Orang Tua, Simak 3 Tips Atasi Burnout saat Dampingi Anak Belajar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Semenjak dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar secara daring, orang tua memiliki peran baru, yaitu menjadi pendamping belajar anak di rumah. Layaknya belajar secara langsung di sekolah, anak juga perlu didampingi saat belajar di rumah.
Dalam prosesnya, tidak sedikit orang tua yang merasa kaget, bingung, maupun lelah dalam menghadapi keadaan baru tersebut. Belum lagi dengan persoalan pekerjaan harian orang tua baik di kantor atau di rumah yang sudah membuat stres dan melelahkan atau Burnout .
Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat seseorang yang dipicu oleh pekerjaan. Burnout tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan perlu diatasi dengan tepat karena dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Atas dasar itulah, banyak tantangan yang dihadapi orang tua saat menjadi guru dadakan bagi anak. Namun, orang tua perlu beradaptasi untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Selama ini mungkin banyak orang tua yang dalam benaknya pernah terbesit pertanyaan-pertanyaan seperti “Kenapa ya mendampingi anak belajar sebentar saja melelahkan, padahal kerja berjam-jam kuat?” atau “Seberapa jauh sih orang tua harus membantu Pekerjaan Rumah (PR) anak?”.
Untuk mengetahui jawaban dari kedua pertanyaan tersebut, platform edukasi berbasis teknologi, Zenius, melalui Zenius untuk Ortu (ZenOrtu) memberikan penjelasan serta tips agar orang tua tidak mudah lelah dalam mendampingi anak belajar.
Simak 3 tips untuk mencegah burnout ketika mendampingi anak belajar.
1. Beri ruang bagi diri sendiri
Penting bagi orang tua untuk memberi jeda pada diri. Cobalah untuk mendengarkan pikiran dan rasakan segala pikiran yang muncul. Berikutnya, lakukan temperature check dengan memejamkan mata dan fokus di segala sensasi yang ada di tubuh.
Terima semua perasaan dan pikiran, kenali kapasitas diri, dan berdamai dengan diri sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan para orang tua bisa menyayangi diri sendiri serta fokus terhadap diri sendiri sebelum mendampingi putra maupun putri mereka belajar.
2. Cek kondisi sekitar
Ciptakan kondisi yang kondusif agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan nyaman. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur posisi duduk yang ideal, menghindari ruangan bising yang dapat mempersulit konsentrasi, serta mengatur suhu ruangan yang pas.
Kalau selama ini orang tua merasa mudah lelah, mungkin kondisi sekitar belum cukup nyaman. Kondisi yang nyaman membantu kita untuk lebih betah berlama-lama mendampingi buah hati.
3. Kenali peran orang tua
Untuk menjawab pertanyaan kedua, pertama-tama kita perlu mengetahui fungsi orang tua dalam pendampingan kegiatan belajar, yakni:
a. Sumber pengetahuan: orang tua membantu anak dalam menyediakan informasi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan anak
b. Sahabat: bangun kedekatan emosional dengan anak, tunjukkan empati dan validasi perasaannya di saat mereka lelah
c. Penantang: saat anak bosan, beri tantangan dengan soal yang lebih sulit agar anak terpacu. Orang tua juga bisa mengemas pembelajaran yang lebih interaktif dengan metode permainan.
d. Motivator: anak tentunya memiliki masalahnya sendiri, seperti konflik dengan teman sebaya atau perasaan gagal. Hal terpenting adalah untuk selalu memvalidasi perasaan anak, kemudian beri motivasi untuk menaikkan semangat anak.
e. Manajemen: bantu anak untuk merencanakan jadwal belajar, target capaian, serta bagaimana untuk mencapai target tersebut
Dalam menerapkan tips di atas, jangan lupa untuk menyesuaikan diri dengan kondisi sekeliling dan bersikap fleksibel. Mewujudkan pendampingan pembelajaran yang ideal bukan berarti anak harus terus dituntun.
