Waspada Calo, Ini Tips Menulis Jurnal Ilmiah dari Profesor Universitas Trunojoyo

Rabu, 29 Desember 2021 - 20:59 WIB
loading...
Waspada Calo, Ini Tips...
Dosen Universitas Trunojoyo Madura Prof. Wahyudi Agustiono. Foto/Dok/Sevima
A A A
JAKARTA - Berprofesi sebagai akademisi pasti tak jauh dari kegiatan penelitian dan menuliskannya di jurnal ilmiah. Sebagian kampus telah mewajibkan mahasiswanya untuk menulis jurnal sebagai syarat kelulusan. Sedangkan dosen, diwajibkan oleh pemerintah untuk menulis jurnal dalam rangka kenaikan pangkat.

Sayangnya, menulis jurnal ilmiah tak semudah yang dibayangkan. Tak jarang harus dilakukan bertahun-tahun, dan menghabiskan dana penerbitan sampai puluhan juta rupiah. Belum lagi jika terjebak calo yang meminta uang untuk penerbitan, atau biasa dikenal sebagai jurnal predator.

Baca juga: 10 Universitas Terbaik Indonesia versi QS World University Rankings 2022

Profesor Arif Muntasa dari Universitas Trunojoyo Madura, kampus negeri terbesar di Madura, menyatakan bahwa menulis jurnal tidak selalu harus seperti itu. Banyak penelitian yang bisa dilakukan secara gratis, bahkan bisa mendapat hibah atau uang bonus penelitian yang jumlahnya fantastis.

“Menulis sebuah jurnal memanglah bukan sebuah kegiatan yang mudah. Tapi sebenarnya ada banyak cara untuk membuat penulisan jurnal menjadi menyenangkan. Jangan sampai kita terjebak jurnal predator dan harus jual motor untuk meneliti,” ungkap Arif didampingi Assoc.Prof. Wahyudi Agustiono, Dosen Universitas Trunojoyo Madura pada Webinar Sevima pada Selasa (28/12/2021).

Baca juga: Pakar IPB University Jelaskan Prediksi Pandemi Covid-19 Berakhir

Menurut Arif dan Wahyudi, sebelum melakukan publikasi jurnal ilmiah, seorang penulis harus memahami beberapa hal. Agar jurnal yang ditulis dapat terpublikasi, baik di tingkat internasional (Terindeks SCOPUS), maupun di tingkat nasional (Terindeks SINTA). Berikut tips untuk menulis jurnal ala Profesor Trunojoyo:

Tips Sukses Menulis Jurnal
Pertama, akademisi perlu pandai dalam memilih jurnal dan penerbit. Banyak penerbit yang menyediakan secara gratis. Ada juga kegiatan hibah penelitian yang memberi dana untuk melakukan penulisan jurnal, dan mengikuti konferensi internasional.

Peluang-peluang ini tersedia luas dan bisa dengan mudah ditemui di internet. Walaupun demikian, memang perlu ketekunan dan ketelitian dalam mengumpulkan informasi tersebut.

“Beberapa publikasi gratis terindeks SCOPUS, bisa kita coba. Di antaranya seperti International Journal of Technology dari Universitas Indonesia (UI), International Journal on Electrical Engineering and Informatic dari Institut Teknologi Bandung (ITB), serta beberapa penerbit jurnal internasional Elsevier, Taylor and Francis, Sage, dan lainnya. Kesempatan itu sangat banyak, tapi tidak jarang karena terlalu banyak informasi, kita menjadi bingung,” kata Arif yang sudah menulis 44 artikel jurnal internasional.

Kedua, belajar dari penolakan. Mirip dengan menerbitkan opini di media massa, penerbitan jurnal juga bisa ditolak. Arif menjelaskan bahwa penolakan sangat wajar. Setelah ditolak, akademisi harus bangkit dan refleksi diri. Anda harus belajar dari kenapa jurnal Anda ditolak.

“Biasanya terdapat beberapa alasan kenapa jurnal sering ditolak. Misalnya saja seperti naskah di luar area jurnal, unsur naskah kurang lengkap, tata bahasa yang digunakan tidak layak, hingga pembahasan tersebut terlalu dangkal. Itu kita jadikan pelajaran dan perbaikan,” jelas Arif yang di Kemendikbudristek juga dipercaya sebagai reviewer (penyeleksi) hibah penelitian.

Ketiga, memilih target jurnal yang tepat dan sesuai kemampuan. Lagi-lagi, mirip dengan media massa di mana kolom opini di koran nasional ternama tentu lebih sulit ditembus dibanding media lainnya, hal yang sama juga terjadi untuk jurnal. Akademisi harus mengetahui bagaimana target jurnal yang dipilih. Mulai dari tingkat kesulitannya, gaya selingkung, preferensi redaksi, hingga batasan-batasan yang ada dalam jurnal tersebut.

