Mahasiswa UMM Raih Medali Emas di Ajang Internasional AISEEF
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) kembali mengharumkan nama Kampus Putih di kancah Internasional. Kali ini tim dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Diskusi Ilmiah (FDI) berhasil meraih medali emas pada kategori Social Science di ajang Asean Innovative Science Enviromental and Entrepreneur Fair ( AISEEF ).
Adapun event ini diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Assosiaation (IYSA) dan Universitas Diponegoro (Undip) pada awal Februari lalu secara luring.
Siti Mariyatul Qibliyah, salah satu anggota kelompok menjelaskan bahwa judul yang diangkat adalah ‘The Assistance of The PKK Group At Tanjungtani Village Through Utilizing Soybean Husk Waste Into Products’. Adapun inovasi ini adalah pemanfaatan limbah kulit ari kedelai menjadi abon siap dikonsumsi.
Tidak hanya itu, mereka juga memberdayakan ibu-ibu PKK dalam mengembangkan dan meningkatkan ekonomi Desa Tanjungtani. Hal itu menjadi bagian dari upaya membentuk wirausaha baru dan menciptakan masyarakat mandiri.
“Kami tidak hanya memasarkannya secara luring, tapi juga daring melalui marketplace dan beragam media sosial,” tegasnya.
Menariknya, kompetisi tersebut memiliki konsep yang mirip dengan pameran. Para peserta diminta mendirikan stand dan menampilkan hasil produknya. Kemudian para juri dan pengunjung bisa bertanya dan melihat-lihat. Terkait penilaian, ada beberapa poin yang harus dipenuhi yakni kreatifitas stand, judul yang menarik hingga sebarapa bagus produk yang dijual.
Menurut Riya, panggilan akrabnya, cerita dan pengalaman lomba dari kakak tingkat sangat membantu mereka dalam mengumpulkan nilai melalui produk dan presentasi. Kekuatan mental juga dirasa menjadi kunci penting dalam memenangkan medali tersebut.
“Kami sempat kesusahan membawa produk dan perlengkapan. Apalagi ketika di Semarang, kami sangat kesulitan untuk mendapatkan toko yang menjual alat-alat untuk properti. Meski begitu, Alhamdulillah kami tidak putus asa dan menyelesaikan stand dengan sangat baik,” ucap Riya.
Terakhir, mahasiswa Pendidikan Biologi tersebut ingin produk ciptaan mereka ini bisa dikembangkan lebih lanjut. Baik itu dari segi variasi rasa, kemasan yang lebih menarik dan juga strategi pemasarannya. “Saat ini kami juga sedang mengembangkan produk serupa tapi bisa dikonsumsi oleh mereka yang alergi daging dan vegan. Kami juga selalu bertekad untuk bisa kembali berprestasi di event-event lain,” ujarnya.
Riya tidak sendiri dalam meraih medali tersebut. Ia ditemani oleh rekan-rekannya yakni Eginuari Ilhani (Hukum), Olivia Margareta (Pendidikan Bahasa Inggris), Aggy Pramesti Wary (Pendidikan Biologi) dan Siti Rofiatul Sazjiyah (Sosiologi).
Adapun event ini diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Assosiaation (IYSA) dan Universitas Diponegoro (Undip) pada awal Februari lalu secara luring.
Siti Mariyatul Qibliyah, salah satu anggota kelompok menjelaskan bahwa judul yang diangkat adalah ‘The Assistance of The PKK Group At Tanjungtani Village Through Utilizing Soybean Husk Waste Into Products’. Adapun inovasi ini adalah pemanfaatan limbah kulit ari kedelai menjadi abon siap dikonsumsi.
Tidak hanya itu, mereka juga memberdayakan ibu-ibu PKK dalam mengembangkan dan meningkatkan ekonomi Desa Tanjungtani. Hal itu menjadi bagian dari upaya membentuk wirausaha baru dan menciptakan masyarakat mandiri.
“Kami tidak hanya memasarkannya secara luring, tapi juga daring melalui marketplace dan beragam media sosial,” tegasnya.
Menariknya, kompetisi tersebut memiliki konsep yang mirip dengan pameran. Para peserta diminta mendirikan stand dan menampilkan hasil produknya. Kemudian para juri dan pengunjung bisa bertanya dan melihat-lihat. Terkait penilaian, ada beberapa poin yang harus dipenuhi yakni kreatifitas stand, judul yang menarik hingga sebarapa bagus produk yang dijual.
Menurut Riya, panggilan akrabnya, cerita dan pengalaman lomba dari kakak tingkat sangat membantu mereka dalam mengumpulkan nilai melalui produk dan presentasi. Kekuatan mental juga dirasa menjadi kunci penting dalam memenangkan medali tersebut.
“Kami sempat kesusahan membawa produk dan perlengkapan. Apalagi ketika di Semarang, kami sangat kesulitan untuk mendapatkan toko yang menjual alat-alat untuk properti. Meski begitu, Alhamdulillah kami tidak putus asa dan menyelesaikan stand dengan sangat baik,” ucap Riya.
Terakhir, mahasiswa Pendidikan Biologi tersebut ingin produk ciptaan mereka ini bisa dikembangkan lebih lanjut. Baik itu dari segi variasi rasa, kemasan yang lebih menarik dan juga strategi pemasarannya. “Saat ini kami juga sedang mengembangkan produk serupa tapi bisa dikonsumsi oleh mereka yang alergi daging dan vegan. Kami juga selalu bertekad untuk bisa kembali berprestasi di event-event lain,” ujarnya.
Riya tidak sendiri dalam meraih medali tersebut. Ia ditemani oleh rekan-rekannya yakni Eginuari Ilhani (Hukum), Olivia Margareta (Pendidikan Bahasa Inggris), Aggy Pramesti Wary (Pendidikan Biologi) dan Siti Rofiatul Sazjiyah (Sosiologi).
(mpw)