Perdana, Ridwan Kamil Buka Kurikulum Bisnis Digital SMK di Jabar

Selasa, 11 Januari 2022 - 22:34 WIB
loading...
Perdana, Ridwan Kamil Buka Kurikulum Bisnis Digital SMK di Jabar
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat membuka Kurikulum Bisnis Digital SMK di SMK Negeri 1 Kota Bogor, Selasa (11/1/2022). Foto/SINDOnews/Agung Bakti S
A A A
BOGOR - Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar mulai membuka kelas perdana Kurikulum Bisnis Digital bagi SMK di SMK Negeri 1 Bogor, Selasa (11/1).

Program pelatihan bisnis digital ini merupakan hasil kerja sama Pemprov Jabar dengan Shopee Indonesia. Adapun pelatihan dilaksanakan hingga 12 bulan mulai Januari 2022 dengan melibatkan 206 sekolah kejuruan di Jabar.



Dari jumlah tersebut, ada sekitar 406 guru yang mengikuti training of trainer, sedangkan jumlah siswa yang akan mengikuti pelatihan sebanyak 26.312 siswa.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil berharap, kurikulum bisnis digital ini dapat menelurkan generasi penerus yang kompeten dan adaptif terhadap perubahan tantangan global, sehingga lulusan SMK siap memasuki dunia kerja.

"Dengan begitu anak-anak SMK Jawa Barat akan juara di bidang digital, akan banyak diserap pasar, dan didoakan juga mayoritas menjadi wirausaha," ujar Ridwan Kamil saat membuka kurikulum bisnis digital SMK, Selasa (11/1/2022).



Mengingat saat ini Indonesia sedang menghadapi disrupsi di mana salah satunya disrupsi 4.0, lanjutnya, maka lahirnya kurikulum bisnis digital menjadi salah satu bentuk kekuatan di dunia pendidikan, khususnya dalam beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan teknologi.

Dia pun yakin, kurikulum bisnis digital ini bisa memberi kesempatan kepada guru dan siswa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atau soft skill dalam penyelenggaraan bisnis digital.

Pembelajaran digital juga akan melahirkan wirausaha-wirausaha yang bisa menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyebut, SMK di Jabar masih tertinggi dalam persentase penganggurannya. Artinya, kurikulumnya masih konvensional. Sementara, dunia sudah berubah di mana disrupsi telah tiba, sehingga menjadi ancaman jika tidak melakukan perubahan.

"Cara di Jawa Barat adalah menggandeng institusi 4.0. Shopee adalah institusi 4.0 di bidang e-commerce, maka ada kurikulum bisnis digital. Nanti ada kurikulum microsoft, kurikulum tambahan dari Hyundai, dari Samsung, dari semua industri yang membuat SMK ini nantinya nyambung dengan kebutuhan kerja," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Dedi Supandi mengatakan, tujuan Kurikulum Bisnis Digital yakni memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampulan alias soft skill. Sehingga, tenaga pendidik dan siswa SMK di Jabar mampu memiliki daya saing di bidang penyelenggaraan bisnis digital dan kewirausahaan.

"Sehingga, ke depan dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan dan meningkatkan kesejateraan masyarakat melalui percepatan pertumbuhan ekonomi," ujar Dedi.

Adapun ruang lingkup kerja sama meliputi penyusunan kurikulum, modul, dan bahan ajar secara bersama antara pihak SMK dengan Shopee, sosialisasi program kegiatan kepada pihak SMK, training of trainer (ToT) bagi guru SMK, pelatihan bagi siswa SMK dengan lintas program keahlian, praktik kerja lapangan, magang, dan rekruitmen karyawan Shopee.

"Persiapan sendiri telah dilaksanakan sejak Juni 2021 lalu dengan melakukan sosialisasi, penyusunan Kurikulum dan penyusunan bahan ajar dan modul. Sedangkan ToT untuk guru SMK dilakukan sejak September dan berakhir awal Desember 2021," paparnya.

Dedi melanjutkan, setelah guru mengikuti Tot, maka mereka dapat melatih siswa melalui tiga cara. Pertama, bagi kelas X dilaksanakan secara crash program sesuai dengan keunggulan dan kondisi sekolah.

Sementara bagi siswa SMK pusat (SMK-PK), dilaksanakan melalui program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK) pilihan kewirausahaan selama 2 jam per minggu.

"Kedua, bagi siswa kelas XI bisa diintegrasikan dalam mata pelajaran produk kratif dan kewirausahaan (PKK) selama 2 jam per minggu dan bagi kelas XII bisa dilaksanakan secara crash program juga," katanya.

Pihaknya berharap, kerja sama ini bisa terus berlanjut setiap tahun, sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berwirausaha.

"Monitoring dan evaluasi kegiatan bisa dilaksanakan bersama, sehingga keberhasilan pelatihan akan lebih optimal," katanya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4425 seconds (0.1#10.140)