PAJ dan Universitas YARSI Jalin Kerja Sama Bidang Riset, Pendidikan dan Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ) terus bergerak aktif. Kali ini, PAJ menjalin kerja sama dengan Universitas YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia), Rumah Sakit Umum YARSI serta Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan kedua belah pihak pada Senin (11/10) di Ruang Senat Akademi Universitas YARSI , antara Ketua Umum Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ), Ing. Ir. H. Vidi Galenso Syarief VDI, S. H., M. H. dan Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. mengatakan, kerja sama ini sangat bersejarah. "Ini sangat bersejarah karena momennya lahir di masa pandemi Covid-19," ucapnya dalam keterangan pers, Selasa (12/10/2021).
Fasli Jalal berharap, realisasi webinar ini dapat segera ditindaklanjuti. "Kita berharap, webinar-webinar ini segera tindaklanjuti," ujarnya.
Kerja sama PAJ dengan Universitas YARSI direalisasikan dalam bentuk riset atau penelitian. "Kemudian, kerja sama riset dengan beberapa perguruan tinggi di sana (Jerman)," imbuhnya.
Yang berarti, kata profesor, akan ada pertukaran dosen dan mahasiswa. "Kita akan lihat apakah ini pada akhirnya bisa juga 'double degree' (program kembaran atau gelar ganda)," urai rektor.
Kembali ke Fasli Jalal, intinya, kerja sama ini adalah riset untuk kemajuan masyarakat dan industri serta lainnya dalam bingkai tri dharma perguruan tinggi.
Saat ini Universitas YARSI sudah bekerja sama dengan sejumlah universitas ternama di luar negeri di antaranya dengan Amerika Serikat, Inggris, Australia, Malaysia dan beberapa universitas negara-negara Islam lainnya.
Ketua Umum Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ), Ing. Ir. H. Vidi Galenso Syarief VDI, S. H., M. H. dalam sambutannya mengatakan, selama 30 tahun PAJ berdiri, belum ada yang merasakan kehadirannya.
"Maka dari itu, di kepengurusan saya yang baru 10 bulan ini, saya membuat MoU dengan beberapa institusi salah satunya yang terbaru ini adalah dengan YARSI. Saya menyadari, PAJ belum menjadi organisasi internasional. Karena, kita baru punya 12 cabang di Indonesia," ucap Vidi.
Vidi menjelaskan, kerja sama dengan YARSI ini meliputi tiga ruang lingkup. Pertama, kerja sama bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan pelayanan kesehatan (rumah sakit).
"Kedua, kerja sama dalam pengadaan alat kesehatan buatan Jerman untuk keperluan YARSI. Dan ketiga, kerja sama dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas para pihak sesuai dengan fungsi dan
PAJ, lanjut Vidi, juga akan memfasilitasi Universitas YARSI dengan Pemerintah Jerman. "Supaya kita dapat fasilitas khusus untuk mengantarkan YARSI dengan sejumlah universitas di Jerman. Kami berharap MoU ini akan melahirkan banyak kerja sama antara YARSI dengan institusi pendidikan atau universitas-universitas, kesehatan dan teknologi kesehatan Jerman," tukasnya.
Akhirnya, Vidi pun mengucapkan terima kasih pada semua pihak di YARSI. "Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih banyak. Dan kami bangga bisa bekerjasama dengan YARSI," tutup Vidi.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan kedua belah pihak pada Senin (11/10) di Ruang Senat Akademi Universitas YARSI , antara Ketua Umum Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ), Ing. Ir. H. Vidi Galenso Syarief VDI, S. H., M. H. dan Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. mengatakan, kerja sama ini sangat bersejarah. "Ini sangat bersejarah karena momennya lahir di masa pandemi Covid-19," ucapnya dalam keterangan pers, Selasa (12/10/2021).
Fasli Jalal berharap, realisasi webinar ini dapat segera ditindaklanjuti. "Kita berharap, webinar-webinar ini segera tindaklanjuti," ujarnya.
Kerja sama PAJ dengan Universitas YARSI direalisasikan dalam bentuk riset atau penelitian. "Kemudian, kerja sama riset dengan beberapa perguruan tinggi di sana (Jerman)," imbuhnya.
Yang berarti, kata profesor, akan ada pertukaran dosen dan mahasiswa. "Kita akan lihat apakah ini pada akhirnya bisa juga 'double degree' (program kembaran atau gelar ganda)," urai rektor.
Kembali ke Fasli Jalal, intinya, kerja sama ini adalah riset untuk kemajuan masyarakat dan industri serta lainnya dalam bingkai tri dharma perguruan tinggi.
Saat ini Universitas YARSI sudah bekerja sama dengan sejumlah universitas ternama di luar negeri di antaranya dengan Amerika Serikat, Inggris, Australia, Malaysia dan beberapa universitas negara-negara Islam lainnya.
Ketua Umum Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ), Ing. Ir. H. Vidi Galenso Syarief VDI, S. H., M. H. dalam sambutannya mengatakan, selama 30 tahun PAJ berdiri, belum ada yang merasakan kehadirannya.
"Maka dari itu, di kepengurusan saya yang baru 10 bulan ini, saya membuat MoU dengan beberapa institusi salah satunya yang terbaru ini adalah dengan YARSI. Saya menyadari, PAJ belum menjadi organisasi internasional. Karena, kita baru punya 12 cabang di Indonesia," ucap Vidi.
Vidi menjelaskan, kerja sama dengan YARSI ini meliputi tiga ruang lingkup. Pertama, kerja sama bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan pelayanan kesehatan (rumah sakit).
"Kedua, kerja sama dalam pengadaan alat kesehatan buatan Jerman untuk keperluan YARSI. Dan ketiga, kerja sama dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas para pihak sesuai dengan fungsi dan
PAJ, lanjut Vidi, juga akan memfasilitasi Universitas YARSI dengan Pemerintah Jerman. "Supaya kita dapat fasilitas khusus untuk mengantarkan YARSI dengan sejumlah universitas di Jerman. Kami berharap MoU ini akan melahirkan banyak kerja sama antara YARSI dengan institusi pendidikan atau universitas-universitas, kesehatan dan teknologi kesehatan Jerman," tukasnya.
Akhirnya, Vidi pun mengucapkan terima kasih pada semua pihak di YARSI. "Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih banyak. Dan kami bangga bisa bekerjasama dengan YARSI," tutup Vidi.
(mpw)