Era New Normal, Pendidikan Jarak Jauh Tetap Jadi Prioritas

Senin, 08 Juni 2020 - 08:25 WIB
loading...
Era New Normal, Pendidikan Jarak Jauh Tetap Jadi Prioritas
Para siswa terlihat sibuk belajar di rumah saat pandemi virus Corona. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
JAKARTA - Keselamatan guru, siswa dan orang tua menjadi alasan utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru pada pertengahan Juli nanti tidak sama seperti pertemuan tatap muka di sekolah.

“Prioritas kami adalah kesehatan dan keselamatan warga sekolah (siswa, guru dan orang tua) sehingga pembukaan kembali sekolah di wilayah zona hijau tidak serta merta dibuka, tetapi akan dilakukan dengan sangat hati-hati, dan tetap mengikuti protokol kesehatan,” ungkap Kepala Biro Kerja sama dan Humas, Evy Mulyani, dalam keterangan tertulisnya, Minggu 7 Juni 2020.

Pembukaan kembali sekolah di wilayah zona hijau akan dibahas Kemendikbud bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Kemudian, protokol kesehatan di bidang pendidikan akan dibahas bersama Kementerian Kesehatan.

“Sekolah yang berada di zona hijau tidak langsung bisa dibuka secara otomatis, tetapi melalui prosedur izin syarat yang ketat. Misalnya sebuah sekolah berada di zona hijau, tetapi berdasarkan penilaian keseluruhan prosedur dan syarat, ternyata tidak layak untuk dibuka kembali. Tentu ini harus tetap menjalankan pendidikan jarak jauh,” tutur Evy.( amai-ramai Tokoh Pajang Foto Wisuda di Medsos, Apa Maksudnya? )

Evy mengungkapkan, sistem pembelajaran jarak jauh masih menjadi pilihan utama pemerintah dalam menerapkan model pembelajaran Tahun Ajaran baru 2020/2021, khususnya di sekolah yang berada di zona merah dan kuning.

“Model pembelajaran jarak jauh akan menjadi pilihan utama sehingga bagi sebagian besar sekolah akan melanjutkan pembelajaran jarak jauh seperti yang sudah dilakukan tiga bulan terakhir,” tuturnya.

Untuk menunjang pembelajaran jarak jauh ini, Kemendikbud telah merekomendasikan 23 laman yang bisa digunakan peserta didik sebagai sumber belajar dalam menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh.

Peserta didik juga dapat memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan oleh Kemendikbud seperti program belajar dari rumah melalui TVRI, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak serta alat peraga dan media belajar dari benda di lingkungan sekitar.

“Saat ini, kita mempunyai pembelajaran jarak jauh yang memang memerlukan internet akses jadi online based, kemudian juga ada television based, radio based, dan juga sebenarnya banyak tersedia berbagai modul yang dapat dipergunakan atau dipelajari secara mandiri. Tentunya ini sangat memerlukan kolaborasi yang sangat baik antara guru dan orang tua terkait pembelajaran jarak jauh ini,” tuturnya.

Evy menambahkan, aktivitas dan tugas pembelajaran pada sistem pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan bervariasi disesuaikan dengan minat siswa, serta akses atau fasilitas belajar di rumah. Pembelajaran jarak jauh ini hadir untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna tanpa harus membebani guru dan siswa dalam menyelesaikan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.

Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan (Kemenkes, Erna Mulati mengatakan Kemenkes bersama Kemendikbud akan membuat protokol kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran di era kenormalan baru. Protokol kesehatan di sekolah saat ini sedang disusun dan akan dibahas bersama beberapa pihak terkait pada pekan depan.

“Protokol kesehatan ini nanti bicara secara rinci. Tentunya protokol ini difokuskan pada wilayah zona hijau, tidak terkait dengan zona merah dan kuning,” terang Erna.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyadari kesehatan dan keselamatan hidup dari para peserta didik menjadi faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan di tengah pandemi. Namun, dirinya meminta pembukaan kembali sekolah juga disesuaikan dengan tingkat penyebaran serta kemampuan pemerintah dalam mengelola bidang pendidikan di era kenormalan baru.

“Jangan sampai anak-anak mengejar supaya bisa bertemu teman-temannya justru membuat korban tambah banyak. Saya kira itu harus diperhitungkan semua,” papar pria yang akrab dipanggil Kak Seto.

Semua kebijakan yang ditetapkan pemerintah hendaknya menghargai hak dari keluarga seperti anak-anak dan juga orang tua. Jika masih ada ketakutan, termasuk di daerah zona hijau, sebaiknya pembukaan sekolah perlu dipertimbangkan kembali.

Terkait pendidikan jarak jauh, Kak Seto menyarankan agar modul-modul pembelajaran yang disiapkan pemerintah harus tetap disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya menyangkut standar kompetensi yang harus dicapai dan juga kelulusan.

“Orang tua harus dilibatkan sehingga ada komunikasi dengan para guru. Hal ini akan membuat anak jauh lebih nyaman belajar di rumah,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Unifah Rosyidi menilai pelaksanaan pendidikan selama masa Covid-19 seharusnya menjadi momentum untuk melakukan transformasi pendidikan.

“Bagi guru, situasi saat ini hendaknya menjadi kesempatan untuk melakukan transformasi pendidikan melalui kebiasaan-kebiasaan baru dalam pendidikan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya,” ujarnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4072 seconds (0.1#10.140)