Tantangan Perpustakaan Makin Berat Selama Covid-19, Benarkah?

Senin, 22 Maret 2021 - 22:26 WIB
loading...
Tantangan Perpustakaan Makin Berat Selama Covid-19, Benarkah?
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2021. Foto/Perpusnas
A A A
JAKARTA - Perpustakaan Nasional (Perpusnas RI) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2021. Rakornas yang digelar secara daring ini mengusung tema Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural.

Rakornas juga akan merumuskan rencana pembangunan di bidang perpustakaan tahun 2021. Tema ini diangkat untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan peran perpustakaan dan stakeholder masa kini.



Berbeda dengan Rakornas tahun lalu, mengingat pandemi virus Corona belum mereda, Rakornas yang digelar 22-23 Maret ini dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi Zoom yang diikuti sebanyak 10.000 peserta yang juga bisa disaksikan lewat media sosial Perpusnas.

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyatakan, Rakornas bertujuan menguatkan peran perpustakaan dalam transfer pengetahuan. Selain itu juga meningkatkan budaya literasi dan berperan dalam pemulihan ekonomi nasional. Diakui teori ilmu perpustakan yang relevan saat ini adalah transfer of knowledge.

“Konsolidasi dan koordinasi antarpemangku kepentingan di bidang perpustakaan secara intens dilakukan dalam Rakornas, sehingga perpustakaan sebagai leading sector dalam peningkatan literasi, inovasi, dan kreativitas bisa mewujudkan masyarakat berpengetahuan dan berkarakter,” katanya saat membuka Rakornas melalui siaran pers, Senin (22/3).



Dia menjelaskan, literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan yang menjadi kunci utama untuk berdaya saing. Tugas saat ini, ujarnya, adalah memastikan sisi hulu berperan optimal dan berfungsi baik. Sekaligus memastikan kebutuhan bahan bacaan bagi 270 juta penduduk terpenuhi.

Menurutnya ada empat tingkatan literasi. Yakni pertama, terangnya, adalah kemampuan mengumpulkan sumber-sumber bahan bacaan. Kedua, kemampuan memahami apa yang tersirat dari yang tersurat.

Ketiga, kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan baru, teori baru, dan kreativitas serta inovasi baru hingga memiliki kemampuan menganalisis informasi dan menulis buku. Keempat, kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermutu yang bisa dipakai dalam kompetisi global.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1869 seconds (0.1#10.140)