Mahasiswa ITS Gagas Bisnis MPASI Berbahan Dasar Buah Mangrove
loading...
A
A
A
JAKARTA - 5 mahasiswa dari Departemen Kimia ITS berhasil mengangkat sebuah ide bisnis Makanan Pendamping ASI (MPASI) bebas gluten berbahan dasar buah mangrove yang aman dikonsumsi oleh semua bayi.
MPASI yang banyak beredar di pasaran saat ini mengandung protein berupa gluten karena masih berbasis tepung terigu dan tidak semua bayi dapat mengonsumsi gluten. “Gluten dapat menimbulkan gangguan jaringan saraf dan fungsi otak bagi bayi penderita autisme dan penyakit celiac,” ujar Ketua Tim Miftahul Jannah melalui siaran pers, Selasa (18/5).
Miftahul bersama empat rekannya yaitu Sarazen Shalahuddin Akbar, Widya Anastasya Ningtiyas, Nova Ainur Rohma, dan Ardi Lukman Hakim pun berhasil meraih medali silver dalam kompetisi Business Plan yang diadakan Edutainer Nusantara Fair (ENF) 2021. “Salah satu bahan pangan bebas gluten yang bernutrisi tinggi ialah buah mangrove,” ujar mahasiswi angkatan 2019 ini.
Miftahul menjelaskan, buah mangrove yang digunakan ialah yang berjenis lindur karena kandungan nutrisinya tinggi dan dapat diolah menjadi tepung. Tepung buah mangrove sejatinya telah memenuhi kriteria bahan pangan yang sehat, yaitu mengandung protein, serat, dan vitamin.
“Pemanfaatan buah mangrove juga upaya memaksimalkan potensi sumber daya lokal yang melimpah namun belum banyak dimanfaatkan,” tambahnya.
Selain berbasis tepung buah mangrove, menurut Miftahul, produk MPASI yang diberi nama RooveBites ini juga ditambah kandungan asam amino dan riboflavin dari Glycine max. “Asam amino dan riboflavin merupakan mikronutrien yang diperlukan dalam masa pertumbuhan bayi,” terang gadis kelahiran Sukoharjo ini.
RooveBites berasal dari dua kata, yaitu Roove yang artinya mangrove dan Bites yang artinya gigitan. RooveBites memiliki dua varian produk, yaitu RooveBites Porridge berupa bubur untuk bayi berusia di bawah 6-12 bulan dan RooveBites Toddler berbentuk biskuit untuk bayi berusia di atas 12 bulan.
Dipaparkan Miftahul, sebelum diolah menjadi bubur dan biskuit, buah mangrove terlebih dahulu diproses menjadi tepung. Pada tahap awal buah akan direbus selama 20 menit kemudian dikupas dan dipotong. Tahapan berikutnya buah kembali direbus menggunakan abu sekam lalu dicuci.
MPASI yang banyak beredar di pasaran saat ini mengandung protein berupa gluten karena masih berbasis tepung terigu dan tidak semua bayi dapat mengonsumsi gluten. “Gluten dapat menimbulkan gangguan jaringan saraf dan fungsi otak bagi bayi penderita autisme dan penyakit celiac,” ujar Ketua Tim Miftahul Jannah melalui siaran pers, Selasa (18/5).
Miftahul bersama empat rekannya yaitu Sarazen Shalahuddin Akbar, Widya Anastasya Ningtiyas, Nova Ainur Rohma, dan Ardi Lukman Hakim pun berhasil meraih medali silver dalam kompetisi Business Plan yang diadakan Edutainer Nusantara Fair (ENF) 2021. “Salah satu bahan pangan bebas gluten yang bernutrisi tinggi ialah buah mangrove,” ujar mahasiswi angkatan 2019 ini.
Miftahul menjelaskan, buah mangrove yang digunakan ialah yang berjenis lindur karena kandungan nutrisinya tinggi dan dapat diolah menjadi tepung. Tepung buah mangrove sejatinya telah memenuhi kriteria bahan pangan yang sehat, yaitu mengandung protein, serat, dan vitamin.
“Pemanfaatan buah mangrove juga upaya memaksimalkan potensi sumber daya lokal yang melimpah namun belum banyak dimanfaatkan,” tambahnya.
Selain berbasis tepung buah mangrove, menurut Miftahul, produk MPASI yang diberi nama RooveBites ini juga ditambah kandungan asam amino dan riboflavin dari Glycine max. “Asam amino dan riboflavin merupakan mikronutrien yang diperlukan dalam masa pertumbuhan bayi,” terang gadis kelahiran Sukoharjo ini.
RooveBites berasal dari dua kata, yaitu Roove yang artinya mangrove dan Bites yang artinya gigitan. RooveBites memiliki dua varian produk, yaitu RooveBites Porridge berupa bubur untuk bayi berusia di bawah 6-12 bulan dan RooveBites Toddler berbentuk biskuit untuk bayi berusia di atas 12 bulan.
Dipaparkan Miftahul, sebelum diolah menjadi bubur dan biskuit, buah mangrove terlebih dahulu diproses menjadi tepung. Pada tahap awal buah akan direbus selama 20 menit kemudian dikupas dan dipotong. Tahapan berikutnya buah kembali direbus menggunakan abu sekam lalu dicuci.