Mahasiswa Unair Sabet 3 Medali pada Kompetisi Internasional di Thailand
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga ( Unair ) meraih tiga medali dalam ajang Siriraj International Microbiology, Parasitology, and Immunology Competition (SIMPIC). Mereka adalah Muh Yasir Syafa’tulloh, Garuda Nusantara Putra Utomo, dan Maulana Bagus Adi Cahyono.
Medali itu diperoleh ketiganya melalui SIMPIC, sebuah kompetisi bertaraf internasional yang digelar rutin setiap tahun oleh Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Bangkok, Thailand. Dalam kompetisi itu, Yasir dan Garuda meraih medali perak, sementara Maulana berhasil meraih medali perunggu di kategori individu.
Pelaksanaan SIMPIC 2022 ini dilakukan secara daring dan diikuti kurang lebih 82 tim perwakilan dari berbagai negara. Kompetisi ini tersusun atas masing-masing tim yang berjumlah 4 orang, sehingga terdapat 324 total peserta yang ikut dalam SIMPIC.
Materi yang dilombakan dalam SIMPIC meliputi segala hal terkait dengan mikrobiologi, parasitologi, dan imunologi. Terdapat beberapa tahapan untuk sampai di babak final. Peserta harus mengikuti tahapan pertama yakni qualifying round yang mana peserta harus mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 80 butir.
Baca: Cerita Musa, Mahasiswa Afrika Barat Jadi Lulusan Terbaik UMM
Pada tahapan selanjutnya dilakukan secara tim. Yakni, setiap tim menghadapi stage round, di mana dalam tahap ini terdapat second round, revival round, elimination round, dan final round. Mahasiswa FK Unair berhasil membawa pulang medali perak dan perunggu kategori individu yang diberikan kepada 3 peserta dari 324 peserta keseluruhan.
Yasir menuturkan, terdapat tantangan tersendiri selama pelaksanaan kompetisi. Pada babak pertama dan kedua, menurutnya, terdapat soal-soal yang dinilai kurang merata.
“Menurut saya untuk babak qualifying round atau babak pertama dan second round proporsi soal kurang merata. Ada beberapa soal yang setahu tim saya tidak ada di referensi yang dicantumkan oleh panitia,” ujar Yasir mengutip laman resmi Unair, Kamis (17/3/2022).
Baca juga: Ini 3 Sekolah Penerbangan di Indonesia dan Peluang Kerjanya yang Menjanjikan
Sejalan dengan Yasir, Maulana mengungkapkan jika soal yang dikompetisikan ada yang tidak tercantum dalam buku yang dijadikan referensi oleh panitia. “Ada beberapa soal yang di luar prediksi, karena jawabannya ada di luar buku referensi yang mereka kasih,” kata Maulana.
Sementara Garuda, mengalami kesulitan di awal belajar, di mana buku dan referensi yang dikompetisikan semua berbahasa Inggris. “Pertama-tama agak kesulitan tentang bahasa Inggris-nya, soalnya buku yang dipakai berbahasa Inggris semua. Tapi lama kelamaan sudah terbiasa, meskipun di awal belajar agak kesulitan,” tutur mahasiswa asal Lamongan tersebut.
Meski demikian, ketiganya mampu lolos hingga babak final dan berhasil membawa medali. Tentu, ini menjadi satu dari sekian deretan prestasi membanggakan yang diraih oleh mahasiswa FK Unair.
Sebagai informasi, untuk menjadi delegasi SIMPIC mahasiswa harus mengikuti seleksi internal yang dilakukan oleh BEM FK UNAIR pada Oktober 2021. Kemudian, mereka mempersiapkan diri dengan belajar berbagai buku dan referensi yang diberikan oleh panitia.
Maulana pun memberikan tips untuk dapat lolos dalam kompetisi. Yakni, berusaha dengan maksimal agar dapat menguasai materi yang dilombakan. “Berupaya semaksimal mungkin untuk menguasai materi lombanya,” tandasnya.
Sementara Yasir mengungkapkan tips sukses mengikuti lomba yaitu banyak belajar materi serta memiliki strategi tim yang solid.
“Saat jadi delegasi sebelum waktu hari H lomba, mulai lebih banyak porsi belajarnya, membuat PPT materi lomba, lalu menjelaskan materinya ke anggota lain dalam satu tim. Membuat PPT latihan soal baik untuk anggota lain dalam satu tim maupun untuk anggota tim lainnya,” ucap Yasir.
“Memahami guideline lomba dan mempersiapkan strategi berdasarkan guideline lomba yang diberi panitia. Dan yang terakhir saat hari H jangan lupa berdoa sebelum mengerjakan soal,” tambah mahasiswa asal Jombang tersebut.
Medali itu diperoleh ketiganya melalui SIMPIC, sebuah kompetisi bertaraf internasional yang digelar rutin setiap tahun oleh Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Bangkok, Thailand. Dalam kompetisi itu, Yasir dan Garuda meraih medali perak, sementara Maulana berhasil meraih medali perunggu di kategori individu.
Pelaksanaan SIMPIC 2022 ini dilakukan secara daring dan diikuti kurang lebih 82 tim perwakilan dari berbagai negara. Kompetisi ini tersusun atas masing-masing tim yang berjumlah 4 orang, sehingga terdapat 324 total peserta yang ikut dalam SIMPIC.
Materi yang dilombakan dalam SIMPIC meliputi segala hal terkait dengan mikrobiologi, parasitologi, dan imunologi. Terdapat beberapa tahapan untuk sampai di babak final. Peserta harus mengikuti tahapan pertama yakni qualifying round yang mana peserta harus mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 80 butir.
Baca: Cerita Musa, Mahasiswa Afrika Barat Jadi Lulusan Terbaik UMM
Pada tahapan selanjutnya dilakukan secara tim. Yakni, setiap tim menghadapi stage round, di mana dalam tahap ini terdapat second round, revival round, elimination round, dan final round. Mahasiswa FK Unair berhasil membawa pulang medali perak dan perunggu kategori individu yang diberikan kepada 3 peserta dari 324 peserta keseluruhan.
Yasir menuturkan, terdapat tantangan tersendiri selama pelaksanaan kompetisi. Pada babak pertama dan kedua, menurutnya, terdapat soal-soal yang dinilai kurang merata.
“Menurut saya untuk babak qualifying round atau babak pertama dan second round proporsi soal kurang merata. Ada beberapa soal yang setahu tim saya tidak ada di referensi yang dicantumkan oleh panitia,” ujar Yasir mengutip laman resmi Unair, Kamis (17/3/2022).
Baca juga: Ini 3 Sekolah Penerbangan di Indonesia dan Peluang Kerjanya yang Menjanjikan
Sejalan dengan Yasir, Maulana mengungkapkan jika soal yang dikompetisikan ada yang tidak tercantum dalam buku yang dijadikan referensi oleh panitia. “Ada beberapa soal yang di luar prediksi, karena jawabannya ada di luar buku referensi yang mereka kasih,” kata Maulana.
Sementara Garuda, mengalami kesulitan di awal belajar, di mana buku dan referensi yang dikompetisikan semua berbahasa Inggris. “Pertama-tama agak kesulitan tentang bahasa Inggris-nya, soalnya buku yang dipakai berbahasa Inggris semua. Tapi lama kelamaan sudah terbiasa, meskipun di awal belajar agak kesulitan,” tutur mahasiswa asal Lamongan tersebut.
Meski demikian, ketiganya mampu lolos hingga babak final dan berhasil membawa medali. Tentu, ini menjadi satu dari sekian deretan prestasi membanggakan yang diraih oleh mahasiswa FK Unair.
Sebagai informasi, untuk menjadi delegasi SIMPIC mahasiswa harus mengikuti seleksi internal yang dilakukan oleh BEM FK UNAIR pada Oktober 2021. Kemudian, mereka mempersiapkan diri dengan belajar berbagai buku dan referensi yang diberikan oleh panitia.
Maulana pun memberikan tips untuk dapat lolos dalam kompetisi. Yakni, berusaha dengan maksimal agar dapat menguasai materi yang dilombakan. “Berupaya semaksimal mungkin untuk menguasai materi lombanya,” tandasnya.
Sementara Yasir mengungkapkan tips sukses mengikuti lomba yaitu banyak belajar materi serta memiliki strategi tim yang solid.
“Saat jadi delegasi sebelum waktu hari H lomba, mulai lebih banyak porsi belajarnya, membuat PPT materi lomba, lalu menjelaskan materinya ke anggota lain dalam satu tim. Membuat PPT latihan soal baik untuk anggota lain dalam satu tim maupun untuk anggota tim lainnya,” ucap Yasir.
“Memahami guideline lomba dan mempersiapkan strategi berdasarkan guideline lomba yang diberi panitia. Dan yang terakhir saat hari H jangan lupa berdoa sebelum mengerjakan soal,” tambah mahasiswa asal Jombang tersebut.
(nz)