2020. Dalam rapat tersebut dibahas mengenai Kebijakan Perpusnas RI terkait dampak pandemi virus Corona (Covid-19), alokasi DAK 2019, dan beberapa agenda lainnya.
Dalam rapat tersebut, Perpusnas memaparkan langkah yang sudah diambil dalam rangka menghadapi wabah Covid-19 yang antara lain, memperkuat layanan perpustakaan digital, membuat konten edukasi Covid-19, dan realokasi anggaran.
(Baca juga: Wabah Corona, Perpusnas Diminta Gencarkan Layanan Perpustakaan Digital)
Sehubungan dengan hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian meminta, agar di masa pandemi ini, Perpusnas dapat mengambil peran dalam mensukseskan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dia menyarankan, agar Perpusnas tidak hanya membantu memfasilitasi buku-buku digital, tapi juga diskusi-diskusi yang dilakukan secara online. "Perpustakaan bukan hanya terkait buku, tetapi bagaimana membentuk ruang publik untuk pertukaran ilmu dan diskusi," kata Hetifah dalam siaran pers yang diterima SINDO Media, Jumat (17/4/2020).
"Bila sebelumnya perpustakan menyediakan ruang publik seperti auditorium, ruang baca, maka fasilitas yang sama juga dapat dibuat secara virtual oleh perpusnas dalam masa-masa ini," tambahnya.
Hetifah menambahkan, di masa pandemi ini banyak sekali inisiatif kegiatan yang diadakan oleh masyarakat. Seperti misalnya klub buku, atau sharing session dengan tema tertentu yang dilakukan secara virtual.
"Perpusnas dapat mengambil inisiatif menjadi host dengan memfasilitasi penggunaan conference call premium, agar bisa melibatkan partisipan yang banyak dalam waktu yang tak terbatas. Ini bisa dimanfaatkan berbagai komunitas literasi, mahasiswa atau elemen masyarakat lainnya," jelasnya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini, komunitas-komunitas tersebut dapat mengajukan fasilitasi acaranya kepada Perpusnas secara online.
Selain itu sambung dia, sebaiknya koleksi digital Perpusnas ditambah, terutama dengan judul-judul yang lebih populer. "Bisa misalkan ditambah koleksi-koleksi New York Times Bestseller, yang harganya cukup mahal jika dibeli khususnya oleh anak muda. Tentu tanpa mengurangi juga dukungan terhadap buku-buku lokal kita. Semuanya dengan sistem peminjaman secara online," paparnya.
Selain itu Hetifah mengingatkan, keberlanjutan program-program Perpusnas di masa pandemi ini harus mengedepankan prinsip inklusivitas. Sehingga, siapapun dan dari kalangan manapun bisa mendapatkan manfaatnya.
"Agar mereka yang marjinal dan paling terdampak tetap bisa mendapatkan manfaatnya, dan tetap produktif di masa pandemi ini. Kita harus siapkan strateginya," pungkasnya.
Dalam rapat tersebut, Perpusnas memaparkan langkah yang sudah diambil dalam rangka menghadapi wabah Covid-19 yang antara lain, memperkuat layanan perpustakaan digital, membuat konten edukasi Covid-19, dan realokasi anggaran.
(Baca juga: Wabah Corona, Perpusnas Diminta Gencarkan Layanan Perpustakaan Digital)
Sehubungan dengan hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian meminta, agar di masa pandemi ini, Perpusnas dapat mengambil peran dalam mensukseskan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dia menyarankan, agar Perpusnas tidak hanya membantu memfasilitasi buku-buku digital, tapi juga diskusi-diskusi yang dilakukan secara online. "Perpustakaan bukan hanya terkait buku, tetapi bagaimana membentuk ruang publik untuk pertukaran ilmu dan diskusi," kata Hetifah dalam siaran pers yang diterima SINDO Media, Jumat (17/4/2020).
"Bila sebelumnya perpustakan menyediakan ruang publik seperti auditorium, ruang baca, maka fasilitas yang sama juga dapat dibuat secara virtual oleh perpusnas dalam masa-masa ini," tambahnya.
Hetifah menambahkan, di masa pandemi ini banyak sekali inisiatif kegiatan yang diadakan oleh masyarakat. Seperti misalnya klub buku, atau sharing session dengan tema tertentu yang dilakukan secara virtual.
"Perpusnas dapat mengambil inisiatif menjadi host dengan memfasilitasi penggunaan conference call premium, agar bisa melibatkan partisipan yang banyak dalam waktu yang tak terbatas. Ini bisa dimanfaatkan berbagai komunitas literasi, mahasiswa atau elemen masyarakat lainnya," jelasnya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini, komunitas-komunitas tersebut dapat mengajukan fasilitasi acaranya kepada Perpusnas secara online.
Selain itu sambung dia, sebaiknya koleksi digital Perpusnas ditambah, terutama dengan judul-judul yang lebih populer. "Bisa misalkan ditambah koleksi-koleksi New York Times Bestseller, yang harganya cukup mahal jika dibeli khususnya oleh anak muda. Tentu tanpa mengurangi juga dukungan terhadap buku-buku lokal kita. Semuanya dengan sistem peminjaman secara online," paparnya.
Selain itu Hetifah mengingatkan, keberlanjutan program-program Perpusnas di masa pandemi ini harus mengedepankan prinsip inklusivitas. Sehingga, siapapun dan dari kalangan manapun bisa mendapatkan manfaatnya.
"Agar mereka yang marjinal dan paling terdampak tetap bisa mendapatkan manfaatnya, dan tetap produktif di masa pandemi ini. Kita harus siapkan strateginya," pungkasnya.
(maf)