Hadapi Tantangan Dunia, Ratusan Ilmuwan Dalam dan Luar Negeri Bersatu
loading...
A
A
A
SURABAYA - Dunia terus berubah. Perkembangan teknologipun juga tidak terbendung. Salah satunya tekonologi dibidang kesehatan. Sebagaimana diketahui, saat ini dunia kesehatan tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi peralatan medis yang semakin canggih. Berbagai peralatan medis yang canggih dapat ditemukan di rumah sakit, seperti alat USG, MRI, CT-scan atau EKG.
Namun, tidak sedikit peralatan medis mulai dikembangkan dalam skala kecil agar dapat digunakan masyarakat sehari-hari untuk memastikan atau memantau secara rutin kondisi kesehatan di rumah. Misalnya, alat medis digital pengukur tensi darah, pengukur kadar gula darah dan pengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2).
Alat-alat medis ini dibuat dan dikembangkan oleh tenaga kesehatan bersama para biomedical engineer. Untuk itu, kolaborasi dunia kedokteran dan engineering sangat diperlukan untuk merancang berbagai peralatan medis yang tepat guna dan akurat sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
Dari sini, masyarakat dapat mengetahui bahwa tidak ada lagi bidang ilmu yang murni berdiri sendiri. Adanya kolaborasi lintas disiplin ilmu dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berubah di masa depan. Guna mempersiapkan generasi unggul di bidang teknik yang berwawasan kedokteran, hadirlah biomedical engineering.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Eric Wibisono, menjelaskan bahwa biomedical engineering adalah kolaborasi ilmu keteknikan dan kedokteran yang mempelajari rekayasa sistem medis berbasis teknik. Bidang ilmu ini dinilai sangat prospektif di masa depan. Para sarjana dan ahli biomedis akan berperan penting di masyarakat khususnya dalam meningkatkan kepekaan terhadap pemantauan kesehatan pribadi melalui karya-karya rekayasa di bidang biomedical engineering.
“Ubaya sendiri telah memiliki Program Biomedical Engineering yang masuk dalam salah satu bidang peminatan di Prodi Teknik Elektro. Kami membekali mahasiswa dengan wawasan ilmu teknik yang kuat dan pemahaman dasar tentang biomedis. Tidak hanya itu, mahasiswa juga akan mengasah keterampilannya agar dapat diaplikasikan dalam merancang peralatan modern di dunia kedokteran,” katanya dalam webinar bertajuk “Biomedical Engineering: The Future of Computer-Assited Medical Practices” diselenggarakan oleh Program Biomedical Engineering Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Ubaya.
Webinar yang diikuti oleh ratusan partisipan terdiri dari siswa SMA/SMK, mahasiswa, orang tua, akademisi dan industri ini diselenggarakan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan masa kini dan masa depan dari biomedical engineering dan membuka wawasan mengenai pentingnya kolaborasi keilmuan. Dunia kedokteran perlu mengenal ilmu teknik, sebaliknya orang teknik juga bisa mendalami dunia medis.
Pada kesempatan ini Ubaya menghadirkan empat narasumber yang berasal dari dalam dan luar negeri. Narasumber pertama yaitu Prof. Dinesh K. Kumar, pakar Biomedical Engineering dari RMIT University, Australia, dengan topik ‘The Significance of Biomedical Engineering’. Materi kedua dibawakan oleh dr. Jordan Bakhriansyah, dosen Fakultas Kedokteran Ubaya dengan topik ‘Technology in Medical Practices’.
Namun, tidak sedikit peralatan medis mulai dikembangkan dalam skala kecil agar dapat digunakan masyarakat sehari-hari untuk memastikan atau memantau secara rutin kondisi kesehatan di rumah. Misalnya, alat medis digital pengukur tensi darah, pengukur kadar gula darah dan pengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2).
Alat-alat medis ini dibuat dan dikembangkan oleh tenaga kesehatan bersama para biomedical engineer. Untuk itu, kolaborasi dunia kedokteran dan engineering sangat diperlukan untuk merancang berbagai peralatan medis yang tepat guna dan akurat sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
Dari sini, masyarakat dapat mengetahui bahwa tidak ada lagi bidang ilmu yang murni berdiri sendiri. Adanya kolaborasi lintas disiplin ilmu dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berubah di masa depan. Guna mempersiapkan generasi unggul di bidang teknik yang berwawasan kedokteran, hadirlah biomedical engineering.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Eric Wibisono, menjelaskan bahwa biomedical engineering adalah kolaborasi ilmu keteknikan dan kedokteran yang mempelajari rekayasa sistem medis berbasis teknik. Bidang ilmu ini dinilai sangat prospektif di masa depan. Para sarjana dan ahli biomedis akan berperan penting di masyarakat khususnya dalam meningkatkan kepekaan terhadap pemantauan kesehatan pribadi melalui karya-karya rekayasa di bidang biomedical engineering.
“Ubaya sendiri telah memiliki Program Biomedical Engineering yang masuk dalam salah satu bidang peminatan di Prodi Teknik Elektro. Kami membekali mahasiswa dengan wawasan ilmu teknik yang kuat dan pemahaman dasar tentang biomedis. Tidak hanya itu, mahasiswa juga akan mengasah keterampilannya agar dapat diaplikasikan dalam merancang peralatan modern di dunia kedokteran,” katanya dalam webinar bertajuk “Biomedical Engineering: The Future of Computer-Assited Medical Practices” diselenggarakan oleh Program Biomedical Engineering Program Studi (Prodi) Teknik Elektro Ubaya.
Webinar yang diikuti oleh ratusan partisipan terdiri dari siswa SMA/SMK, mahasiswa, orang tua, akademisi dan industri ini diselenggarakan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan masa kini dan masa depan dari biomedical engineering dan membuka wawasan mengenai pentingnya kolaborasi keilmuan. Dunia kedokteran perlu mengenal ilmu teknik, sebaliknya orang teknik juga bisa mendalami dunia medis.
Pada kesempatan ini Ubaya menghadirkan empat narasumber yang berasal dari dalam dan luar negeri. Narasumber pertama yaitu Prof. Dinesh K. Kumar, pakar Biomedical Engineering dari RMIT University, Australia, dengan topik ‘The Significance of Biomedical Engineering’. Materi kedua dibawakan oleh dr. Jordan Bakhriansyah, dosen Fakultas Kedokteran Ubaya dengan topik ‘Technology in Medical Practices’.