Jangan sampai misalnya, penelitian terkait Teknologi, dikirimkan ke jurnal yang membahas seputar tanaman. “Akademisi sebagai penulis ibaratnya anak tangga, kita bisa coba dulu jurnal yang peringkatnya lebih rendah, sambil bertahap meningkatkan kualitas tulisan kita dan profil kita. Nantinya pasti akan terbiasa sendiri," ungkap Arif.

Tips-tips tersebut, sambung Wahyudi, dapat dipelajari dan diasah para akademisi seiring waktu. Ada banyak forum, sistem akademik, dan platform pembelajaran, yang bisa digunakan akademisi untuk meningkatkan diri.

"Pada intinya, secara kualitas penelitian, kita sebagai akademisi Indonesia tidak kalah dan sudah terbukti pintar-pintar. Tinggal diasah saja untuk sukses menulis jurnal. Yang penting, ada kemauan kuat dari akademisi untuk terus belajar. Karena inilah kewajiban kita di kampus: untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban dengan cara ditulis," pungkas Wahyudi.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
FK Unair Kukuhkan Tomoyoshi...
FK Unair Kukuhkan Tomoyoshi Nozaki dari Jepang sebagai Adjunct Professor
Universitas Sanata Dharma...
Universitas Sanata Dharma Kukuhkan 3 Guru Besar Baru
Wujudkan Tridarma Perguruan...
Wujudkan Tridarma Perguruan Tinggi, Unika Atma Jaya Kukuhkan 3 Profesor
Tingkatkan Diseminasi...
Tingkatkan Diseminasi Keilmuan, Universitas MNC Bangun Platform Jurnal Online
Mau Kuliah di Madura?...
Mau Kuliah di Madura? Ini Jurusan Sepi Peminat di Universitas Trunojoyo dan Poltera
Seminar BSKLN: Strategi...
Seminar BSKLN: Strategi Pengembangan Jurnal Hubungan Luar Negeri sebagai Media Diplomasi
Viral, Profesor Ini...
Viral, Profesor Ini Gunakan Drone untuk Cegah Mahasiswa Menyontek selama Ujian
3 Komjen Polisi Bergelar...
3 Komjen Polisi Bergelar Profesor, Salah Satunya Pati Polri Penulis Buku Terbanyak
Profil Komjen Chryshnanda...
Profil Komjen Chryshnanda Dwilaksana, Kalemdiklat Polri Bergelar Profesor yang Memiliki Jiwa Seni
Rekomendasi
Menko AHY dan Angela...
Menko AHY dan Angela Tanoesoedibjo Tegaskan Pentingnya Peran Media dalam Pembangunan
2 Petinju Kenamaan yang...
2 Petinju Kenamaan yang Pernah Dilatih Malik Scott, Salah Satunya Punya Rekor Tak Terkalahkan
Diperiksa Soal Ijazah...
Diperiksa Soal Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Ditanya Mengenai Riwayat Hidup
10 Fakta Dugaan Penipuan...
10 Fakta Dugaan Penipuan Aldy Maldini, Gaya Hidup Hedon Jadi Pemicu hingga Gali Lubang Tutup Lubang
Siswa Lentera Gunung...
Siswa Lentera Gunung Moria Senang Dapat Kacamata Gratis dari MNC Peduli dan Essilor
Atalarik Syach Bongkar...
Atalarik Syach Bongkar Kejanggalan Eksekusi Rumahnya, Sertifikat Resmi tapi Tetap Dihancurkan
Berita Terkini
Syarat dan Cara Daftar...
Syarat dan Cara Daftar PPG Dalam Jabatan Guru Madrasah 2025, Sudah Dibuka!
UUM dan Uhamka Perpanjang...
UUM dan Uhamka Perpanjang Kerja Sama Strategis Bidang Pendidikan
Daftar Gaji PPPK 2025...
Daftar Gaji PPPK 2025 Golongan 1 hingga 17, Cek Nominal Terbaru di Sini
Darunnajah Hadirkan...
Darunnajah Hadirkan Akademisi Dunia dalam ICOP 2025
4 Perbedaan PNS Pusat...
4 Perbedaan PNS Pusat dan Daerah, Gajinya Besaran Mana?
Libatkan BEM, Kemendiktisaintek...
Libatkan BEM, Kemendiktisaintek Luncurkan Program Mahasiswa Berdampak
Infografis
3 Bandara Ini Kembali...
3 Bandara Ini Kembali Mendapatkan Status Internasional
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved