Jokowi Tak Ingin Mahasiswa Dipagari Program Studi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) ingin pendidikan tinggi dalam hal ini universitas dapat mengembangkan talenta mahasiswanya. Jokowi tidak ingin mahasiswa dipagari oleh program studi (prodi) sehingga tidak mengikuti perkembangan zaman.
Hal tersebut dikatakan Jokowi saat memberi pembekalan kepada alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Tahun Ajaran 2021 Lemhannas RI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10/2021).
"Pendidikan tinggi kita ini harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Jangan dipagari oleh program studi di fakultas yang justru membelenggu," ucap Jokowi, dikutip dari Kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut Jokowi, sistem pembelajaran ke depan akan hybrid. Mulai dari hybrid knowledge, hybrid skill, dan lain sebagainya. Karena itulah mahasiswa harus memahami banyak ilmu pengetahuan dan tidak terbatas pada pilihan program studinya semata.
"Sehingga yang namanya mahasiswa harus paham semua. Paham matematika, paham statistik, bahasa, ilmu komputer. Dan bahasa itu bukan bahasa Inggris saja tapi bahasa coding lebih penting lagi ke depan," katanya.
Ke depan, kata Jokowi, juga akan banyak jenis pekerjaan baru yang hilang. Namun, pada saat yang sama muncul model pekerjaan baru.
"Sekarang para pemilik uang mengelola sendiri uangnya dengan e-payment. Credit assesor sangat banyak tapi sudah terjadi dan ke depan akan lebih banyak terjadi lagi, akan berubah menjadi fintech. Penerjemah sudah sangat mudah sekali sekarang dan ke depan akan menjadi aplikasi translation. Insinyur bisa diganti nantinya, hati-hati dengan advanced robotic," papar Jokowi seraya mengatakan mahasiswa harus disiapkan untuk selalu siap belajar dan siap menghadapi perubahan.
Lihat Juga: Kedubes Amerika Buka Pertukaran Mahasiswa Global 2025, Ini Persyaratan dan Cara Daftarnya
Hal tersebut dikatakan Jokowi saat memberi pembekalan kepada alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Tahun Ajaran 2021 Lemhannas RI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10/2021).
"Pendidikan tinggi kita ini harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Jangan dipagari oleh program studi di fakultas yang justru membelenggu," ucap Jokowi, dikutip dari Kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Menurut Jokowi, sistem pembelajaran ke depan akan hybrid. Mulai dari hybrid knowledge, hybrid skill, dan lain sebagainya. Karena itulah mahasiswa harus memahami banyak ilmu pengetahuan dan tidak terbatas pada pilihan program studinya semata.
"Sehingga yang namanya mahasiswa harus paham semua. Paham matematika, paham statistik, bahasa, ilmu komputer. Dan bahasa itu bukan bahasa Inggris saja tapi bahasa coding lebih penting lagi ke depan," katanya.
Ke depan, kata Jokowi, juga akan banyak jenis pekerjaan baru yang hilang. Namun, pada saat yang sama muncul model pekerjaan baru.
"Sekarang para pemilik uang mengelola sendiri uangnya dengan e-payment. Credit assesor sangat banyak tapi sudah terjadi dan ke depan akan lebih banyak terjadi lagi, akan berubah menjadi fintech. Penerjemah sudah sangat mudah sekali sekarang dan ke depan akan menjadi aplikasi translation. Insinyur bisa diganti nantinya, hati-hati dengan advanced robotic," papar Jokowi seraya mengatakan mahasiswa harus disiapkan untuk selalu siap belajar dan siap menghadapi perubahan.
Lihat Juga: Kedubes Amerika Buka Pertukaran Mahasiswa Global 2025, Ini Persyaratan dan Cara Daftarnya
(zik)