Pandemi Covid-19, Minat Siswa untuk Kuliah di Unusa Justru Melonjak
loading...

Mahasiswa mendemonstrasikan pengajaran jarak jauh di Laboratorium Microteaching Unusa, Jawa Timur. Foto: SINDOnews/Ali Masduki
A
A
A
SURABAYA - Dua ribu lebih mahasiswa baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tahun pelajaran 2021/2022 dikukuhkan secara hybrid.
Jumlah tersebut berasal dari mahasiswa program vokasi , akademik dan profesi di lima fakultas. Masing-masing Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK), Fakultas Kesehatan (F.Kes), Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Total keseluruhannya berjumlah 2.028 mahasiswa termasuk sebanyak 555 mahasiswa program profesi guru (PPG).
Pengukuhan yang dilakukan dalam acara sidang senat terbuka tersebut dihadiri Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof. Mohammad Nuh DEA. Sebelumnya, sejak Senin, 20 September 2021, para mahasiswa baru tersebut menjalani kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di tingkat universitas, fakultas dan program studi.
Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie, menuturkan bahwa yang harus disadari oleh para mahasiswa baru adalah bahwa sekarang bukan lagi siswa seperti di bangku sekolah sebelumnya, tapi sudah menjadi Mahasiswa. Tentu berbeda baik cara belajar maupun pergaulannya.
"Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk belajar mandiri dan harus bisa mengatur waktu dengan baik, antara belajar atau kuliah dengan berorganisasi atau bermain," katanya.
Untuk itu, mahasiswa Unusa tidak hanya dituntut belajar dan belajar, tapi juga berorganisasi sebagai bekal dikemudian hari. "Alhamdulillah Unusa telah menyediakan banyak unit kegiatan kemahasiswaan yang bisa pilih untuk berkegiatan atau berorganisasi. Melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kesempatan itu terbuka luas," terangnya.
Terkait dengan program MBKM, Unusa mempaketkan kurikulumnya dengan program mayor-minor, di mana mahasiswa dapat mengambil mata kuliah yang diminatinya di prodi atau fakultas lain sebagaimana yang digagas dalam MBKM.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Kacung Marijan, mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, minat lulusan sekolah menengah atas dalam memilih Unusa masih tetap tinggi, terbukti Unusa masih dapat mengukuhkan seribu lebih mahasiswa baru.
Jumlah mahasiswa baru yang dikukuhkan tahun ini naik 14 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah itu lebih dari 10 persennya adalah mahasiswa yang tercatat sebagai penerima beasiswa, baik dari Pemerintah, Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) maupun beasiswa dari Yarsis dan Unusa serta dari pihak swasta. "Kami bersyukur minat masuk ke Unusa masih tetap tinggi," katanya.
Terkait dengan proses pembelajaran, kata Kacung Marijan, jauh sebelum pandemi Covid-19 Unusa telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan melalui pemberian tablet kepada setiap mahasiswa baru. Sehingga, ketika pandemi dan memaksa pembelajaran dilakukan secara daring, baik dosen maupun mahasiswa Unusa sudah tidak menemui kendala lagi.
"Sistem pembelajaran hybrid, yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan online sudah lama diadabtasi oleh Unusa. Karena itu, saat pandemi pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan untuk praktikum Unusa telah menyiapkan fasilitas praktikum dengan memanfaatkan teknologi virual reality pada beberapa materi praktikum," tegasnya.
Ditambahkan Kacung Marijan, pada tahun perkuliahan ini, Unusa juga telah ditunjuk oleh Kementerin sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan Regonisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk tiga program studi, masing-masing, prodi Keperawatan, Gizi dan Prodi Pendidikan Guru PAUD.
"Kami berterima kasih kepada Kementerian yang telah memberikan kepercayaan untuk penyelenggaraan RPL, karena memang tidak banyak perguruan tinggi yang menerima amanah tersebut. Total hanya ada 70 perguruan tinggi negeri dan swasta yang menerima mandat menyelenggarakan RPL," pungkasnya.
Jumlah tersebut berasal dari mahasiswa program vokasi , akademik dan profesi di lima fakultas. Masing-masing Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK), Fakultas Kesehatan (F.Kes), Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Total keseluruhannya berjumlah 2.028 mahasiswa termasuk sebanyak 555 mahasiswa program profesi guru (PPG).
Pengukuhan yang dilakukan dalam acara sidang senat terbuka tersebut dihadiri Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof. Mohammad Nuh DEA. Sebelumnya, sejak Senin, 20 September 2021, para mahasiswa baru tersebut menjalani kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di tingkat universitas, fakultas dan program studi.
Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie, menuturkan bahwa yang harus disadari oleh para mahasiswa baru adalah bahwa sekarang bukan lagi siswa seperti di bangku sekolah sebelumnya, tapi sudah menjadi Mahasiswa. Tentu berbeda baik cara belajar maupun pergaulannya.
"Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk belajar mandiri dan harus bisa mengatur waktu dengan baik, antara belajar atau kuliah dengan berorganisasi atau bermain," katanya.
Untuk itu, mahasiswa Unusa tidak hanya dituntut belajar dan belajar, tapi juga berorganisasi sebagai bekal dikemudian hari. "Alhamdulillah Unusa telah menyediakan banyak unit kegiatan kemahasiswaan yang bisa pilih untuk berkegiatan atau berorganisasi. Melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kesempatan itu terbuka luas," terangnya.
Terkait dengan program MBKM, Unusa mempaketkan kurikulumnya dengan program mayor-minor, di mana mahasiswa dapat mengambil mata kuliah yang diminatinya di prodi atau fakultas lain sebagaimana yang digagas dalam MBKM.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Kacung Marijan, mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, minat lulusan sekolah menengah atas dalam memilih Unusa masih tetap tinggi, terbukti Unusa masih dapat mengukuhkan seribu lebih mahasiswa baru.
Jumlah mahasiswa baru yang dikukuhkan tahun ini naik 14 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah itu lebih dari 10 persennya adalah mahasiswa yang tercatat sebagai penerima beasiswa, baik dari Pemerintah, Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) maupun beasiswa dari Yarsis dan Unusa serta dari pihak swasta. "Kami bersyukur minat masuk ke Unusa masih tetap tinggi," katanya.
Terkait dengan proses pembelajaran, kata Kacung Marijan, jauh sebelum pandemi Covid-19 Unusa telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan melalui pemberian tablet kepada setiap mahasiswa baru. Sehingga, ketika pandemi dan memaksa pembelajaran dilakukan secara daring, baik dosen maupun mahasiswa Unusa sudah tidak menemui kendala lagi.
"Sistem pembelajaran hybrid, yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan online sudah lama diadabtasi oleh Unusa. Karena itu, saat pandemi pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan untuk praktikum Unusa telah menyiapkan fasilitas praktikum dengan memanfaatkan teknologi virual reality pada beberapa materi praktikum," tegasnya.
Ditambahkan Kacung Marijan, pada tahun perkuliahan ini, Unusa juga telah ditunjuk oleh Kementerin sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan Regonisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk tiga program studi, masing-masing, prodi Keperawatan, Gizi dan Prodi Pendidikan Guru PAUD.
"Kami berterima kasih kepada Kementerian yang telah memberikan kepercayaan untuk penyelenggaraan RPL, karena memang tidak banyak perguruan tinggi yang menerima amanah tersebut. Total hanya ada 70 perguruan tinggi negeri dan swasta yang menerima mandat menyelenggarakan RPL," pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :