Pembelajaran Jarak Jauh Beri Dampak Emosi Negatif pada Siswa

Kamis, 12 Agustus 2021 - 15:56 WIB
loading...
Pembelajaran Jarak Jauh...
Seorang siswa sekolah dasar mengikuti pembelajaran jarak jauh dari rumahnya. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Gerakan Sekolah Menyenangkan mengadakan survey kepada siswa mengenai dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ). Survei ini menunjukkan bahwa siswa merasakan emosi negatif selama PJJ yang berlangsung selama pandemi Covid-19 ini.

Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan Muhammad Nur Rizal mengatakan, jumlah responden pada survei ini sebanyak 1.263 siswa. Terdiri dari 534 siswa laki-laki dan 729 siswa perempuan. Siswa SD yang disurvey sebanyak 553 siswa, SMP 445 siswa dan SMA/SMK sebanyak 265 siswa.

Baca juga: Dosen Unpad Bagikan Tips Agar Tetap Produktif di Masa Pandemi

Rizal menjelaskan dari survey ini, yang paling besar dirasakan siswa selama PJJ itu ialah emosi yang sifatnya negatif. "Emosi negatif itu ada banyak. Ada bosan, sedih, kurang memahami materi, stres, bingung, kurang bisa mengatur waktu, merasa terbebani, merasa kesulitan belajar dan kurang semangat," katanya pada konferensi pers daring, Kamis (12/8/2021).

Rizal menjelaskan, semakin tinggi jenjang pendidikan maka gap atau selisih emosi negatif dan emosi positif yang dirasakan siswa semakin lebar. Menurutnya, hal ini menunjukkan ada proses belajar atau strategi belajar ataupun kurikulum yang tidak tepat diterapkan ke siswa dan juga tidak sesuai dengan perkembangan mental siswa itu sendiri.

Rizal menyampaikan, persoalan pembelajaran di masa pandemi ini jawabannya bukan hanya menyediakan fasilitas internet. Sebab hal yang terjadi di lapangan ialah siswa merasakan tugas yang disampaikan guru tidak bisa meningkatkan kompetensi belajar tetapi justru menjadi beban.

Baca juga: Peringatan Hakteknas, Mendikbudristek: Kolaborasi akan Tingkatkan Mutu Inovasi

Hal ini mengakibatkan anak merasa tidak senang belajar ataupun merasa tidak ada keinginan belajar dan tidak produktif dalam belajar. Padahal semakin dewasa, kebutuhan kemandirian dan otonomi belajar semakin tinggi.

Dia menilai, jika kesulitan belajar dan beban ini masih menimpa siswa maka dikhawatirkan adanya learning loss terhadap pengalaman belajar yang positif, bermakna dan pengalaman belajar yang bisa meningkatkan kompetensi di masa depan akan tidak didapat oleh siswa saat ini.

Oleh karena itu, dia berharap, pemerintah pun tidak hanya fokus pada penyediaan internet bagi sekolah saja. Namun masalah kesulitan belajar dan demotivasi ini juga harus menjadi prioritas utama yang diselesaikan pemerintah dalam pelaksanaan PJJ ini.

Selain itu, juga diperlukan dukungan orang tua atau keluarga yang diberikan kepada siswa selama PJJ sehingga siswa pun akan merasakan emosi positif dan termotivasi untuk belajar.

"Prioritas pendidikan memang tidak hanya mengejar materi pengetahuan tapi juga harus mengejar pendidikan karakter. Sehingga kebutuhan atau interaksi baik dengan keluarga atau teman sebaya bisa terfasilitasi," ujarnya.

Selanjutnya adalah diperlukan kurikulum darurat yang mendorong interaksi anak dengan lingkungan sosial. Sekaligus mengatasi persoalan nyata di kehidupan sehari-hari termasuk dirumah.

Menurutnya, hal ini akan mendorong siswa merasakan bahwa kebermaknaanya dalam menyelesaikan persoalan nyata tersebut sehingga siswa akan meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar siswa.

Gerakan Sekolah Menyenangkan juga menilai jika kurikulum darurat tidak cukup hanya dengan mengurangi materi kurikulum kompetensi esensial saja. Sebab hal tersebut tidak mengubah orientasi dan suasana kebatinan belajar siswa.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Dari Slawi hingga Makasar,...
Dari Slawi hingga Makasar, 155 Sekolah Luar Biasa Direvitalisasi
Jadwal ANBK 2025 untuk...
Jadwal ANBK 2025 untuk SD, SMP, dan SMA, Cek Asesmen yang Diujikan
Melawan Banjir dengan...
Melawan Banjir dengan Buku Digital, Jejak Perubahan dari SDN Tambakrejo 1 Semarang
Wapres Pastikan Pelajaran...
Wapres Pastikan Pelajaran AI akan Berlaku di SD-SMA pada Tahun Ajaran Baru
Mendikdasmen Beberkan...
Mendikdasmen Beberkan Jurus Sakti Berantas Budaya Menyontek di Sekolah
5 Contoh Ucapan Galungan...
5 Contoh Ucapan Galungan dan Kuningan 2025 untuk Teman Sekolah
Pemerintah Buka 35 Sekolah...
Pemerintah Buka 35 Sekolah Asrama Khusus untuk Keluarga Tak Mampu
Edan! ASN di Pekanbaru...
Edan! ASN di Pekanbaru Tembak Pelajar hingga Tewas
114 Pelajar Masuk Markas...
114 Pelajar Masuk Markas Bela Negara TNI AD
Rekomendasi
Doa Khusus Maia Estianty...
Doa Khusus Maia Estianty untuk Luna Maya dan Maxime Bouttier: Insya Allah Dunia Akhirat
Aturan Penjualan dan...
Aturan Penjualan dan Kemasan Rokok dalam PP 28/2024 Bikin Petani Tembakau Was-was
6 Jurus DJP Mengejar...
6 Jurus DJP Mengejar Target Penerimaan Pajak Rp2.189 Triliun di 2025
Golkar Akui SOKSI di...
Golkar Akui SOKSI di Bawah Kepemimpinan Ahmadi Noor Supit
Brand Lokal White Diary...
Brand Lokal White Diary Tawarkan Perawatan Kulit Harian Tanpa Ribet
Kapan GTA VI Rilis?...
Kapan GTA VI Rilis? Ini Spesifikasi PC yang Dibutuhkan!
Berita Terkini
Momen Haru Guru Bimbel...
Momen Haru Guru Bimbel di Depok Raih Hadiah Utama Mobil dari Produsen Keju Ternama
10 Universitas Swasta...
10 Universitas Swasta Terbaik 2025 di Tangerang Versi Edurank
Tanoto dan Gates Foundation...
Tanoto dan Gates Foundation Jalin Kerja Sama Kesehatan, Gizi, dan Pendidikan di Asia
Jadwal Terbaru SPMB...
Jadwal Terbaru SPMB Jatim 2025 SMA & SMK Jalur Domisili, Prestasi, Afirmasi, dan Mutasi
Kapan Dana KJMU 2025...
Kapan Dana KJMU 2025 Cair? Ini Jadwal Resmi dan Syarat Penerimanya
KJP Plus Tahap 1 2025...
KJP Plus Tahap 1 2025 Cair, Apa Saja Barang yang Bisa Dibelanjakan?
Infografis
AS Tepis Bisa Matikan...
AS Tepis Bisa Matikan Jet Tempur Siluman F-35 dari Jarak Jauh
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved