Kebutuhan Sosial-Kognitif Siswa, Blended Learning Jadi Landasan Sekolah Masa Depan

Minggu, 22 Agustus 2021 - 12:33 WIB
loading...
Kebutuhan Sosial-Kognitif...
Blended learning diyakini mampu memenuhi kebutuhan sosial dan kognitif siswa dan bakal menjadi landasan sekolah masa depan. Foto/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Metode pembelajaran blended learning dinilai mampu menyeimbangkan kebutuhan sosial dan kognitif siswa. Bahkan, blended learning diyakini bakal menjadi landasan sekolah masa depan.

Melalui metode pembelajaran campuran, antara luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring) itu, siswa bakal memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi pembelajaran daring secara luas sesuai minatnya masing-masing.



"Selain itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan dan keterampilan sosial lewat pertemuan luring dengan guru dan teman," ujar Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti dalam keterangannya, Minggu (22/8/2021).

Laksmi menyatakan, SMM memilih blended learning. Pasalnya, pihaknya meyakini, metode pembelajaran tersebut bakal menjadi landasan sekolah di masa depan.

Menurutnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat akan membuat siswa semakin banyak berinteraksi dengan aktivitas online yang cukup beragam.



Namun, di sisi lain, pertemuan tatap muka secara langsung dengan guru dan teman-temannya bakal tetap menjadi kebutuhan pokok anak.

"Blended learning ini untuk menyeimbangkan kebutuhan sosialnya dan kognitifnya," jelas Laksmi.

Lebih lanjut Laksmi mengatakan, SMM telah meluncurkan beberapa pusat aktivitas (hub) di kota-kota besar sebagai bagian dari rencana SMM untuk membuka puluhan sentra di kota lainnya.

Sehingga, para siswa bisa benar-benar merasakan pengalaman metode pembelajaran blended learning. SMM Hub, kata Laksmi, hadir sebagai kelas luring untuk melengkapi pengalaman murid saat belajar dengan para guru dan teman-temannya.

"Yakni dengan memberikan ruang untuk belajar secara langsung bersama fasilitator pendamping dan teman sekolah," katanya.

Laksmi juga mengatakan, kelas luring di SMM Hub dilengkapi bahan ajar dan alat peraga atau praktikum yang lengkap, sehingga para siswa mendapatkan pengalaman belajar tatap muka yang lebih optimal.

SMM Hub sendiri telah hadir di delapan kota yakni Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi, Bogor, Semarang, Bandung, dan Surabaya. Di Jawa Tengah, tepatnya Kota Kudus, SMM Hub juga telah hadir dan diresmikan pada Kamis 19 Agustus 2021 lalu.

Pelaksanaan belajar mengajar di SMM, tambah Laksmi, sesuai dengan standar protokol kesehatan. Terlebih, semua guru SMM pun sudah tervaksinasi.

"Targetnya SMM Hub akan dibuka di 80 kota di Indonesia pada akhir tahun 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan yang sesuai standar," tandasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)