Disambangi Direktur SD, Ibu Nuri Ceritakan Kisah di Balik Sesi Menginap Nadiem
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ( Mendikbudristek ) Nadiem Anwar Makarim pada Senin lalu (13/9/2021) menginap di rumah seorang guru SDN Jetisharjo, Sleman, DIY. Ibu Guru Nuri, sang pemilik rumah pun mengaku tidak menyangka seorang menteri mau menginap di rumahnya tersebut.
Keesokan harinya, Nuri juga mendapat kunjungan Direktur Sekolah Dasar, Sri Wahyuningsih. Guru SDN Jetisharjo, Sleman, Yogyakarta ini bercerita kisah di balik kedatangan Menteri Nadiem yang serba mendadak dan penuh rahasia.
Dilansir dari laman Direktorat SD Kemendikbudristek di ditpsd.kemdikbud.go.id, Kamis (16/9/2021), Nuri bersama beberapa rekannya yang tergabung dalam komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan mendiskusikan banyak isu pendidikan dengan Direktur Sekolah Dasar.
Bahasan mereka mulai dari Program Sekolah Penggerak, Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) hingga soal kemampuan para guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.
”Saya sengaja datang ke rumah Bu Nuri untuk berdiskusi, dan menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menerima mas Menteri Nadiem menginap di sini. Saya beruntung karena ternyata Bu Nuri sedang kumpul bersama teman-teman komunitas guru yang hebat-hebat. Diskusi jadi sangat menarik,” tutur Sri Wahyuningsih.
Ya, salah satu topik hangat dalam diskusi itu adalah kedatangan Mendikbudristek Nadiem Makarim ke rumah Nuri yang tak disangka-sangka. Ini menjadi kejutan manis untuk Nuri dan suami, serta bapak ibunya."Saya seperti kena prank,” ujar Nuri mengawali cerita.
Pagi hari sebelum kedatangan Menteri Nadiem, dua orang dari Kemendikbudristek datang melakukan survei ke rumah Nuri. Mereka sama sekali tidak menyampaikan bahwa Mendikbudristek akan datang menginap di situ.
Dua orang ini menyampaikan akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) Program Guru Penggerak. Tapi metodenya berbeda, tidak dengan mengisi instrumen di kertas. Mereka akan menginap di rumah Nuri dan melakukan wawancara secara mendalam.
”Tentu saya dan keluarga menyambut baik. Saya berpikir ini monev hebat sekali, orang kementerian sampai menginap di rumah calon guru penggerak,” tutur Nuri. Ia beserta suami dan ibu bapaknya segera menyiapkan kamar untuk dua orang tamu yang berjanji akan kembali pada sore hari.
Selepas maghrib, sedan hitam datang. Nuri segera menyambut dua orang yang tadi pagi berkunjung itu. Tapi di dalam mobil masih ada satu orang lagi. Dalam hati Nuri mulai timbul rasa heran. Hari yang sudah mulai gelap membuat pandangan tak begitu jelas.
Setelah turun, barulah tampak bahwa yang datang adalah Menteri Nadiem. Ia turun membawa koper. ”Loh, mas menteri mau menginap juga,” tanya Nuri. Perasaannya campur aduk antara gembira, kaget sekaligus bingung.
Iya, memang saya yang punya rencana menginap di sini,” jawab Nadiem sambil tertawa. Nuri salah tingkah sampai-sampai membiarkan begitu saja Mendikbudristek menyeret sendiri kopernya ke dalam rumah.
”Bapak saya sampai gemetaran. Untungnya mas Menteri Nadiem orangnya ramah. Setelah kami duduk di ruang tamu, pelan-pelan beliau mengajak kami ngobrol. Akhirnya kami terlibat dalam obrolan seru,” kata Nuri.
Nuri benar-benar seperti kena prank. Tidak ada satu pun orang kementerian yang memberi tahu ia dan keluarga bahwa Menteri Nadiem akan datang dan menginap. Katanya dua orang petugas monev yang akan menginap, ternyata menteri yang datang. ”Ini benar-benar kejutan yang menyenangkan,” kata Nuri.
Sri Wahyuningsih memberi penjelasan bahwa memang rencana mas menteri menginap di rumah guru sangat dirahasiakan. Bukan hanya tuan rumah yang tidak tahu, para pejabat yang mendampingi Menteri Nadiem kunjungan kerja ke Yogyakarta juga tidak tahu. ”Hanya beberapa orang terdekat saja yang tahu,” ujar Direktur Sekolah Dasar.
Dalam rilisnya, Mendikbudristek menjelaskan bahwa maksud dan tujuannya menginap di rumah Nuri tak lain adalah untuk belajar dari Guru Penggerak. “Program Guru Penggerak itu adalah salah satu program terpenting Kemendikbudristek, karena program ini adalah regenerasi pemimpin-pemimpin sekolah. Kalau saya tidak lagi menjabat sebagai Menteri, yang akan meneruskan transformasi pendidikan adalah para Guru Penggerak,” terang Menteri Nadiem.
