Mahasiswa Perlu Tahu, Kurang Tidur Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Tubuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otak adalah organ tersibuk dari semuanya, bertanggung jawab untuk efek kognitif dalam tubuh kita. Karena berkaitan dengan kemampuan otak, dapat disimpulkan bahwa kurang tidur dapat menurunkan kemampuan kognitif otak.
Kepala Departement Bioteknologi Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) Putu Virgina Partha Devanthi mengatakan, dalam hal pengambilan keputusan yang cepat dan darurat, kurang tidur menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional di bawah tekanan tinggi dan dengan waktu yang terbatas.
Sebuah tes yang dilakukan pada pasien yang kurang tidur dengan pasien yang tidak kurang tidur telah menunjukkan meskipun tidak ada hubungan langsung dengan penalaran kritis, hal itu mengganggu kecepatan pengambilan keputusan.
“Kurang tidur juga mengurangi kemampuan kita untuk mempertahankan memori temporal dan kemampuan perhatian yang waspada. Artinya, kita akan memiliki ingatan jangka pendek dan melupakan hal-hal baru yang baru saja kita lihat atau dengar,” katanya melalui siaran pers, dikutip Sabtu (26/2/2022).
Baca: Mahasiswa UNPAR Bagikan Tips Lolos Program Magang Bersertifikat Kemendikbudristek
Kurang tidur jangka panjang juga dapat menyebabkan banyak komplikasi kesehatan. Tetapi sebagian besar efek jangka panjang adalah efek non-kognitif, seperti obesitas dan kematian dini.
Dalam hal kognitif, itu dapat menyebabkan penurunan efisiensi secara keseluruhan, kurangnya penilaian yang solid dan peningkatan kesalahan. Sebagian besar dari efek ini juga permanen, karena tubuh kita tegang karena kurang tidur.
“Ini juga akan menyebabkan penurunan kemampuan otak untuk mengingat sesuatu, dan kita menjadi jauh lebih pelupa pada usia yang jauh lebih muda,” ungkapnya.
Kesimpulannya, dapat terlihat bahwa kurang tidur memiliki banyak efek negatif. Baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kemampuan kognitif manusia.
“Jangka pendek, itu menghambat kemampuan kita untuk menerima informasi, membuat keputusan, kesadaran kita, dan rentang perhatian kita,” ucapnya.
Kepala Departement Bioteknologi Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) Putu Virgina Partha Devanthi mengatakan, dalam hal pengambilan keputusan yang cepat dan darurat, kurang tidur menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional di bawah tekanan tinggi dan dengan waktu yang terbatas.
Sebuah tes yang dilakukan pada pasien yang kurang tidur dengan pasien yang tidak kurang tidur telah menunjukkan meskipun tidak ada hubungan langsung dengan penalaran kritis, hal itu mengganggu kecepatan pengambilan keputusan.
“Kurang tidur juga mengurangi kemampuan kita untuk mempertahankan memori temporal dan kemampuan perhatian yang waspada. Artinya, kita akan memiliki ingatan jangka pendek dan melupakan hal-hal baru yang baru saja kita lihat atau dengar,” katanya melalui siaran pers, dikutip Sabtu (26/2/2022).
Baca: Mahasiswa UNPAR Bagikan Tips Lolos Program Magang Bersertifikat Kemendikbudristek
Kurang tidur jangka panjang juga dapat menyebabkan banyak komplikasi kesehatan. Tetapi sebagian besar efek jangka panjang adalah efek non-kognitif, seperti obesitas dan kematian dini.
Dalam hal kognitif, itu dapat menyebabkan penurunan efisiensi secara keseluruhan, kurangnya penilaian yang solid dan peningkatan kesalahan. Sebagian besar dari efek ini juga permanen, karena tubuh kita tegang karena kurang tidur.
“Ini juga akan menyebabkan penurunan kemampuan otak untuk mengingat sesuatu, dan kita menjadi jauh lebih pelupa pada usia yang jauh lebih muda,” ungkapnya.
Kesimpulannya, dapat terlihat bahwa kurang tidur memiliki banyak efek negatif. Baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kemampuan kognitif manusia.
“Jangka pendek, itu menghambat kemampuan kita untuk menerima informasi, membuat keputusan, kesadaran kita, dan rentang perhatian kita,” ucapnya.