Sederet Pejabat Tinggi Lulusan ITS, Nomor 1 Digadang-gadang Jadi Pengganti Anies

Kamis, 03 Februari 2022 - 19:13 WIB
loading...
Sederet Pejabat Tinggi Lulusan ITS, Nomor 1 Digadang-gadang Jadi Pengganti Anies
Menteri Sosial Tri Rismaharini. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Perguruan tinggi yang bermutu bisa dilihat dari rekam jejak alumninya. Salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pun telah banyak melahirkan lulusan yang banyak berkiprah di berbagai bidang.

Dalam hal memilih kampus, para alumni perguruan tinggi yang telah menduduki berbagai posisi penting di negeri ini tentu akan menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat untuk memberikan kepercayaan kepada perguruan tinggi tersebut.



Di tingkat pejabat di Indonesia, ITS pun telah berhasil menempatkan sejumlah alumninya duduk sebagai pemimpin. Mulai dari menteri, kepala daerah hingga ketua lembaga para alumni ITS ini semakin mengharumkan nama kampus yang berpusat di Surabaya itu.

Berikut ini lima pejabat lulusan ITS yang telah dirangkum dari laman alumniits.com.

1. Menteri Sosial Tri Rismaharini

Tri Rismaharini, atau lebih akrab dipanggil Bu Risma, lahir di Kediri 20 November 1961. Ia menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur ITS dan lulus pada 1987. Ia kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di kampus yang sama dan lulus pada 2002.

Pada 4 Maret 2015, ia mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari ITS. Gelar kehormatan tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.



Tri Rismaharini meniti karier sebagai seorang PNS Kota Surabaya sejak dekade 1990-an. Risma mulai dikenal ketika menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya karena berhasil menata Kota Surabaya menjadi lebih asri dan tertata.

Pada 2010, dia pun terpilih menjadi Wali Kota Surabaya melalui pemilihan langsung pada 2010. Dia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dalam dua periode. Pada 2020, Presiden Joko Widodo melantiknya sebagai Menteri Sosial untuk menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus hukum.

2. Gubernur Aceh Nova Iriansyah

Nova Iriansyah ditunjuk sebagai Gubеrnur Aсеh уаng mеnjаbаt sejak 5 Nоvеmbеr 2020. Nova sebelumnya mеnjаbаt ѕеbаgаі Wаkіl Gubеrnur Aceh реrіоdе 5 Juli 2017 hіnggа 5 Juli 2018 dan mеnjаbаt ѕеbаgаі Pеlаkѕаnа tugаѕ Gubernur Aсеh dari 5 Julі 2018 hіnggа 5 Nоvеmbеr 2020 mеnggаntіkаn Irwаndі Yuѕuf yang dinon-aktifkan.

Lelaki kelahiran Banda Aceh, 22 November 1963 ini sebenarnya adalah seorang pengusaha. Usai menamatkan S1 Jurusan Arsitektur ITS pada 1988, Nova melanjutkan program Magister di Institut Teknologi Bandung dan selesai pada 1998.

Selain berpengalaman mengajar di Unsyiah Banda Aceh, Nova Iriansyah terlibat aktif di sejumlah organisasi profesi, termasuk Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Aceh dan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Aceh.

Mantan Ketua DPD Demokrat Aceh ini pernah bertugas di Komisi V DPR yang salah satu bidang tugasnya terkait pekerjaan umum, perumahan rakyat dan daerah tertinggal.

3. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Siti Rohmi Djalillah

Siti Rohmi Djalillah lahir di Pancor, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 29 November 1968. Namun demikian, ia tumbuh besar di Mataram di kediaman orang tuanya.

Dan walaupun berasal dari lingkup keluarga pesantren, Rohmi kecil menghabiskan masa sekolahnya di sekolah-sekolah umum negeri, yaitu SDN 3 Mataram kemudian SMPN 2 Mataram dan SMAN 1 Mataram.

