JSIT Indonesia memberikan apresiasi terhadap sejumlah capaian dan kinerja yang telah dilakukan Kemendikbud pada Hardiknas 2021, Minggu (2/5/2021). Foto/Ilustrasi/SINDOnews
AAA
JAKARTA - Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia memberikan apresiasi terhadap sejumlah capaian dan kinerja yang telah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021, Minggu (2/5/2021).
Pria asal Surabaya ini menambahkan, untuk mewujudkan pelajar dan peserta didik yang berkualitas sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang diharapkan pendiri bangsa, Kemendikbud juga telah mencanangkan Profil Pelajar Pancasila dimana di dalamnya memuat karakter beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotongroyong, dan berkebhinekaan global.
Kata dia, sudah sejak dulu hingga kini mata pelajaran seperti PKn, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, ekstrakurikuler Pramuka wajib ada dijenjang SD, SMP, SMA, bahkan hingga ke perguruan tinggi. Hal ini terbukti ampuh mempertahankan NKRI, walaupun berbagai tantangan datang silih berganti.
"Pemerintah melalui Kemdikbud telah berjuang untuk mewujudkan amanat Pasal 31 UUD 1945 melalui berbagai macam kebijakan pendidikan di semua level. dengan tentunya menghasilkan berbagai kebijakan. Kebijakan tersebut yang menjadi dasar bagi semua Warga Negara Indonesia untuk tentunya mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang layak, dengan biaya dan anggaran yang disediakan Pemerintah sebagai pemangku kebijakan," jelasnya.
Dijelaskan Zahri, bergantinya nama Kementerian, mulai dari Menteri Pengajaran sejak awal dipimpin oleh Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, hingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) saat ini yang dipimpin Menteri Nadiem Makarim, dengan berbagai bentuk dan kompetensinya masing-masing.
"Pergantian menteri pendidikan dengan latar belakang kompetensi yang berbeda-beda, juga bagian dari ikhtiar untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Berbagai konsep dan kebijakan pendidikan telah dilakukan dengan baik sesuai periode dan masa kepemimpinannya. Bagaimana hasilnya? dan upaya apa yang harus dilakukan?" ungkapnya.
Menurutnya, pergantian bentuk dan nama Kementerian juga menyesuaikan pada bergantinya kurikulum pendidikan, model implementasi mulai RSBI, akselerasi, pendidikan vokasi, serta sekolah rujukan.
"Disamping itu, berbagai program mulai Akreditasi Nasional dan Internasional, Sertifikasi Guru atau Tenaga Pendidik, Diklat atau Training Tenaga Pengajar, Pelatih Ahli, Organisasi Penggerak dan Guru Penggerak, Beasiswa Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi, Bidik Misi bahkan untuk mengakses pendidikan di daerah terpencil Kemendikbud mencanangkan Program 3 T untuk wilayah tertinggal, terdepan dan terluar. Lalu, upaya apa yang harus dilakukan?" urai Zahri.
Zahri melanjutkan, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas saat ini Kemendikbud Ristek membuat sebuah Peta Jalan Pendidikan Nasional guna mewujudkan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.
"Setiap program dan kebijakan telah menambah kemajuan dibidang pendidikan dari masa ke masa, dan sudah banyak hal yang telah dicapai dalam setiap dekade waktu tersebut. Apakah ini telah mencerminkan bahwa cita-cita kemerdekaan dibidang pendidikan telah tercapai? Tentu saja belum," ujarnya.
"Karena hingga hari ini Indonesia masih tergolong sebagai negara berkembang, belum menjadi suatu negara maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah mencapainya. Untuk itu pada semua pihak, mari teruslah berjuang," pungkasnya.