Raih Emas di I2ASPO, Mahasiswa ITS Gagas Robot Penghancur Sampah Lautan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sampah plastik di perairan Indonesia menjadi permasalahan serius dan diperlukan terobosan baru untuk mengatasi permasalahan ini. Tim mahasiswa ITS mengusulkan inovasi robot otomotis yang menggabungkan teknologi superfluid dan internet of things (IoT) bertajuk Integrated Machinery Plastic Waste Cleanser (IMAN) sebagai metode baru memerangi sampah plastik di lautan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK ) mencatat sepanjang 2020 terdapat sekitar setengah juta ton sampah plastik berada di laut Indonesia. Sehingga, menjadikan Indonesia sebagai kontributor sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
“IMAN diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut,” tutur Ketua Tim Fadlurrahman Sutrisno melansir dari laman resmi ITS di its.ac.id, Sabtu (8/1/2022).
Farhan menambahkan, inovasi mereka merupakan robot pencari dan penghancur sampah plastik di lautan yang dirancang terintegrasi oleh IoT. “IMAN dapat memudahkan dekomposisi sampah plastik tanpa harus dikumpulkan dan dipindahkan ke suatu tempat,” terang mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini.
Lebih lanjut, Farhan menjelaskan, robot dilengkapi dengan camera processing yang berguna untuk mencari dan mengidentifikasi jenis-jenis sampah saat beroperasi di lautan.
Ketika benda asing yang terdeteksi sebagai sampah plastik, mulut robot akan terbuka secara otomatis dan sampah akan dibawa masuk oleh conveyor robot untuk diproses lebih lanjut.
“Pada conveyor terdapat penyaring, sehingga air tidak turut serta masuk ke dalam robot,” jelas Farhan.
Sampah kemudian akan masuk ke dalam tabung khusus dan didekomposisi memanfaatkan fluida superkritis hidrogen oksida (H2O). Proses dekomposisi dilakukan di suhu 373 derajat celcius dan tekanan 22 Mega Pascal, sehingga sampah plastik akan langsung terdekomposisi saat dialiri fluida superkritis H2O.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK ) mencatat sepanjang 2020 terdapat sekitar setengah juta ton sampah plastik berada di laut Indonesia. Sehingga, menjadikan Indonesia sebagai kontributor sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
“IMAN diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut,” tutur Ketua Tim Fadlurrahman Sutrisno melansir dari laman resmi ITS di its.ac.id, Sabtu (8/1/2022).
Farhan menambahkan, inovasi mereka merupakan robot pencari dan penghancur sampah plastik di lautan yang dirancang terintegrasi oleh IoT. “IMAN dapat memudahkan dekomposisi sampah plastik tanpa harus dikumpulkan dan dipindahkan ke suatu tempat,” terang mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini.
Lebih lanjut, Farhan menjelaskan, robot dilengkapi dengan camera processing yang berguna untuk mencari dan mengidentifikasi jenis-jenis sampah saat beroperasi di lautan.
Ketika benda asing yang terdeteksi sebagai sampah plastik, mulut robot akan terbuka secara otomatis dan sampah akan dibawa masuk oleh conveyor robot untuk diproses lebih lanjut.
“Pada conveyor terdapat penyaring, sehingga air tidak turut serta masuk ke dalam robot,” jelas Farhan.
Sampah kemudian akan masuk ke dalam tabung khusus dan didekomposisi memanfaatkan fluida superkritis hidrogen oksida (H2O). Proses dekomposisi dilakukan di suhu 373 derajat celcius dan tekanan 22 Mega Pascal, sehingga sampah plastik akan langsung terdekomposisi saat dialiri fluida superkritis H2O.