Kemenag Buka Pendaftaran Seleksi Mahasiswa S1 ke Timur Tengah, Cek Syaratnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama saat ini tengah mematangkan persiapan seleksi calon mahasiswa S1 (sarjana) ke Timur Tengah tahun 2021.
Salah satu bahasan yang dilakukan terkait dengan prosedur keberangkatan penerima beasiswa . Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Suyitno menyampaikan bahwa semua proses pemberangkatan mahasiswa ke timur tengah atau negara lain, utamanya yang melibatkan Kemenag merupakan bentuk kerja sama antar pemerintah dengan pemerintah.
“Semua harus dilakukan dengan aturan dan regulasi yang telah diatur oleh negara, jangan sampai ada pemberangkatan yang tidak sesuai prosedur lagi," kata Suyitno menegaskan, di Tangerang Selatan, Selasa (2/3/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerja sama Nuruzzaman, Direktur Timur Tengah dan Afrika Kementerian Luar Negeri Bagus Hendrayaning Kobarsih, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo-Mesir Bambang Suryadi, Ketua Pusat Bahasa PTKIN, PUSIBA dan OIAA.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah kriteria penerima beasiswa. Suyitno meminta para calon mahasiswa yang akan berangkat dipastikan memiliki tiga syarat yang ditetapkan.
Pertama, kemampuan bahasa yang bagus sebagai ilmu alat dalam belajar dan komunikasi. Kedua, kompetensi akademik yang kuat agar proses pembelajaran bisa selesai dengan tepat waktu. Ketiga, memiliki komitmen wawasan kebangsaan terhadap NKRI dan pemahaman Islam Wasathiyah.
Sementara Staf Khusus Menag Bidang Kerja sama Nuruzzaman menyoroti pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam proses seleksi mahasiswa S1 ke Timur Tengah. Apalagi sebelumnya, seleksi sempat ditunda tahun 2020 dikarenakan situasi pandemi covid-19.
"Seleksi mahasiswa S1 ke Timur Tengah tahun ini harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19," pesan Nuruzzaman.
Ia juga menuturkan, jumlah mahasiswa yang belajar di Mesir saat ini cukup banyak dan komitmen Kemenag salah satunya adalah bagaimana negara hadir untuk mereka yang sedang belajar di LN khususnya di Mesir. "Meskipun belajar dengan biaya mandiri harus menjadi perhatian serius kita untuk melakukan pembinaan," tutur Nuruzzaman.
Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Diktis M. Adib Abdushomad, mengungkapkan bahwa proses seleksi tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Akibat adanya pandemi covid-19 seluruh proses seleksi tahun ini akan dilaksanakan secara online (computer based test/CBT).
“Seleksi akan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu CBT dan wawancara. Tahun ini seleksi pada tahap wawancara dengan materi hafalan al-Qur’an, baca kitab kuning serta wawasan ke-islaman dan kebangsaan,” jelas Adib.
Rencana proses pendaftaran akan dilaksanakan pada April 2021 dan akan diumumkan lebih lanjut melalui surat resmi.
Pada kesempatan ini juga dihasilkan beberapa point rekomendasi untuk perbaikan proses seleksi mahasiswa ke Timur Tengah dan pembinaan mahasiswa yg sedang belajar di luar negeri, yang akan disampaikan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Salah satu bahasan yang dilakukan terkait dengan prosedur keberangkatan penerima beasiswa . Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Suyitno menyampaikan bahwa semua proses pemberangkatan mahasiswa ke timur tengah atau negara lain, utamanya yang melibatkan Kemenag merupakan bentuk kerja sama antar pemerintah dengan pemerintah.
“Semua harus dilakukan dengan aturan dan regulasi yang telah diatur oleh negara, jangan sampai ada pemberangkatan yang tidak sesuai prosedur lagi," kata Suyitno menegaskan, di Tangerang Selatan, Selasa (2/3/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerja sama Nuruzzaman, Direktur Timur Tengah dan Afrika Kementerian Luar Negeri Bagus Hendrayaning Kobarsih, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo-Mesir Bambang Suryadi, Ketua Pusat Bahasa PTKIN, PUSIBA dan OIAA.
Hal lain yang menjadi perhatian adalah kriteria penerima beasiswa. Suyitno meminta para calon mahasiswa yang akan berangkat dipastikan memiliki tiga syarat yang ditetapkan.
Pertama, kemampuan bahasa yang bagus sebagai ilmu alat dalam belajar dan komunikasi. Kedua, kompetensi akademik yang kuat agar proses pembelajaran bisa selesai dengan tepat waktu. Ketiga, memiliki komitmen wawasan kebangsaan terhadap NKRI dan pemahaman Islam Wasathiyah.
Sementara Staf Khusus Menag Bidang Kerja sama Nuruzzaman menyoroti pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam proses seleksi mahasiswa S1 ke Timur Tengah. Apalagi sebelumnya, seleksi sempat ditunda tahun 2020 dikarenakan situasi pandemi covid-19.
"Seleksi mahasiswa S1 ke Timur Tengah tahun ini harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19," pesan Nuruzzaman.
Ia juga menuturkan, jumlah mahasiswa yang belajar di Mesir saat ini cukup banyak dan komitmen Kemenag salah satunya adalah bagaimana negara hadir untuk mereka yang sedang belajar di LN khususnya di Mesir. "Meskipun belajar dengan biaya mandiri harus menjadi perhatian serius kita untuk melakukan pembinaan," tutur Nuruzzaman.
Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Diktis M. Adib Abdushomad, mengungkapkan bahwa proses seleksi tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Akibat adanya pandemi covid-19 seluruh proses seleksi tahun ini akan dilaksanakan secara online (computer based test/CBT).
“Seleksi akan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu CBT dan wawancara. Tahun ini seleksi pada tahap wawancara dengan materi hafalan al-Qur’an, baca kitab kuning serta wawasan ke-islaman dan kebangsaan,” jelas Adib.
Rencana proses pendaftaran akan dilaksanakan pada April 2021 dan akan diumumkan lebih lanjut melalui surat resmi.
Pada kesempatan ini juga dihasilkan beberapa point rekomendasi untuk perbaikan proses seleksi mahasiswa ke Timur Tengah dan pembinaan mahasiswa yg sedang belajar di luar negeri, yang akan disampaikan kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
(mpw)