“Saya ingin merasakan langsung keseharian sebagai calon Guru Penggerak agar saya lebih memahami. Saya ingin tahu suka dan duka Ibu Nuri sebagai guru. Boleh, Ibu, saya minta izin menginap?,” ujar Mendikbudristek memastikan.
Keesokan harinya, Nuri juga mendapat kunjungan Direktur Sekolah Dasar, Sri Wahyuningsih. Guru SDN Jetisharjo, Sleman, Yogyakarta ini bercerita kisah di balik kedatangan Menteri Nadiem yang serba mendadak dan penuh rahasia.
Dilansir dari laman Direktorat SD Kemendikbudristek di ditpsd.kemdikbud.go.id, Kamis (16/9/2021), Nuri bersama beberapa rekannya yang tergabung dalam komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan mendiskusikan banyak isu pendidikan dengan Direktur Sekolah Dasar.
Bahasan mereka mulai dari Program Sekolah Penggerak, Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) hingga soal kemampuan para guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.
”Saya sengaja datang ke rumah Bu Nuri untuk berdiskusi, dan menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menerima mas Menteri Nadiem menginap di sini. Saya beruntung karena ternyata Bu Nuri sedang kumpul bersama teman-teman komunitas guru yang hebat-hebat. Diskusi jadi sangat menarik,” tutur Sri Wahyuningsih.
Ya, salah satu topik hangat dalam diskusi itu adalah kedatangan Mendikbudristek Nadiem Makarim ke rumah Nuri yang tak disangka-sangka. Ini menjadi kejutan manis untuk Nuri dan suami, serta bapak ibunya."Saya seperti kena prank,” ujar Nuri mengawali cerita.
Pagi hari sebelum kedatangan Menteri Nadiem, dua orang dari Kemendikbudristek datang melakukan survei ke rumah Nuri. Mereka sama sekali tidak menyampaikan bahwa Mendikbudristek akan datang menginap di situ.
Dua orang ini menyampaikan akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) Program Guru Penggerak. Tapi metodenya berbeda, tidak dengan mengisi instrumen di kertas. Mereka akan menginap di rumah Nuri dan melakukan wawancara secara mendalam.
”Tentu saya dan keluarga menyambut baik. Saya berpikir ini monev hebat sekali, orang kementerian sampai menginap di rumah calon guru penggerak,” tutur Nuri. Ia beserta suami dan ibu bapaknya segera menyiapkan kamar untuk dua orang tamu yang berjanji akan kembali pada sore hari.
Selepas maghrib, sedan hitam datang. Nuri segera menyambut dua orang yang tadi pagi berkunjung itu. Tapi di dalam mobil masih ada satu orang lagi. Dalam hati Nuri mulai timbul rasa heran. Hari yang sudah mulai gelap membuat pandangan tak begitu jelas.
Setelah turun, barulah tampak bahwa yang datang adalah Menteri Nadiem. Ia turun membawa koper. ”Loh, mas menteri mau menginap juga,” tanya Nuri. Perasaannya campur aduk antara gembira, kaget sekaligus bingung.
Iya, memang saya yang punya rencana menginap di sini,” jawab Nadiem sambil tertawa. Nuri salah tingkah sampai-sampai membiarkan begitu saja Mendikbudristek menyeret sendiri kopernya ke dalam rumah.
”Bapak saya sampai gemetaran. Untungnya mas Menteri Nadiem orangnya ramah. Setelah kami duduk di ruang tamu, pelan-pelan beliau mengajak kami ngobrol. Akhirnya kami terlibat dalam obrolan seru,” kata Nuri.
Nuri benar-benar seperti kena prank. Tidak ada satu pun orang kementerian yang memberi tahu ia dan keluarga bahwa Menteri Nadiem akan datang dan menginap. Katanya dua orang petugas monev yang akan menginap, ternyata menteri yang datang. ”Ini benar-benar kejutan yang menyenangkan,” kata Nuri.
Sri Wahyuningsih memberi penjelasan bahwa memang rencana mas menteri menginap di rumah guru sangat dirahasiakan. Bukan hanya tuan rumah yang tidak tahu, para pejabat yang mendampingi Menteri Nadiem kunjungan kerja ke Yogyakarta juga tidak tahu. ”Hanya beberapa orang terdekat saja yang tahu,” ujar Direktur Sekolah Dasar.
Dalam rilisnya, Mendikbudristek menjelaskan bahwa maksud dan tujuannya menginap di rumah Nuri tak lain adalah untuk belajar dari Guru Penggerak. “Program Guru Penggerak itu adalah salah satu program terpenting Kemendikbudristek, karena program ini adalah regenerasi pemimpin-pemimpin sekolah. Kalau saya tidak lagi menjabat sebagai Menteri, yang akan meneruskan transformasi pendidikan adalah para Guru Penggerak,” terang Menteri Nadiem.
“Saya ingin merasakan langsung keseharian sebagai calon Guru Penggerak agar saya lebih memahami. Saya ingin tahu suka dan duka Ibu Nuri sebagai guru. Boleh, Ibu, saya minta izin menginap?,” ujar Mendikbudristek memastikan.
(mpw)