Sumbangsih Gunadarma untuk Negeri Lawan Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai wujud kepedulian dan mendukung program pemerintah dalam menanggulangi dampak Covid-19 di Indonesia, Universitas Gunadarma dan SARI Teknologi serta InTI Teknologi, dengan PIC research Yohanes Kurnia selaku pengajar Robotika Gunadarma melakukan riset pengembangan alat bantu pernapasan, yang saat ini sangat dibutuhkan oleh pasien yang mengalami kesulitan atau gagal napas, seperti yang diakibatkan oleh Covid-19.
Tiga fakultas, yaitu yakni Falkutas Teknologi Industri, Falkutas Kedokteran, dan Falkutas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi terlibat langsung dalam riset pengembangan alat ini.
Pengembangan purwarupa alat bantu pernapasan ini dapat mengatur secara otomatis, terutama dalam menghasilkan udara atau oksigen berdasarkan ritme atau frekuensi pernapasan (Respiratory Rate), dan tingkat kebutuhan volume oksigen (Tidal Volume). Sehingga suplai oksigen ke sistem pernapasan manusia sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan serta sinkronisasi dengan pasien ketika bernapas (menghirup/menghembuskan udara).
Selain itu, untuk memonitor suplai oksigen yang dihasilkan, diberikan peralatan sensor. Tujuannya, untuk melihat tekanan maupun volume oksigen yang dihasilkan, serta detak jantung yang dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pasien untuk meminimalkan risiko dalam penggunaan peralatan bantu pernapasan ini.
Selain ventilator, tim ini juga mengembangkan perangkat PAPR (Powered Air Purifying Respirator) sebagai pelengkap APD yang memodifikasi dari perangkat masker selam yang dilengkapi dengan saluran inspirasi dan ekspirasi dengan sensor pendeteksi tekanan inspirasi dan eksipirasi yang bertujuan memberikan pernapasan yang disesuaikan dengan ritme pernapasan pemakainya dengan aman dari virus dan bakteri.
Alat ini sangat diperlukan oleh para tenaga medis di rumah sakit di Indonesia dengan kelengkapan alat mini komunikasi serta minum tanpa membuka master tersebut.
Sekitar 80 persen komponen dalam purwarupa peralatan ini menggunakan sebagian besar merupakan peralatan produksi dalam negeri (TKDN). Pengembangan purwarupa peralatan ini melibatkan pula tim Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma, untuk memberikan masukan terkait aspek kesehatan yang sesuai dengan standar fasilitas alat kesehatan khususnya alat bantu pernapasan.
Purwarupa ini terus dikembangkan dan dalam waktu dekat juga akan diajukan untuk mendapatkan sertifikat standar fasilitas alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan).
Pengembangan alat kesehatan ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan Universitas Gunadarma. Produk yang dihasilkan ini menjadi karya anak bangsa Indonesia, yang diharapkan ke depan bisa berkontribusi membantu menyediakan alat kesehatan, yang sekaligus menunjukkan sinergitas antara pihak akademisi dan industri.
Ventilator menjadi alat yang sangat dibutuhkan saat pandemi Corona di dunia. Alat ini diklaim membantu banyak pasien Corona menghadapi penyakitnya.
"Artinya, kita mencoba untuk membantu program pemerintah dalam mengatasi, dalam hal ini adalah dalam bentuk untuk membuat beberapa riset pengembangan, yang khususnya membantu beberapa saudara-saudara kita yang mungkin saat ini membutuhkan perangkat-perangkat, seperti misalnya alat bantu pernapasan" jelas Prof Adang Suhendra, Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma yang juga terlibat dalam pembuatan ventilator ini.
“Alat PAPR ini sangat diperlukan oleh para tenaga medis di rumah sakit, rumah sakit, di Indonesia dengan kelengkapan alat mini komunikasi serta minum tanpa membuka master tersebut dengan tetap terlindungi dari virus dan bakteri,” tandas Yohanes Kurnia.
