Negara dengan Jam Sekolah Terpendek di Dunia, Tidak Bikin Pusing

Senin, 27 Desember 2021 - 22:32 WIB
loading...
Negara dengan Jam Sekolah Terpendek di Dunia, Tidak Bikin Pusing
Finlandia adalah negara dengan jam sekolah terpendek di dunia. Siswa-siswinya hanya menghabiskan waktu untuk sekolah 4-5 jam per hari. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Negara dengan jam sekolah terpendek di dunia, tidak bikin pusing dan membuat iri siswa-siswi di negara yang mempunyai jam sekolah panjang. Jam sekolah di setiap negara mempunyai peraturan dan kebijakan yang berbeda-beda. Ada negara yang mempunyai jam sekolah hingga 7,5 jam, adapula negara yang menetapkan jam sekolah hanya 5 jam per hari.

Tentunya mempunyai jam sekolah yang pendek menjadi keinginan banyak siswa-siswi. Kerap kali jam sekolah yang terlalu panjang membuat kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif, karena siswa-siswi sudah tidak fokus dengan apa yang dijelaskan oleh guru-guru di Sekolah.



Belum lagi waktu istirahat yang terbilang cukup sebentar, dan adanya PR yang cukup banyak diberikan oleh guru-guru membuat siswa-siswi terlalu lelah.

Hal-hal seperti di atas kerap kali menjadi salah satu faktor yang membuat siswa-siswi menjadi tidak suka belajar, menganggap belajar adalah suatu kegiatan yang memusingkan, dan mereka hanya ingin bermain.

Karena, hampir keseluruhan waktu mereka habis hanya untuk mendengarkan guru di sekolah, berdiskusi dengan teman terkait pembelajaran, mengerjakan latihan-latihan soal, dan mengerjakan PR yang begitu banyak, tidak hanya di satu mata pelajaran, tapi di beberapa mata pelajaran lainnya juga diberikan PR di hari yang sama.



Belum lagi dengan adanya ranking, dan nilai-nilai yang membuat siswa-siswi seringkali berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan teratas. Yang mempunyai nilai tinggi dan masuk ke dalam ranking sering dianggap sebagai siswa pintar.

Sementara, yang mempunyai nilai rendah sering dianggap sebagai siswa bodoh. bahkan, di beberapa sekolah masih ada tindakan perbedaan perilaku yang diberikan oleh guru atau teman teman kepada siswa yang dianggap “bodoh” dengan siswa yang dianggap “pintar”.

Akhirnya, dengan adanya pengaruh ranking dan nilai membuat banyak sekali kasus siswa-siswi berlomba lomba memperoleh ranking dan nilai bagus tanpa memperdulikan jalur yang ditempuh, seringkali ada kasus siswa menyontek, orang tua menyogok guru agar anaknya memperoleh ranking, dan sebagainya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1775 seconds (0.1#10.140)