Keren, Mahasiswa IPB Ciptakan Alat Pendeteksi Kualitas Minyak Goreng Portabel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penelitian yang dihasilkan tim mahasiswa IPB University yakni Smart Portable Oils Spectrometer (SPOILS) atau alat pendeteksi kualitas minyak goreng portable berhasil mengantarkan mereka menjadi juara pada Tanoto Student Research Award (TSRA) National Competition 2021.
Selain IPB University , Universitas Brawijaya juga berhasil menjadi juara dengan judul penelitian Konsorsium Bakteri Kinolitik UB Forest sebagai Pemacu Pertumbuhan Tanaman dan Pengendali Penyakit Damping Off pada Tanaman Kedelai.
Inovasi dari mahasiswa IPB University ini datang dari Rulyta Aulia Ramadanti bersama Abdul Azim dan Rahma Soliha. Aulia menjelaskan, minyak goreng adalah bahan pangan pokok yang digunakan masyarakat Indonesia.
Untuk menjaga kualitas bahan pangan ini, katanya, salah satu parameter untuk menguji kualitasnya adalah kadar asam lemak bebas disamping parameter lain seperti bilangan peroksida dan kadar air. Kadar asam lemak bebas pada minyak goreng standarnya ialah 0,3%.
“Konsumsi minyak goreng dengan kadar asam lemak bebas yang terlalu tinggi dapat bersifat karsinogen dan dapat merusak jaringan tubuh. Kasus yang sering terjadi di masyarakat adalah penjualan minyak goreng daur ulang dan minyak goreng palsu dalam kemasan,” katanya pada Media Briefing TSRA secara daring.
Aulia menjelaskan, pengukuran kadar asam lemak bebas biasanya dilakukan dengan metode vitrasi dan dilakukan di lab. Masalah terjadi ketika pengukuran dengan metode ini memiliki beberapa kelemahan dalam penggunaan diluar ruangan.
“Seperti membutuhkan preparasi sampel, mobilitas rendah serta membutuhkan keahlian khusus. Untuk menjawab tantangan itu kami menginisiasi sebuah solusi yaitu SPOILS. Alat portabel penentu kualitas minyak goreng berdasarkan kadar asam lemak bebas menggunakan metode spektroskopi fluoresensi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, keunggulan SPOILS adalah prosedur kerja pengukuran asam lemak bebas yang sebelumnya terdiri dari 6 tahapan pada metode titrasi dengan mengunakan SPOILS hanya butuh 3 tahapan sederhana dan juga tidak membutuhkan keahlian khusus. Dengan SPOILS pengukuran sampel juga hanya memakan waktu 25 detik saja atau 17 kali lebih cepat daripada metode titrasi.
Head of Scholarship & Leadership Development Tanoto Foundation Aryanti Savitri menjelaskan, inovasi berbasis iptek yang telah dikerjakan oleh para mahasiswa ini bisa mendorong kualitas sumber daya manusia, meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pendidikan, mendorong generasi muda untuk bisa berinovasi dan mengembangkan aplikasi pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi untuk menjadi produk yang bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat,” imbuhnya.
Melalui TSRA ini, lanjutnya, pihaknya juga ingin meningkatkan jumlah peneliti di Indonesia, terutama para peneliti muda yang tumbuh dari perguruan tinggi. TSRA merupakan inisiatif Tanoto Foundation dalam mendukung generasi muda untuk berinovasi melalui penelitian terapan di kampusnya masing-masing serta diharapkan dapat membangun potensi hilirisasi penelitian.
TSRA telah berjalan sejak 2007, bermitra dengan IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanuddin. Tahun 2021 ini, 24 tim finalis TSRA dikompetisikan di tingkat nasional dalam dua kategori yaitu teknologi dan sains. Masing-masing terdiri dari 12 tim Sains.
Lihat Juga: Profil Unesa, Kampus di Surabaya yang Memberi Marselino Ferdinan Beasiswa Kuliah sampai Lulus
Selain IPB University , Universitas Brawijaya juga berhasil menjadi juara dengan judul penelitian Konsorsium Bakteri Kinolitik UB Forest sebagai Pemacu Pertumbuhan Tanaman dan Pengendali Penyakit Damping Off pada Tanaman Kedelai.
Inovasi dari mahasiswa IPB University ini datang dari Rulyta Aulia Ramadanti bersama Abdul Azim dan Rahma Soliha. Aulia menjelaskan, minyak goreng adalah bahan pangan pokok yang digunakan masyarakat Indonesia.
Untuk menjaga kualitas bahan pangan ini, katanya, salah satu parameter untuk menguji kualitasnya adalah kadar asam lemak bebas disamping parameter lain seperti bilangan peroksida dan kadar air. Kadar asam lemak bebas pada minyak goreng standarnya ialah 0,3%.
“Konsumsi minyak goreng dengan kadar asam lemak bebas yang terlalu tinggi dapat bersifat karsinogen dan dapat merusak jaringan tubuh. Kasus yang sering terjadi di masyarakat adalah penjualan minyak goreng daur ulang dan minyak goreng palsu dalam kemasan,” katanya pada Media Briefing TSRA secara daring.
Aulia menjelaskan, pengukuran kadar asam lemak bebas biasanya dilakukan dengan metode vitrasi dan dilakukan di lab. Masalah terjadi ketika pengukuran dengan metode ini memiliki beberapa kelemahan dalam penggunaan diluar ruangan.
“Seperti membutuhkan preparasi sampel, mobilitas rendah serta membutuhkan keahlian khusus. Untuk menjawab tantangan itu kami menginisiasi sebuah solusi yaitu SPOILS. Alat portabel penentu kualitas minyak goreng berdasarkan kadar asam lemak bebas menggunakan metode spektroskopi fluoresensi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, keunggulan SPOILS adalah prosedur kerja pengukuran asam lemak bebas yang sebelumnya terdiri dari 6 tahapan pada metode titrasi dengan mengunakan SPOILS hanya butuh 3 tahapan sederhana dan juga tidak membutuhkan keahlian khusus. Dengan SPOILS pengukuran sampel juga hanya memakan waktu 25 detik saja atau 17 kali lebih cepat daripada metode titrasi.
Head of Scholarship & Leadership Development Tanoto Foundation Aryanti Savitri menjelaskan, inovasi berbasis iptek yang telah dikerjakan oleh para mahasiswa ini bisa mendorong kualitas sumber daya manusia, meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pendidikan, mendorong generasi muda untuk bisa berinovasi dan mengembangkan aplikasi pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi untuk menjadi produk yang bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat,” imbuhnya.
Melalui TSRA ini, lanjutnya, pihaknya juga ingin meningkatkan jumlah peneliti di Indonesia, terutama para peneliti muda yang tumbuh dari perguruan tinggi. TSRA merupakan inisiatif Tanoto Foundation dalam mendukung generasi muda untuk berinovasi melalui penelitian terapan di kampusnya masing-masing serta diharapkan dapat membangun potensi hilirisasi penelitian.
TSRA telah berjalan sejak 2007, bermitra dengan IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanuddin. Tahun 2021 ini, 24 tim finalis TSRA dikompetisikan di tingkat nasional dalam dua kategori yaitu teknologi dan sains. Masing-masing terdiri dari 12 tim Sains.
Lihat Juga: Profil Unesa, Kampus di Surabaya yang Memberi Marselino Ferdinan Beasiswa Kuliah sampai Lulus
(mpw)