Pandemi Bukan Hambatan untuk Produktif dan Berprestasi

JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah menimbulkan banyak hambatan di berbagai bidang, termasuk proses pendidikan di perguruan tinggi . Namun, kesulitan yang ada tidak lantas menghambat kampus untuk tetap produktif berkarya dan mencetak prestasi membanggakan. Kunci untuk tetap produktif dan berprestasi ada pada kemampuan beradaptasi dengan kondisi yang ada. Baik dosen maupun mahasiswa perlu tetap kreatif dan inovatif.

Co-Founder Bina Sarana Informatika (BSI) Naba Aji Notoseputro mengatakan, Universitas BSI sudah membuktikan hal tersebut. Di tengah keterbatasan akibat pandemi, Universitas BSI sepanjang 2020 meraih sejumlah prestasi, antara lain masuk 50 Universitas Terbaik versi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) wilayah III.



"Kami akan terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan menjadi universitas terdepan dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, sehingga dapat menjadi universitas yang unggul berbasis ICT di Indonesia," ujarnya pada sambutan Dies Natalis ke-33 BSI, di Universitas BSI, Rabu (3/3/2021).

Naba menyebut, prestasi lain Universitas BSI di masa pandemi, yakni meraih penghargaan sebagai perguruan tinggi dengan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PM) Terproduktif Tahun 2020 tingkat Universitas di versi LLDIKTI Wilayah III Jakarta.

Penghargaan tersebut, kata dia, merupakan wujud nyata dari upaya para dosen dalam menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi dalam bentuk pengabdian pada masyarakat. Dosen-dosen Universitas BSI diakui telah memberikan dedikasi yang tinggi berupa ilmu pengetahuan, baik pelatihan, workshop, penyuluhan, ataupun sosialisasi-sosialisasi di lingkungan masyarakat.



Selain prestasi lembaga, Universitas BSI juga meraih prestasi di tingkat mahasiswa. Dua proposal karya mahasiswa kampus ini dinyatakan lolos dalam penerimaan Pendanaan Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) 2020 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa UBSI tidak kalah dengan kampus-kampus lain. Kita tahu, untuk mendapatkan pendanaan tersebut tidaklah mudah, kita berkompetisi dengan universitas ternama lainnya di seluruh Indonesia," katanya.

Universitas BSI masuk ke Top 100 Affiliations versi Sinta (Science and Technology Index) Indonesia. Sinta merupakan portal yang melakukan penilaian kinerja ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya adalah kinerja penelitian dosen. Universitas BSI masuk peringkat 95 dilihat dari rata-rata penilaian selama tiga tahun terakhir dan peringkat 199 dalam peringkat nasional.



"Penghargaan ini sangat spektakuler karena kita bersaing dengan sekitar 4.400 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Indonesia dalam penulisan jurnal-jurnal," tandasnya.

Dia berharap, lebih banyak lagi prestasi-prestasi yang membanggakan, dari sisi aspek institusi maupun dari aspek kemahasiswaan. Tidak hanya skala nasional, tetapi juga skala internasional.

Menurut Naba, usia 33 tahun sudah cukup dewasa dalam menghadapi globalisasi dan siap menghadapi era industri baru yang tengah berkembang, yakni Era Society 5.0.

Dalam memperingati Dies Natalis ke-33, Universitas BSI menggelar acara secara daring terbatas yang dihadiri oleh para pimpinan Yayasan BSI serta tetap menerapkan protokol kesehatan.

Acara tersebut juga dilaksanakan secara daring melalui YouTube dan Instagram @kuliahbsiaja dan diakses oleh kampus-kampus Universitas BSI yang tersebar di 35 lokasi seluruh Indonesia. Tema yang diangkat dalam dies natalis kali ini adalah "Menyambut Hari Baru".

Naba Aji Notoseputro menyatakan rasa syukurnya BSI mencapai usia ke 33 tahun. Banyak proses dan perjuangan yang harus dilalui hingga sampai pada pencapaian saat ini.

Dijelaskan, HUT 33 tahun tersebut sebenarnya adalah memperingati lahirnya institusi BSI, yaitu pada 3 Maret 1988, sedangkan Universitas BSI lahir pada 3 September 2018 dengan terbitnya SK dari Menristekdikti sebagai pengabungan dari 21 perguruan tinggi dilingkungan Yayasan Bina Sarana Informatika (BSI).