198 Produk Karya Mahasiswa Siap Masuk Pasar Global
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 198 produk yang dihasilkan 777 mahasiswa dari 223 perguruan tinggi di seluruh Indonesia siap menjadi produk ekspor. Hal ini ditandai dengan peresmian Digital Export Showcase sebagai galeri produk ekspor mahasiswa program Kampus Merdeka Studi Independen Bersertifikat (SIB).
Peresmian Digital Export Showcase produk mahasiswa dilakukan dengan pelepasan produk ekspor perdana mahasiswa SIB Kampus Merdeka Sekolah Ekspor ke Taiwan, Pakistan, dan Jepang yang dikirim melalui PT Pos Indonesia secara simbolis oleh Plt. Dirjen Diktiristek Prof Nizam dan Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono.
Nizam menyampaikan rasa bangga terhadap inovasi yang berhasil dilakukan mahasiswa dalam kegiatan Sekolah Ekspor yang dilakukan dalam kurun waktu satu semester kemarin. Ia meyakini kegiatan ini menjadi langkah awal mereka untuk menghadapi tantangan dan peluang sebagai bekal masa depannya.
"Program Sekolah Ekspor ini bisa menjadi langkah pertama adik-adik untuk memulai. Di sini adik-adik memiliki mentor dan jejaring dari peserta lain serta dari pihak kampus yang bisa menjadi sebuah modal yang penting untuk memulai perjalanan yang panjang," demikian dikutip dari laman dikti.go.id, Senin (17/1/2022).
Sekolah Ekspor merupakan mitra program Kampus Merdeka yang menyelenggarakan pembelajaran ekspor di luar kampus dengan mengambil tema "Digital Export 2022". Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa minimal semester 5 dari seluruh perguruan tinggi Indonesia.
Pada masa pandemi, eksportir menjadi salah satu orientasi karier yang menantang untuk generasi muda. Namun, perlu disadari menjadi eksportir muda tidak bisa didapatkan secara instan. Eksportir muda perlu memiliki komitmen, pengetahuan, etos bisnis, keterampilan dan menguasai teknologi digital di era perdagangan yang serba online.
Program “Digital Export 2022” yang diadakan Sekolah Ekspor merupakan jembatan bagi mahasiswa untuk menjadi eksportir muda dengan membudidayakan teknologi digital.
Program “Digital Export 2022” tidak hanya menyelenggarakan konferensi, pameran, dan business matching di dalam dan luar negeri. Katalog dalam bentuk virtual dan cetak juga diterbitkan untuk menampilkan produk-produk ekspor mahasiswa SIB Kampus Merdeka. Di antaranya, produk lokal inovatif dan kreatif seperti batik, anyaman rotan, makanan dan minuman lokal, tas etnik, ukiran kayu, bahkan bumbu dan rempah. Berbagai produk lokal bisa dikembangkan dan dibawa ke pasar global.
Nizam juga berharap agar mahasiswa dapat semangat memasarkan produk yang telah diciptakan agar bisa menyentuh pasar global di kemudian hari. Mahasiswa diharapkan dapat turut berkontribusi membangun Indonesia menjadi pusat komoditas dunia ke depannya, dengan nilai tambah yang optimal seperti packaging dan branding bersama-sama.
Peresmian Digital Export Showcase produk mahasiswa dilakukan dengan pelepasan produk ekspor perdana mahasiswa SIB Kampus Merdeka Sekolah Ekspor ke Taiwan, Pakistan, dan Jepang yang dikirim melalui PT Pos Indonesia secara simbolis oleh Plt. Dirjen Diktiristek Prof Nizam dan Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono.
Nizam menyampaikan rasa bangga terhadap inovasi yang berhasil dilakukan mahasiswa dalam kegiatan Sekolah Ekspor yang dilakukan dalam kurun waktu satu semester kemarin. Ia meyakini kegiatan ini menjadi langkah awal mereka untuk menghadapi tantangan dan peluang sebagai bekal masa depannya.
"Program Sekolah Ekspor ini bisa menjadi langkah pertama adik-adik untuk memulai. Di sini adik-adik memiliki mentor dan jejaring dari peserta lain serta dari pihak kampus yang bisa menjadi sebuah modal yang penting untuk memulai perjalanan yang panjang," demikian dikutip dari laman dikti.go.id, Senin (17/1/2022).
Sekolah Ekspor merupakan mitra program Kampus Merdeka yang menyelenggarakan pembelajaran ekspor di luar kampus dengan mengambil tema "Digital Export 2022". Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa minimal semester 5 dari seluruh perguruan tinggi Indonesia.
Pada masa pandemi, eksportir menjadi salah satu orientasi karier yang menantang untuk generasi muda. Namun, perlu disadari menjadi eksportir muda tidak bisa didapatkan secara instan. Eksportir muda perlu memiliki komitmen, pengetahuan, etos bisnis, keterampilan dan menguasai teknologi digital di era perdagangan yang serba online.
Program “Digital Export 2022” yang diadakan Sekolah Ekspor merupakan jembatan bagi mahasiswa untuk menjadi eksportir muda dengan membudidayakan teknologi digital.
Program “Digital Export 2022” tidak hanya menyelenggarakan konferensi, pameran, dan business matching di dalam dan luar negeri. Katalog dalam bentuk virtual dan cetak juga diterbitkan untuk menampilkan produk-produk ekspor mahasiswa SIB Kampus Merdeka. Di antaranya, produk lokal inovatif dan kreatif seperti batik, anyaman rotan, makanan dan minuman lokal, tas etnik, ukiran kayu, bahkan bumbu dan rempah. Berbagai produk lokal bisa dikembangkan dan dibawa ke pasar global.
Nizam juga berharap agar mahasiswa dapat semangat memasarkan produk yang telah diciptakan agar bisa menyentuh pasar global di kemudian hari. Mahasiswa diharapkan dapat turut berkontribusi membangun Indonesia menjadi pusat komoditas dunia ke depannya, dengan nilai tambah yang optimal seperti packaging dan branding bersama-sama.