Siti Rohmi Djalillah menempuh pendidikan S1 di Jurusan Teknik Kimia ITS Surabaya. Setelah itu, masa pendidikan pascasarjana dilanjutkan dengan meraih gelar S2 dari Universitas Negeri Surakarta dan S3 dari Universitas Negeri Jakarta.

Perjalanan kariernya bisa dibilang cemerlang. Selama sembilan tahun, dia menjabat sebagai general foreman di PT Newmont Nusatenggara (2000-2009), setelah itu terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Lombok Timur periode 2009-2014, bahkan Siti menjadi ketua DPRD.

Selepas menjabat sebagai anggota DPRD dia kembali ke dunia pesantren untuk mengajar dan menjadi rektor di Universitas Hamzanwadi (2012-2018). Karena rekam jejaknya inilah, pada pilkada NTB 2018 dia digadang-gadang akan menjadi pemimpin muda masa depan.

Dan akhirnya terbukti, dia berhasil memenangkan pilkada dan dilantik sebagai wakil gubernur NTB periode 2018-2023 mendampingi Zulkifliemansyah sebagai Gubernur.

4. Ketua Dewan Pers Indonesia Mohammad Nuh

Mohammad Nuh merupakan anak pendiri Pondok Pesantren Gununganyar Surabaya H Muchamad Nabhani yang lahir pada 17 Juni 1959. Dia melanjutkan studi di Jurusan Elektro ITS dan lulus pada 1983.

Awal kariernya dimulai sebagai dosen Teknik Elektro ITS pada 1984. Ia kemudian mendapat beasiswa menempuh magister di Universite Science et Technique du Languedoc (USTL) Montpellier, Prancis. Mohammad Nuh juga melanjutkan studi S3 di universitas tersebut.

Pada 1997, Mohammad Nuh diangkat menjadi Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS. Berkat lobi dan kepemimpinannya, PENS menjadi rekanan tepercaya Japan Industrial Cooperation Agency (JICA) sejak 1990.

Pada 15 Februari 2003, Mohammad Nuh dikukuhkan sebagai Rektor ITS dan menjadi rector termuda ITS. Pada tahun yang sama, Nuh dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) bidang ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika.

Pada 2007, dia diangkat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pada periode kedua kepemimpinan SBY, Muhammad Nuh dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Dewan Pers Indonesia periode 2019-2022.



5. Rektor ITS Mochammad Ashari

Prof.Dr.Ir.MochamadAshari,M.Eng. lahir di Sidoarjo, 12 Oktober 1965. Menempuh pendidikan S1 Teknik Elektro di ITS dan lulus pada 1989, kemudian melanjutkan pendidikan S2 Teknik Elektro di Curtin University Australia tahun 1997 dan terakhir melanjutkan pendidikan S3 Teknik Elektro di Curtin University Australia tahun 2002.

Riwayat karier Ashari pernah menjadi Rektor Universitas Telkom, yakni Mengelola universitas baru (Universitas Telkom) hasil penggabungan 4 perguruan tinggi pada tahun 2013-2018. Ketua FORTEI (Forum PT Teknik Elektro Indonesia) 2010-2012. Wakil Ketua FORTEI 2007-2010. Sekretaris Senat ITS 2011-2013 dan Ketua Jurusan T Elektro ITS 2003-2011.

Rektor ITS periode 2019-2024 ini juga telah meraih beberapa penghargaan. Di antaranya, Rektor Inspiratif yang diberikan oleh Majalah Man Obsession 2007, Satyalancana Karya Satya 20 Tahun dan Satyalancana Karya Satya 15 tahun.

Di masa kepemimpinanya juga ITS berhasil meraih penghargaan sebagai terbaik pertama Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dari Kemenristekdikti pada 2019.

Pada tahun yang sama pula, untuk kali pertama ITS berhasil menyandingkan namanya dengan jajaran universitas dunia dalam Times Higher Education World University Ranking (THE) 2019 dan juga juara lain yang diperoleh mahasiswanya di tingkat dunia.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1150 seconds (0.1#10.140)