Hadirkan Peneliti Dunia, Unusa Gelar Konferensi Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) siap menyelenggarakan konferensi bertaraf internasional . Kegiatan yang merupakan event dua tahunan ini akan diselenggarakan pada 21-22 Agustus 2021, dengan judul Surabaya International Health Conference (SIHC).
Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, mengungkapkan, bahwa Unusa merupakan salah satu universitas swasta yang berkembang sangat pesat. Unusa memiliki kekuatan keilmuan khususnya di bidang kesehatan dan selalu berusaha menemukan inovasi melalui penelitian untuk berkontribusi pada dunia kesehatan.
"Unusa punya komitmen menjadi salah satu institusi terkemuka tidak hanya di level nasional tetapi juga di level internasional. Unusa juga sedang fokus meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi di beberapa jurnal internasional bereputasi sangat baik," ungkapnya.
Syafiuddin menambahkan, kegiatan ini adalah SIHC yang ketiga dan akan fokus pada penguatan kesehatan masyarakat dan teknologi kesehatan di masa pandemi.
"Pada tanggal 10 Mei 2021, konferensi ini telah resmi dibuka dan sudah bisa menerima abstrak naskah hasil penelitian melalui website resmi: http://sihc.unusa.ac.id.," tambahnya.
Pria yang juga menjadi dosen FKes ini menjelaskan, konferensi ini akan menghadirkan para akademisi sebagai pembicara yang berasal dari berbagai universitas terkemuka di dunia. "Selain itu, SIHC 2021 telah bekerja sama dengan beberapa jurnal internasional yang sangat bereputasi seperti di bawah publisher besar seperti Springer, Wiley dan beberapa publisher terkemuka lainnya," ungkapnya.
Menurut Achmad Syafiuddin, yang ditunjuk sebagai ketua komite konferensi ini menerangkan, bahwa konferensi ini dapat menjadi wadah untuk para akademisi di Indonesia dan Internasional untuk menyebarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan dari berbagai perspektif seperti medis, teknologi, dan lingkungan.
“Kami mengundang para akademisi untuk memaparkan hasil penelitiannya. Artikel yang masuk ke SIHC 2021 akan diseleksi secara ketat sehingga layak untuk dipublikasikan di beberapa jurnal yang menjadi partner SIHC 2021. Ini juga akan membantu secara umum, peningkatan jumlah publikasi akademisi di Indonesia di jurnal yang sangat bereputasi yang juga menjadi concern pemerintah Indonesia belakangan ini," pungkasnya.
Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, mengungkapkan, bahwa Unusa merupakan salah satu universitas swasta yang berkembang sangat pesat. Unusa memiliki kekuatan keilmuan khususnya di bidang kesehatan dan selalu berusaha menemukan inovasi melalui penelitian untuk berkontribusi pada dunia kesehatan.
"Unusa punya komitmen menjadi salah satu institusi terkemuka tidak hanya di level nasional tetapi juga di level internasional. Unusa juga sedang fokus meningkatkan kualitas penelitian dan publikasi di beberapa jurnal internasional bereputasi sangat baik," ungkapnya.
Syafiuddin menambahkan, kegiatan ini adalah SIHC yang ketiga dan akan fokus pada penguatan kesehatan masyarakat dan teknologi kesehatan di masa pandemi.
"Pada tanggal 10 Mei 2021, konferensi ini telah resmi dibuka dan sudah bisa menerima abstrak naskah hasil penelitian melalui website resmi: http://sihc.unusa.ac.id.," tambahnya.
Pria yang juga menjadi dosen FKes ini menjelaskan, konferensi ini akan menghadirkan para akademisi sebagai pembicara yang berasal dari berbagai universitas terkemuka di dunia. "Selain itu, SIHC 2021 telah bekerja sama dengan beberapa jurnal internasional yang sangat bereputasi seperti di bawah publisher besar seperti Springer, Wiley dan beberapa publisher terkemuka lainnya," ungkapnya.
Menurut Achmad Syafiuddin, yang ditunjuk sebagai ketua komite konferensi ini menerangkan, bahwa konferensi ini dapat menjadi wadah untuk para akademisi di Indonesia dan Internasional untuk menyebarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan dari berbagai perspektif seperti medis, teknologi, dan lingkungan.
“Kami mengundang para akademisi untuk memaparkan hasil penelitiannya. Artikel yang masuk ke SIHC 2021 akan diseleksi secara ketat sehingga layak untuk dipublikasikan di beberapa jurnal yang menjadi partner SIHC 2021. Ini juga akan membantu secara umum, peningkatan jumlah publikasi akademisi di Indonesia di jurnal yang sangat bereputasi yang juga menjadi concern pemerintah Indonesia belakangan ini," pungkasnya.
(mpw)