Listrik Bawah Laut, ITS Gagas Pembangkit Listrik Berbasis Hydrothermal Vent

Selasa, 08 Juni 2021 - 12:03 WIB
loading...
Listrik Bawah Laut, ITS Gagas Pembangkit Listrik Berbasis Hydrothermal Vent
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan rasio elektrifikasi yang rendah. Menanggapi kondisi itu, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pun mencoba memberikan solusi sistem ketenagalistrikan bawah laut berbasis hydrothermal vent yang ramah lingkungan.

Hydrothermal vent merupakan retakan di permukaan planet yang dapat memanaskan perairan secara geothermal. Energi panas dari hydrothermal vent ini yang akan digunakan sebagai sumber utama pembangkit listrik. “Potensi hydrothermal vent belum pernah dimanfaatkan untuk pembangkit,” ujar Ketua Tim Bayu Saputra melalui siaran pers, Selasa (8/6).



Bersama dua rekan timnya, Ardi Lukman Hakim (Departemen Kimia 2020) dan Christian Vieri Halim (Departemen Teknik Fisika 2020), Bayu menggagas pembangkit listrik energi terbarukan tenaga hydrothermal vent bawah laut di Kawasan Busur, Perairan Komba, NTT.

“Di kawasan ini tingkat kerapatan hydrothermal vent tinggi dan dapat menghasilkan energi lebih besar,” jelas mahasiswa Departemen Teknik Geomatika ini.

Inovasi ini berhasil menyabet juara II dalam Marine Innovation Festival Indonesia 2021 yang diadakan Himpunan Mahasiswa Sistem Perkapalan Fakuktas Teknik Universitas Hasanuddin (HMSP FT-UH), belum lama ini.



Tahapan awal dari kerja pembangkit ialah semburan fluida panas dari hydrothermal vent ditangkap oleh kubah raksasa. “Karena mengandung banyak mineral, maka fluida perlu difiltrasi terlebih dahulu,” terangnya.

Fluida hasil filtrasi akan masuk ke bagian MSF evaporator, sementara residunya dipompa keluar. Pada MSF evaporator, fluida panas akan dinetralkan menjadi fluida murni. “Fluida murni ini akan menunjang keefektivitasan kerja turbin,” lanjut mahasiswa angkatan 2020 ini.

Lebih lanjut, pemuda asal Blitar ini menjelaskan bahwa hasil fluida murni akan masuk ke mixing chamber lalu dialirkan ke boiler. Di dalam boiler fasa fluida akan diubah menjadi uap air. “Uap air bersuhu dan bertekanan tinggi ini akan memutar turbin yang terhubung ke generator untuk menghasilkan listrik,” paparnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1802 seconds (0.1#10.140)