Selalu Waspada, Ini Tips Menjalani Isoman dari Dokter RSA UGM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketersediaan fasilitas kesehatan menurun akibat adanya lonjakan kasus Covid-19 . Angka ketersediaan kamar, oksigen, serta obat obatan cukup mengkhawatirkan. Saat ini, isolasi mandiri atau kerap kita sebut isoman menjadi opsi bijak bagi pasien yang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
“Hal yang sering terjadi, banyak pasien yang terlambat datang ke rumah sakit. Artinya, mereka sudah terkonfirmasi positif COVID-19 pada beberapa hari yang lalu namun baru datang ke rumah sakit setelah mengalami gejala berat,” tutur dr. Fithri Islamiyah S.R. dari RSA UGM dalam UGM Update Selasa (13/7).
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah konsultasi kepada pegawai medis. Yang penting dan perlu diingat bahwa Covid-19 menyerang sistem informasi antar organ sehingga sering terjadi happy hypoxia yang menyebabkan tubuh terasa sehat, namun sebenarnya sistem organ tubuh sudah tidak berfungsi dengan baik.
“Masih banyak ditemukan pasien Covid-19 justru takut untuk konsultasi ke rumah sakit,” imbuh Fithri.
Konsultasi bertujuan untuk mengetahui kondisi tubuh sehingga tindakan yang diberikan akan sesuai. Dengan adanya konsultasi maka pasien terkonfirmasi Covid-19 akan mendapatkan akses pengobatan yang dapat mendukung kondisi tubuh saat isolasi mandiri. Selain itu, pihak rumah sakit dan pegawai kesehatan akan memberikan informasi dan arahan yang tepat ketika melakukan isolasi mandiri.
“Hal selanjutnya setelah memastikan kondisi tubuh dan sudah mendapatkan perawatan yang tepat maka yang harus dilakukan adalah mengabari orang sekitar yang sekiranya melakukan kontak. Ini adalah upaya untuk mencegah penularan lebih lanjut,” jelasnya.
Saat melakukan isoman, katanya, kondisi tubuh akan sangat fluktuatif sehingga harus waspada pada kondisi tubuh dan self assessment rutin dilakukan setiap pagi dan sore. Self assessment berupa pencatatan kadar oksigen, suhu tubuh, dan evaluasi gejala yang dialami.
Tindakan ini juga dapat menjadi langkah preventif yang dapat membantu dokter memberikan tindakan ketika kondisi tubuh menurun dan diharuskan ke rumah sakit.
“Saat ini di Indonesia sedang mengalami darurat bed, oksigen, dan obat obatan sehingga ketika terkonfirmasi Covid-19 dan kondisi tubuh masih baik maka teruslah bersemangat untuk sembuh,” pungkasnya.
Lihat Juga: Anak Pemulung Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora di Momen Sumpah Pemuda, Berikut Kisahnya
“Hal yang sering terjadi, banyak pasien yang terlambat datang ke rumah sakit. Artinya, mereka sudah terkonfirmasi positif COVID-19 pada beberapa hari yang lalu namun baru datang ke rumah sakit setelah mengalami gejala berat,” tutur dr. Fithri Islamiyah S.R. dari RSA UGM dalam UGM Update Selasa (13/7).
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah konsultasi kepada pegawai medis. Yang penting dan perlu diingat bahwa Covid-19 menyerang sistem informasi antar organ sehingga sering terjadi happy hypoxia yang menyebabkan tubuh terasa sehat, namun sebenarnya sistem organ tubuh sudah tidak berfungsi dengan baik.
“Masih banyak ditemukan pasien Covid-19 justru takut untuk konsultasi ke rumah sakit,” imbuh Fithri.
Konsultasi bertujuan untuk mengetahui kondisi tubuh sehingga tindakan yang diberikan akan sesuai. Dengan adanya konsultasi maka pasien terkonfirmasi Covid-19 akan mendapatkan akses pengobatan yang dapat mendukung kondisi tubuh saat isolasi mandiri. Selain itu, pihak rumah sakit dan pegawai kesehatan akan memberikan informasi dan arahan yang tepat ketika melakukan isolasi mandiri.
“Hal selanjutnya setelah memastikan kondisi tubuh dan sudah mendapatkan perawatan yang tepat maka yang harus dilakukan adalah mengabari orang sekitar yang sekiranya melakukan kontak. Ini adalah upaya untuk mencegah penularan lebih lanjut,” jelasnya.
Saat melakukan isoman, katanya, kondisi tubuh akan sangat fluktuatif sehingga harus waspada pada kondisi tubuh dan self assessment rutin dilakukan setiap pagi dan sore. Self assessment berupa pencatatan kadar oksigen, suhu tubuh, dan evaluasi gejala yang dialami.
Tindakan ini juga dapat menjadi langkah preventif yang dapat membantu dokter memberikan tindakan ketika kondisi tubuh menurun dan diharuskan ke rumah sakit.
“Saat ini di Indonesia sedang mengalami darurat bed, oksigen, dan obat obatan sehingga ketika terkonfirmasi Covid-19 dan kondisi tubuh masih baik maka teruslah bersemangat untuk sembuh,” pungkasnya.
Lihat Juga: Anak Pemulung Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora di Momen Sumpah Pemuda, Berikut Kisahnya
(mpw)