Keren, Dosen Muda UNAIR Raih Juara 1 Konferensi Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dr. Alexander Patera Nugraha, drg., M.Imun kembali menunjukkan kualitas tenaga pendidik Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR). Dosen muda FKG UNAIR tersebut berhasil meraih 1st Winner Poster Presentation Young Investigator Award 2021.
Dalam The 18th International Virtual Conference of Asia Pacific Association of Surgical Tissue Bank (APASTB) ini, Dr. Sandro, sapaan akrabnya, mengangkat judul penelitian Gingival Medicinal Signaling Cells Secretome Effect in Lipopolysaccharide-Induced Bone Resorption Murine Model berhasil meraih atensi besar dari 3 juri asal Indonesia, Jepang, dan Belanda.
Melalui judul tersebut, Dr. Sandro berusaha mengeksplorasi pemanfaatan sisa produksi dari metabolik sel punca mesenkimal pada gingiva atau gusi. Hasilnya, Dr. Sandro menemukan sisa produksi sel punca yang dikultur ternyata mampu mengeluarkan senyawa baik yang dapat dimanfaatkan sebagai obat terapi.
“Penelitian ini menjadi lanjutan dari hasil disertasi saya yang awalnya hanya berfokus pada sel punca gingiva. Jadi daripada dibuang dan berhenti di penelitian dasar, eksplorasi saya lakukan pada sisa metabolik sel punca dan akhirnya menemukan potensi tersebut,” jelasnya seperti dikutip dari laman Unair di unair.ac.id, Rabu (14/4).
Ditanya perihal motivasi keikutsertannya, peneliti di Penelitian Riset Nasional (PRN) Pengembangan Implan Gigi Berporus FKG UNAIR tersebut bercerita ia awalnya hanya ingin mengisi waktu luang.
“Tapi di samping itu, kewajiban dosen dan peneliti memang menyebarkan ilmu pengetahuan. Dan saya pikir konferensi internasional kemarin menjadi ajang berharga untuk menyebarkan kajian kedokteran gigi yang belum banyak digarap,” kata peraih 210 top peneliti Google Scholars UNAIR 2020 itu.
Persiapan menuju konferensi itupun bukannya tanpa tantangan. Memulai penelitian awal di kala pandemi, Dr. Sandro sempat mengalami stuck akibat kebijakan pembatasan sosial bagi seluruh civitas akademika UNAIR.
“Banyak laboratorium yang harus antre, logistik penelitian terhambat, sampai akses bergerak yang susah. Syukurlah akhirnya bisa menyelesaikan penelitian di Pusat Pengembangan dan Penelitian Stem Cell UNAIR di Kampus C,” kata dosen muda peraih Wisudawan Terbaik S3 FK UNAIR periode Maret 2021 itu.
Dalam The 18th International Virtual Conference of Asia Pacific Association of Surgical Tissue Bank (APASTB) ini, Dr. Sandro, sapaan akrabnya, mengangkat judul penelitian Gingival Medicinal Signaling Cells Secretome Effect in Lipopolysaccharide-Induced Bone Resorption Murine Model berhasil meraih atensi besar dari 3 juri asal Indonesia, Jepang, dan Belanda.
Melalui judul tersebut, Dr. Sandro berusaha mengeksplorasi pemanfaatan sisa produksi dari metabolik sel punca mesenkimal pada gingiva atau gusi. Hasilnya, Dr. Sandro menemukan sisa produksi sel punca yang dikultur ternyata mampu mengeluarkan senyawa baik yang dapat dimanfaatkan sebagai obat terapi.
“Penelitian ini menjadi lanjutan dari hasil disertasi saya yang awalnya hanya berfokus pada sel punca gingiva. Jadi daripada dibuang dan berhenti di penelitian dasar, eksplorasi saya lakukan pada sisa metabolik sel punca dan akhirnya menemukan potensi tersebut,” jelasnya seperti dikutip dari laman Unair di unair.ac.id, Rabu (14/4).
Ditanya perihal motivasi keikutsertannya, peneliti di Penelitian Riset Nasional (PRN) Pengembangan Implan Gigi Berporus FKG UNAIR tersebut bercerita ia awalnya hanya ingin mengisi waktu luang.
“Tapi di samping itu, kewajiban dosen dan peneliti memang menyebarkan ilmu pengetahuan. Dan saya pikir konferensi internasional kemarin menjadi ajang berharga untuk menyebarkan kajian kedokteran gigi yang belum banyak digarap,” kata peraih 210 top peneliti Google Scholars UNAIR 2020 itu.
Persiapan menuju konferensi itupun bukannya tanpa tantangan. Memulai penelitian awal di kala pandemi, Dr. Sandro sempat mengalami stuck akibat kebijakan pembatasan sosial bagi seluruh civitas akademika UNAIR.
“Banyak laboratorium yang harus antre, logistik penelitian terhambat, sampai akses bergerak yang susah. Syukurlah akhirnya bisa menyelesaikan penelitian di Pusat Pengembangan dan Penelitian Stem Cell UNAIR di Kampus C,” kata dosen muda peraih Wisudawan Terbaik S3 FK UNAIR periode Maret 2021 itu.