BuddyKu Goes To Campus BSI: Content Creator Tidak Lagi Terbatas pada Format Tradisional

Jum'at, 01 April 2022 - 17:06 WIB
loading...
BuddyKu Goes To Campus BSI:  Content Creator Tidak Lagi Terbatas pada Format Tradisional
BuddyKu mengadakan webinar ‘Goes To Campus’ bersama mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) dengan tema Cara Asik Bikin Konten Seru, Positif dan Pasti Cuan. Foto/Dok/BuddyKu
A A A
JAKARTA - Di era digital saat ini, banyak sekali anak muda di seluruh dunia termasuk di Indonesia memiliki keinginan untuk berkarier sebagai Content Creator. Bagaimana tidak, bisa berkreasi sekaligus menghasilkan uang adalah kesempatan yang tidak ingin dilewatkan oleh siapa pun.

Namun, semakin banyaknya konten yang tersebar di dunia maya, semakin banyak juga berita-berita tidak benar dan negatif yang beredar. Sebab itu, content creator jaman sekarang juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang akurat dan benar.



Pada 31 Maret 2022, BuddyKu mengadakan webinar ‘Goes To Campus’ bersama mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) dengan tema “Cara Asik Bikin Konten Seru, Positif dan Pasti Cuan”.

Webinar tersebut menghadirkan beberapa pembicara yakni, Chief of Content BuddyKu Tommy Tjokro, Head of Production BuddyKu Delvi Sinambela, Head of Bizdev BuddyKu Ratu Nabila, dan Executive Producer BuddyKu Gambon Nugroho.

Acara dibuka oleh dekan fakultas ekonomi dan bisnis BSI, Dr. Ani Wijayanti, M.M., M.MPar, di mana dia mendorong anak-anak muda untuk terus mau belajar dan berkembang di era informasi internet.



“...Pembelajaran itu kita berkolaborasi dengan teman-teman industri, dengan para praktisi, dengan melibatkan mereka tentunya ilmu yang kita dapatkan ini menjadi implementatif. Jadi teman-teman tidak hanya mendapatkan ilmu saja, tapi skil keahliannya nanti bisa dikembangkan sampai ke bisnis tentunya,” katanya.

Tommy Tjokro selaku Chief of Content BuddyKu membahas mengenai bagaimana di era digital saat ini masyarakat dihadapkan pada hoaks dan disinformasi yang menyebar lebih cepat daripada proses klarifikasi.

“Sampai akhir tahun 2021, di Indonesia sendiri sudah lebih dari 202 juta orang yang menggunakan internet. Ancaman di tengah penyebaran informasi melalui internet adalah disinformasi atau hoaks. Keduanya menyebarnya 20 kali lebih cepat dari klasifikasinya,”tutur Tommy.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3973 seconds (0.1#10.140)