Yohanes Kurnia, Profesor Adang Suhendra, Nur Hajria dari Universitas Gunadarma serta Julius, (dari RS Grand Famili), berhasil membuat ventilator yang siap diproduksi secara massal. Mereka berhasil menyelesaikan desain sistem knockdown dan lowcost ventilator dengan material yang hampir semuanya dari dalam negeri agar bisa cepat diproduksi dengan cepat, singkat dan semurah mungkin.
Tiga fakultas, yaitu yakni Falkutas Teknologi Industri, Falkutas Kedokteran, dan Falkutas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi terlibat langsung dalam riset pengembangan alat ini.
Pengembangan purwarupa alat bantu pernapasan ini dapat mengatur secara otomatis, terutama dalam menghasilkan udara atau oksigen berdasarkan ritme atau frekuensi pernapasan (Respiratory Rate), dan tingkat kebutuhan volume oksigen (Tidal Volume). Sehingga suplai oksigen ke sistem pernapasan manusia sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan serta sinkronisasi dengan pasien ketika bernapas (menghirup/menghembuskan udara).
Selain itu, untuk memonitor suplai oksigen yang dihasilkan, diberikan peralatan sensor. Tujuannya, untuk melihat tekanan maupun volume oksigen yang dihasilkan, serta detak jantung yang dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pasien untuk meminimalkan risiko dalam penggunaan peralatan bantu pernapasan ini.
Selain ventilator, tim ini juga mengembangkan perangkat PAPR (Powered Air Purifying Respirator) sebagai pelengkap APD yang memodifikasi dari perangkat masker selam yang dilengkapi dengan saluran inspirasi dan ekspirasi dengan sensor pendeteksi tekanan inspirasi dan eksipirasi yang bertujuan memberikan pernapasan yang disesuaikan dengan ritme pernapasan pemakainya dengan aman dari virus dan bakteri.
Alat ini sangat diperlukan oleh para tenaga medis di rumah sakit di Indonesia dengan kelengkapan alat mini komunikasi serta minum tanpa membuka master tersebut.
Sekitar 80 persen komponen dalam purwarupa peralatan ini menggunakan sebagian besar merupakan peralatan produksi dalam negeri (TKDN). Pengembangan purwarupa peralatan ini melibatkan pula tim Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma, untuk memberikan masukan terkait aspek kesehatan yang sesuai dengan standar fasilitas alat kesehatan khususnya alat bantu pernapasan.
Purwarupa ini terus dikembangkan dan dalam waktu dekat juga akan diajukan untuk mendapatkan sertifikat standar fasilitas alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan).
Pengembangan alat kesehatan ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan Universitas Gunadarma. Produk yang dihasilkan ini menjadi karya anak bangsa Indonesia, yang diharapkan ke depan bisa berkontribusi membantu menyediakan alat kesehatan, yang sekaligus menunjukkan sinergitas antara pihak akademisi dan industri.
Ventilator menjadi alat yang sangat dibutuhkan saat pandemi Corona di dunia. Alat ini diklaim membantu banyak pasien Corona menghadapi penyakitnya.
"Artinya, kita mencoba untuk membantu program pemerintah dalam mengatasi, dalam hal ini adalah dalam bentuk untuk membuat beberapa riset pengembangan, yang khususnya membantu beberapa saudara-saudara kita yang mungkin saat ini membutuhkan perangkat-perangkat, seperti misalnya alat bantu pernapasan" jelas Prof Adang Suhendra, Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma yang juga terlibat dalam pembuatan ventilator ini.
“Alat PAPR ini sangat diperlukan oleh para tenaga medis di rumah sakit, rumah sakit, di Indonesia dengan kelengkapan alat mini komunikasi serta minum tanpa membuka master tersebut dengan tetap terlindungi dari virus dan bakteri,” tandas Yohanes Kurnia.
Yohanes Kurnia, Profesor Adang Suhendra, Nur Hajria dari Universitas Gunadarma serta Julius, (dari RS Grand Famili), berhasil membuat ventilator yang siap diproduksi secara massal. Mereka berhasil menyelesaikan desain sistem knockdown dan lowcost ventilator dengan material yang hampir semuanya dari dalam negeri agar bisa cepat diproduksi dengan cepat, singkat dan semurah mungkin.
(alf)