Kemendikbudristek-LPDP Luncurkan Program Riset Keilmuan Terapan bagi Dosen Vokasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbudristek meluncurkan Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri bagi Dosen Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV). Program ini didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) lewat skema pendanaan riset terapan.
Dirjen Pendidikan Vokasi (Diksi) Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan, melalui program ini, insan vokasi diharapkan mampu mengembangkan riset terapan yang berkontribusi dan menyelesaikan masalah nyata di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta di masyarakat.
“Salah satu sasaran yang diprioritaskan adalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sering mengalami tantangan dalam pengembangan usahanya,” kata Wikan melalui siaran pers, Kamis (23/4).
Dirjen Wikan menambahkan, bagi para dosen di PTPPV, melakukan dan mengembangkan riset terapan bukanlah hal yang baru. Namun, topik-topik riset yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata dari industri atau masyarakat masih harus ditingkatkan jumlahnya.
“Selain itu, riset yang bersifat multidisiplin juga perlu didorong guna menghasilkan solusi sebaik mungkin dari berbagai sudut pandang. Ini supaya pendidikan vokasi bisa memberi manfaat sebesar-besarnya,” jelasnya.
Adapun tema riset bisa dieksplorasi dari bidang pariwisata, ekonomi kreatif, transportasi, energi baru dan terbarukan, kesehatan, konstruksi, pertanian, kemaritiman, kehutanan, sosial humaniora, atau bidang lainnya, serta pengembangan atau penerapan karya kekayaan intelektual yang dimiliki DUDI atau PTPPV.
Menurutnya, program ini cukup berbeda dari program-program lain, sebab pendanaannya tidak terbatas pada berakhirnya tahun anggaran. Sehingga periset lebih leluasa dalam melaksanakan risetnya. Selain itu juga persyaratan administratif yang lebih praktis dan simple dan lebih mengutamakan hasil riset tersebut.
“Program ini akan berjalan selama 10 bulan dengan dana usulan maksimal Rp500 juta untuk setiap proposal. Adapun total proposal yang nantinya akan didanai adalah sebanyak 51 usulan,” tuturnya.
Terdapat dua skema yang dapat diajukan. Pertama skema A, yakni pengembangan riset terapan dari permasalahan nyata di DUDI dan masyarakat. Keluaran yang diharapkan berupa peningkatan produktivitas, akurasi, efisiensi dan efektivitas dapat berbentuk produk/model/prototipe/naskah akademik/model tata kelola/usulan kebijakan yang dikembangkan berdasarkan temuan dan/atau masalah di lapangan, baik di DUDI maupun di masyarakat.
Skema kedua adalah skema B, yakni pengembangan riset terapan lanjutan/riset pengembangan yang dikembangkan dari perolehan Kekayaan Intelektual (KI) sebelumnya oleh PTPPV dan/atau DUDI dengan mengacu pada kebutuhan industri dan masyarakat yang memiliki nilai ekonomi dan sosial.
Peserta program adalah tim yang terdiri atas dosen atau kelompok dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa calon periset (minimal semester lima atau yang sedang melaksanakan tugas akhir/proyek akhir/skripsi).
“Komposisi tim periset sendiri sangat mendorong pendaftar untuk bekerja multidisiplin, yakni terdiri dari beberapa prodi yang berbeda atau dari beberapa PTPPV yang terdiri dari satu prodi yang sama atau beberapa prodi,” ujar Wikan.
Informasi pendaftaran program dapat dilihat melalui laman beasiswa.vokasi.kemdikbud.go.id/ mulai 23 Juni hingga 6 Agustus 2021. Para pendaftar tidak perlu langsung mengirim proposal lengkap karena penilaian pertama adalah pada Expression of Interest (EoI).
Proposal riset terapan wajib melampirkan bukti kerja sama dengan mitra DUDI atau organisasi masyarakat sipil terkait pelaksanaan program yang sesuai dengan tema riset. Rincian persyaratan, jadwal, dan proses seleksi lengkap dapat dilihat melalui laman pendaftaran tersebut.
Direktur Fasilitas Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Wisnu S. Soenarso mengatakan, program ini selaras dengan visi misi LPDP sehingga dengan senang hati LPDP menyambut baik dan mendukung program pendanaan riset keilmuan terapan dalam negeri ini untuk mempercepat peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat.
“Program ini dirancang untuk mendorong integrasi dan kolaborasi multidisiplin untuk meningkatkan kualitas produk riset terapan yang memiliki dampak nyata bagi peningkatan ekonomi dan sosial, di mana target utamanya adalah UMKM atau bisa juga berupa rintisan (startup) yang harus kita dukung,” ujar Wisnu.
Dirjen Pendidikan Vokasi (Diksi) Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan, melalui program ini, insan vokasi diharapkan mampu mengembangkan riset terapan yang berkontribusi dan menyelesaikan masalah nyata di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta di masyarakat.
“Salah satu sasaran yang diprioritaskan adalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sering mengalami tantangan dalam pengembangan usahanya,” kata Wikan melalui siaran pers, Kamis (23/4).
Dirjen Wikan menambahkan, bagi para dosen di PTPPV, melakukan dan mengembangkan riset terapan bukanlah hal yang baru. Namun, topik-topik riset yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata dari industri atau masyarakat masih harus ditingkatkan jumlahnya.
“Selain itu, riset yang bersifat multidisiplin juga perlu didorong guna menghasilkan solusi sebaik mungkin dari berbagai sudut pandang. Ini supaya pendidikan vokasi bisa memberi manfaat sebesar-besarnya,” jelasnya.
Adapun tema riset bisa dieksplorasi dari bidang pariwisata, ekonomi kreatif, transportasi, energi baru dan terbarukan, kesehatan, konstruksi, pertanian, kemaritiman, kehutanan, sosial humaniora, atau bidang lainnya, serta pengembangan atau penerapan karya kekayaan intelektual yang dimiliki DUDI atau PTPPV.
Menurutnya, program ini cukup berbeda dari program-program lain, sebab pendanaannya tidak terbatas pada berakhirnya tahun anggaran. Sehingga periset lebih leluasa dalam melaksanakan risetnya. Selain itu juga persyaratan administratif yang lebih praktis dan simple dan lebih mengutamakan hasil riset tersebut.
“Program ini akan berjalan selama 10 bulan dengan dana usulan maksimal Rp500 juta untuk setiap proposal. Adapun total proposal yang nantinya akan didanai adalah sebanyak 51 usulan,” tuturnya.
Terdapat dua skema yang dapat diajukan. Pertama skema A, yakni pengembangan riset terapan dari permasalahan nyata di DUDI dan masyarakat. Keluaran yang diharapkan berupa peningkatan produktivitas, akurasi, efisiensi dan efektivitas dapat berbentuk produk/model/prototipe/naskah akademik/model tata kelola/usulan kebijakan yang dikembangkan berdasarkan temuan dan/atau masalah di lapangan, baik di DUDI maupun di masyarakat.
Skema kedua adalah skema B, yakni pengembangan riset terapan lanjutan/riset pengembangan yang dikembangkan dari perolehan Kekayaan Intelektual (KI) sebelumnya oleh PTPPV dan/atau DUDI dengan mengacu pada kebutuhan industri dan masyarakat yang memiliki nilai ekonomi dan sosial.
Peserta program adalah tim yang terdiri atas dosen atau kelompok dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa calon periset (minimal semester lima atau yang sedang melaksanakan tugas akhir/proyek akhir/skripsi).
“Komposisi tim periset sendiri sangat mendorong pendaftar untuk bekerja multidisiplin, yakni terdiri dari beberapa prodi yang berbeda atau dari beberapa PTPPV yang terdiri dari satu prodi yang sama atau beberapa prodi,” ujar Wikan.
Informasi pendaftaran program dapat dilihat melalui laman beasiswa.vokasi.kemdikbud.go.id/ mulai 23 Juni hingga 6 Agustus 2021. Para pendaftar tidak perlu langsung mengirim proposal lengkap karena penilaian pertama adalah pada Expression of Interest (EoI).
Proposal riset terapan wajib melampirkan bukti kerja sama dengan mitra DUDI atau organisasi masyarakat sipil terkait pelaksanaan program yang sesuai dengan tema riset. Rincian persyaratan, jadwal, dan proses seleksi lengkap dapat dilihat melalui laman pendaftaran tersebut.
Direktur Fasilitas Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Wisnu S. Soenarso mengatakan, program ini selaras dengan visi misi LPDP sehingga dengan senang hati LPDP menyambut baik dan mendukung program pendanaan riset keilmuan terapan dalam negeri ini untuk mempercepat peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat.
“Program ini dirancang untuk mendorong integrasi dan kolaborasi multidisiplin untuk meningkatkan kualitas produk riset terapan yang memiliki dampak nyata bagi peningkatan ekonomi dan sosial, di mana target utamanya adalah UMKM atau bisa juga berupa rintisan (startup) yang harus kita dukung,” ujar Wisnu.
(mpw)