Eli, Anak Petani yang Menjadi Sarjana Kedokteran dengan Beasiswa di Unej
loading...

Febri Fatma Lailatul Laeli, mahasiswa peraih gelar sarjana kedokteran di Universitas Jember (Unej) berfoto bersama kedua orang tuanya. Foto/Dok/Humas Unej
A
A
A
JAKARTA - Beasiswa Bidikmisi atau yang kini dikenal dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah telah banyak memberi akses kepada anak dari kalangan tidak mampu untuk meraih cita-citanya. Salah satunya adalah Febri Fatma Lailatul Laeli yang meskipun anak dari keluarga petani namun telah berhasil meraih gelar sarjana kedokteran di Universitas Jember (Unej).
Eli, begitu panggilan akrabnya merasa bersyukur telah meyandang gelar Sarjana Kedokteran. “Alhamdulillah, tahapan perkuliahan di Fakultas Kedokteran telah saya lalui dengan baik, tinggal mengikuti pendidikan profesi. Semoga juga diberi kelancaran agar cita-cita saya menjadi dokter dapat terwujud,” ujar Eli dikutip dari laman resmi Universitas Jember di unej.ac.id, Kamis (25/2).
Baca juga: UI Kampus Terbaik Indonesia versi Webometrics 2021
Eli adalah putri kedua dari pasangan Suyono yang seorang petani, dan Surip ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Kesilir, Wuluhan, Jember. Untuk kehidupan sehari-hari, ayahnya menyewa lahan seluas kurang lebih 180 m2 untuk ditanami padi di musim hujan.
Ayahnya juga menanam jagung ditanam di musim kemarau, terkadang juga mengadu keberuntungan dengan menanam tembakau. Jika sedang tak mampu menyewa lahan, Suyono menjadi buruh tani.
Eli, begitu panggilan akrabnya merasa bersyukur telah meyandang gelar Sarjana Kedokteran. “Alhamdulillah, tahapan perkuliahan di Fakultas Kedokteran telah saya lalui dengan baik, tinggal mengikuti pendidikan profesi. Semoga juga diberi kelancaran agar cita-cita saya menjadi dokter dapat terwujud,” ujar Eli dikutip dari laman resmi Universitas Jember di unej.ac.id, Kamis (25/2).
Baca juga: UI Kampus Terbaik Indonesia versi Webometrics 2021
Eli adalah putri kedua dari pasangan Suyono yang seorang petani, dan Surip ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Kesilir, Wuluhan, Jember. Untuk kehidupan sehari-hari, ayahnya menyewa lahan seluas kurang lebih 180 m2 untuk ditanami padi di musim hujan.
Ayahnya juga menanam jagung ditanam di musim kemarau, terkadang juga mengadu keberuntungan dengan menanam tembakau. Jika sedang tak mampu menyewa lahan, Suyono menjadi buruh tani.
Lihat Juga :