Rifky, Dosen Muda UGM yang Pernah Gagal UN tapi Lulus dari Oxford dan Harvard
loading...
A
A
A
“Akhirnya saya bisa kuliah dan lulus dari Harvard, tapi belum pernah menginjakkan kaki disana. Gelarnya dari Harvard, tetapi kuliah dari rumah di Maguwoharjo Sleman,” tuturnya sembari tertawa.
Situasi saat itu memang dunia dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Kondisi tersebut memaksa sebagian besar kampus di dunia menutup kuliah tatap muka dan diganti secara daring, termasuk Harvard.
Suami dr. Intan Aisha Humairah Rizquha dan ayah dari M. Rashid Salahuddin Wicaksono ini mengaku ada tantangan tersendiri melakukan perkuliahan secara daring.
Hal terberat yang dirasakannya adalah adanya perbedaan waktu yang cukup besar antara Indonesia dengan Amerika sekitar 11-12 jam. Oleh sebab itu, mau tidak mau ia harus menyesuaikan diri mengikuti waktu perkuliahan di Amerika.
“Misal kalau ada jadwal kuliah pagi jam 10, disini waktunya jam 9 malam dan kalau kuliah sore jam 5 ya di sini jam 4 pagi. Ini tantangan yang luar biasa karena harus bergelut dengan perbedaan waktu yang mengubah drastis pola kerja dan tidur,” papar penghobi tenis ini.
Selain itu, ia mengatakan beban kuliah di Harvard juga cukup tinggi. Ia mencontohkan, untuk bacaan wajib mahasiswa setiap minggunya sekitar 300-400 halaman. Namun, dengan pengalaman sebelumnya yang diperoleh saat menempuh studi di Oxford sangatlah membantu.
“Menantangnya kalau sekarang adalah bagaimana menyeimbangkan dengan peran sebagai suami dan ayah, berbeda saat dulu di Oxford masih single,” katanya.
Kisah Rifky dalam menggapai impian untuk mewujdukan mimpi masa kecilnya bisa kuliah di kampus top dunia memang tidak mudah. Namun, nyatanya ia yang sempat gagal UN SMA bisa mewujudkannya.
Bahkan, kini ia telah menyimpan surat penerimaan di program S3 Hukum di University of Oxford untuk meneliti lebih jauh tentang penerapan hukum persaingan usaha di era ekonomi digital dan dampak ekosistem digital terhadap persaingan.
Jika tidak ada kendala, ia akan memulai perkuliahan pada bulan September 2021 mendatang. Setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya, ia berharap dapat berkontribusi terhadap pembaruan hukum persaingan usaha di Indonesia.
Situasi saat itu memang dunia dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Kondisi tersebut memaksa sebagian besar kampus di dunia menutup kuliah tatap muka dan diganti secara daring, termasuk Harvard.
Suami dr. Intan Aisha Humairah Rizquha dan ayah dari M. Rashid Salahuddin Wicaksono ini mengaku ada tantangan tersendiri melakukan perkuliahan secara daring.
Hal terberat yang dirasakannya adalah adanya perbedaan waktu yang cukup besar antara Indonesia dengan Amerika sekitar 11-12 jam. Oleh sebab itu, mau tidak mau ia harus menyesuaikan diri mengikuti waktu perkuliahan di Amerika.
“Misal kalau ada jadwal kuliah pagi jam 10, disini waktunya jam 9 malam dan kalau kuliah sore jam 5 ya di sini jam 4 pagi. Ini tantangan yang luar biasa karena harus bergelut dengan perbedaan waktu yang mengubah drastis pola kerja dan tidur,” papar penghobi tenis ini.
Selain itu, ia mengatakan beban kuliah di Harvard juga cukup tinggi. Ia mencontohkan, untuk bacaan wajib mahasiswa setiap minggunya sekitar 300-400 halaman. Namun, dengan pengalaman sebelumnya yang diperoleh saat menempuh studi di Oxford sangatlah membantu.
“Menantangnya kalau sekarang adalah bagaimana menyeimbangkan dengan peran sebagai suami dan ayah, berbeda saat dulu di Oxford masih single,” katanya.
Kisah Rifky dalam menggapai impian untuk mewujdukan mimpi masa kecilnya bisa kuliah di kampus top dunia memang tidak mudah. Namun, nyatanya ia yang sempat gagal UN SMA bisa mewujudkannya.
Bahkan, kini ia telah menyimpan surat penerimaan di program S3 Hukum di University of Oxford untuk meneliti lebih jauh tentang penerapan hukum persaingan usaha di era ekonomi digital dan dampak ekosistem digital terhadap persaingan.
Jika tidak ada kendala, ia akan memulai perkuliahan pada bulan September 2021 mendatang. Setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya, ia berharap dapat berkontribusi terhadap pembaruan hukum persaingan usaha di Indonesia.
(mpw)
Lihat Juga :