PGRI-Kemenko PMK Tegaskan Peran Guru Tanamkan Revolusi Mental di Sekolah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan bahwa Revolusi Mental sejatinya ialah ruh dari pendidikan, dimana persoalan-persoalan yang dihadapi dunia saat ini terletak pada bagaimana mental berorientasi pada penyelesaian masalah.
Seperti halnya di kala pandemi saat ini, beragam tantangan berdatangan mulai dari manajemen pembelajaran daring atau tatap muka, penyesuaian teknologi, hingga perubahan iklim dan pemanasan global. Sehingga, guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran sentral sebagai aktor penggerak Revolusi Mental untuk mengubah karakter yang fixed mindset ke growth mindset atau cara pikir yang adaptif terhadap segala perubahan yang akan dihadapi.
“Semua menuntut perubahan, namun melalui Revolusi Mental kita belajar bagaimana harus bergotong royong, sekaligus memiliki kemandirian, dan mengintegrasikan nilai baik lainnya, agar kita bisa melewati berbagai pancaroba perubahan yang ada di dunia ini, karena sejatinya dunia terkoneksi satu sama lain,” kata Unifah Rosyidi dalam Workshop “Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental” Rabu (29/9).
“Guru harus jadi pelopor, guru harus jadi contoh, teladan, dan kita semua berusaha berjalan ke arah sana,” sambung dia. Di waktu yang sama, Sekjen PGRI sekaligus Ketua Panitia, Dudung Abdul Qodir, mengapresiasi atas terselenggaranya workshop hasil kerja sama PGRI dan Kemenko PMK tersebut.
Ia berharap, melalui Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental, maka nilai-nilai Revolusi Mental pun dapat dikembangkan lebih lanjut untuk dapat dilakukan sebagai dari kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan kerja sama yang baik antara pengawas, kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat di lingkungan sekolah.
"Perilaku warga sekolah haruslah mencerminkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong, serta terlihat melalui gerakannya perubahan untuk lebih melayani, bersih, tertib, mandiri, bersatu," imbuhnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko PMK Didik Suhardi menjelaskan, revolusi mental merupakan titah presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental.
"Untuk melaksanakan dan mengarahkan Revolusi Mental secara terencana dan sistematis sesuai dengan tujuannya, Revolusi Mental masuk dalam Prioritas Nasional pada RPJMN Tahun 2020-2024. Sesuai visi Presiden Jokowi, terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong," kata dia.
Gerakan ini, masih kata Didik, antara lain untuk mengubah cara pikir, cara kerja dan cara hidup bangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan dan kemoderenan.
"Kemudian siapa sasaran Gerakan Nasional Gevolusi Mental (GNRM) ini, yakni, penyelenggara negara, media, dunia usaha, masyarakat umum dan tentunya dunia pendidikan. Lima lini ini menjadi sasaran strategis dalam membumikan revolusi mental," tegasnya lagi.
Tak hanya itu, lanjut Didik, GNRM memiliki tema tahunan hingga 2024 mendatang. 2021 di masa pandemi, fokus nilai yang digaungkan adalah gotong royong 'Bersama Merajut Negeri Hadapi Pandemi'. 2022 konteksnya bangkit dari pandemi fokus nilai 'Etos Kerja' dengan tema "Teguhkan Tekad, Bangkit demi Negeri", 2023 pesta demokrasi dengan fokus nilai 'Integritas' mengangkat tema "Jaga Integritas Diri untuk Satukan Negeri". "Untuk 2024 konteksnya berkelanjutan, yakni Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong. Tema kampanye yang diangkat adalah "Lestarikan Budaya Bangsa, Teguhkan Bhinneka Tunggal Ika!," tandasnya.
Didik berharap, dalam giat ini, guru dan sekolah pelopor bisa menjadi mitra strategis dalam menanamkan nilai-nilai revolusi mental terhadap para peserta didik.
Workshop dengan tajuk Bersama Merajut Negeri Hadapi Pandemi Mewujudkan GNRM di Sekolah tersebut diikuti oleh hampir 500 peserta guru pelopor gelombang kedua dari wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, yang terdiri dari guru PAUD, SD, SMP, SMA, perwakilan madrasah, dan perwakilan dari Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PGRI.
Kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut nota kesepahaman bersama (MoU) antara PGRI dengan Kemenko PMK mengenai Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Tahun 2020-2024 sebagai upaya menanamkan nilai-nilai Revolusi Mental di sekolah sebagai pusat perubahan.
Seperti halnya di kala pandemi saat ini, beragam tantangan berdatangan mulai dari manajemen pembelajaran daring atau tatap muka, penyesuaian teknologi, hingga perubahan iklim dan pemanasan global. Sehingga, guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran sentral sebagai aktor penggerak Revolusi Mental untuk mengubah karakter yang fixed mindset ke growth mindset atau cara pikir yang adaptif terhadap segala perubahan yang akan dihadapi.
“Semua menuntut perubahan, namun melalui Revolusi Mental kita belajar bagaimana harus bergotong royong, sekaligus memiliki kemandirian, dan mengintegrasikan nilai baik lainnya, agar kita bisa melewati berbagai pancaroba perubahan yang ada di dunia ini, karena sejatinya dunia terkoneksi satu sama lain,” kata Unifah Rosyidi dalam Workshop “Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental” Rabu (29/9).
“Guru harus jadi pelopor, guru harus jadi contoh, teladan, dan kita semua berusaha berjalan ke arah sana,” sambung dia. Di waktu yang sama, Sekjen PGRI sekaligus Ketua Panitia, Dudung Abdul Qodir, mengapresiasi atas terselenggaranya workshop hasil kerja sama PGRI dan Kemenko PMK tersebut.
Ia berharap, melalui Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental, maka nilai-nilai Revolusi Mental pun dapat dikembangkan lebih lanjut untuk dapat dilakukan sebagai dari kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan kerja sama yang baik antara pengawas, kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat di lingkungan sekolah.
"Perilaku warga sekolah haruslah mencerminkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong, serta terlihat melalui gerakannya perubahan untuk lebih melayani, bersih, tertib, mandiri, bersatu," imbuhnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko PMK Didik Suhardi menjelaskan, revolusi mental merupakan titah presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental.
"Untuk melaksanakan dan mengarahkan Revolusi Mental secara terencana dan sistematis sesuai dengan tujuannya, Revolusi Mental masuk dalam Prioritas Nasional pada RPJMN Tahun 2020-2024. Sesuai visi Presiden Jokowi, terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong," kata dia.
Gerakan ini, masih kata Didik, antara lain untuk mengubah cara pikir, cara kerja dan cara hidup bangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan dan kemoderenan.
"Kemudian siapa sasaran Gerakan Nasional Gevolusi Mental (GNRM) ini, yakni, penyelenggara negara, media, dunia usaha, masyarakat umum dan tentunya dunia pendidikan. Lima lini ini menjadi sasaran strategis dalam membumikan revolusi mental," tegasnya lagi.
Tak hanya itu, lanjut Didik, GNRM memiliki tema tahunan hingga 2024 mendatang. 2021 di masa pandemi, fokus nilai yang digaungkan adalah gotong royong 'Bersama Merajut Negeri Hadapi Pandemi'. 2022 konteksnya bangkit dari pandemi fokus nilai 'Etos Kerja' dengan tema "Teguhkan Tekad, Bangkit demi Negeri", 2023 pesta demokrasi dengan fokus nilai 'Integritas' mengangkat tema "Jaga Integritas Diri untuk Satukan Negeri". "Untuk 2024 konteksnya berkelanjutan, yakni Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong. Tema kampanye yang diangkat adalah "Lestarikan Budaya Bangsa, Teguhkan Bhinneka Tunggal Ika!," tandasnya.
Didik berharap, dalam giat ini, guru dan sekolah pelopor bisa menjadi mitra strategis dalam menanamkan nilai-nilai revolusi mental terhadap para peserta didik.
Workshop dengan tajuk Bersama Merajut Negeri Hadapi Pandemi Mewujudkan GNRM di Sekolah tersebut diikuti oleh hampir 500 peserta guru pelopor gelombang kedua dari wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, yang terdiri dari guru PAUD, SD, SMP, SMA, perwakilan madrasah, dan perwakilan dari Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PGRI.
Kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut nota kesepahaman bersama (MoU) antara PGRI dengan Kemenko PMK mengenai Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Tahun 2020-2024 sebagai upaya menanamkan nilai-nilai Revolusi Mental di sekolah sebagai pusat perubahan.
(mpw)