Terkadang, mendampingi tidak selalu dengan ikut campur, tetapi bisa juga dengan memberi kesempatan putra-putri untuk mencari caranya sendiri dan bersikap mandiri. Selamat mengaplikasikan tips di atas.
Dalam prosesnya, tidak sedikit orang tua yang merasa kaget, bingung, maupun lelah dalam menghadapi keadaan baru tersebut. Belum lagi dengan persoalan pekerjaan harian orang tua baik di kantor atau di rumah yang sudah membuat stres dan melelahkan atau Burnout .
Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat seseorang yang dipicu oleh pekerjaan. Burnout tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan perlu diatasi dengan tepat karena dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental.
Atas dasar itulah, banyak tantangan yang dihadapi orang tua saat menjadi guru dadakan bagi anak. Namun, orang tua perlu beradaptasi untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
Selama ini mungkin banyak orang tua yang dalam benaknya pernah terbesit pertanyaan-pertanyaan seperti “Kenapa ya mendampingi anak belajar sebentar saja melelahkan, padahal kerja berjam-jam kuat?” atau “Seberapa jauh sih orang tua harus membantu Pekerjaan Rumah (PR) anak?”.
Untuk mengetahui jawaban dari kedua pertanyaan tersebut, platform edukasi berbasis teknologi, Zenius, melalui Zenius untuk Ortu (ZenOrtu) memberikan penjelasan serta tips agar orang tua tidak mudah lelah dalam mendampingi anak belajar.
Simak 3 tips untuk mencegah burnout ketika mendampingi anak belajar.
1. Beri ruang bagi diri sendiri
Penting bagi orang tua untuk memberi jeda pada diri. Cobalah untuk mendengarkan pikiran dan rasakan segala pikiran yang muncul. Berikutnya, lakukan temperature check dengan memejamkan mata dan fokus di segala sensasi yang ada di tubuh.
Terima semua perasaan dan pikiran, kenali kapasitas diri, dan berdamai dengan diri sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan para orang tua bisa menyayangi diri sendiri serta fokus terhadap diri sendiri sebelum mendampingi putra maupun putri mereka belajar.
2. Cek kondisi sekitar
Ciptakan kondisi yang kondusif agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan nyaman. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur posisi duduk yang ideal, menghindari ruangan bising yang dapat mempersulit konsentrasi, serta mengatur suhu ruangan yang pas.
Kalau selama ini orang tua merasa mudah lelah, mungkin kondisi sekitar belum cukup nyaman. Kondisi yang nyaman membantu kita untuk lebih betah berlama-lama mendampingi buah hati.
3. Kenali peran orang tua
Untuk menjawab pertanyaan kedua, pertama-tama kita perlu mengetahui fungsi orang tua dalam pendampingan kegiatan belajar, yakni:
a. Sumber pengetahuan: orang tua membantu anak dalam menyediakan informasi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan anak
b. Sahabat: bangun kedekatan emosional dengan anak, tunjukkan empati dan validasi perasaannya di saat mereka lelah
c. Penantang: saat anak bosan, beri tantangan dengan soal yang lebih sulit agar anak terpacu. Orang tua juga bisa mengemas pembelajaran yang lebih interaktif dengan metode permainan.
d. Motivator: anak tentunya memiliki masalahnya sendiri, seperti konflik dengan teman sebaya atau perasaan gagal. Hal terpenting adalah untuk selalu memvalidasi perasaan anak, kemudian beri motivasi untuk menaikkan semangat anak.
e. Manajemen: bantu anak untuk merencanakan jadwal belajar, target capaian, serta bagaimana untuk mencapai target tersebut
Dalam menerapkan tips di atas, jangan lupa untuk menyesuaikan diri dengan kondisi sekeliling dan bersikap fleksibel. Mewujudkan pendampingan pembelajaran yang ideal bukan berarti anak harus terus dituntun.
Terkadang, mendampingi tidak selalu dengan ikut campur, tetapi bisa juga dengan memberi kesempatan putra-putri untuk mencari caranya sendiri dan bersikap mandiri. Selamat mengaplikasikan tips di atas.
(mpw)