Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Pemantau Kesehatan Pasien Berbasis Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Mahasiswa Program Spesialis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) berhasil mengembangkan aplikasi Vital Sense. Yakni sebuah perangkat medis yang digunakan untuk memantau tanda vital pasien di rumah dengan didukung program kecerdasan buatan (AI).
Alat ini menghubungkan pengawasan langsung oleh dokter dalam mengkaji sistem peringatan dini dan skor peringatan obstetrik dini yang dimodifikasi serta menghubungkan dengan rekomendasi arah layanan yang dilanjutkan untuk dituju. Aplikasi ini berhasil meraih penghargaan Top Five Health Innovation Sprint Accelerator 2022 dari Kementerian Kesehatan pada 24 Maret lalu.
Aplikasi ini dikembangkan dua mahasiswa dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi yang terdiri dari dr. Wiskara Jatipradresthya, dr Kuky Cahya Hamurajib sebagai Mahasiswa Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM. Sedangkan dr. Irwan Taufiqur Rachman selaku konsultan Fetomaternal RSUP dr Sardjito untuk pengembangan riset alat ini.
Baca: Kisah Ratu, Diterima di Unair Jalur SNMPTN 2022 dan Baru Berusia 14 Tahun
Menurut Wiskara, pengembangan aplikasi berbasis digital ini berangkat dari pengalaman mahasiswa untuk melakukan diagnosis pada pasien berdasarkan dari hasil pencatatan dari monitor alat vital pada tubuh pasien.
“Semua berangkat dari pengalaman kami di pelayanan serta arahan dari guru kami dimana tidak ada hal yang tiba-tiba terjadi, dan pentingnya fungsi pengawasan dalam dunia kesehatan,” kata Wiskara, dilansir dari laman resmi UGM, Selasa (5/4/2022).
Ia menjelaskan, aplikasi vital sense merupakan inovasi dari fungsi monitor pasien dimana pemantauan tanda tanda vital secara berkelanjutan dan terus menerus dan tercatat dalam waktu 24 jam.
Baca juga: Dokter RSA UGM Bagikan Tips Mengikuti Vaksinasi Covid-19 Saat Puasa
“Dengan Vital Sense kami mendesain bagaimana dapat melakukan pengawasan akan tanda vital seperti tekanan darah, nadi, laju nafas, saturasi, suhu badan, sampai dengan gula darah dan kadar Hb dapat dimonitor secara langsung dan terus menerus ke Cloud dengan pengolahan data artificial intelligence sebagai data objektif dalam melengkapi data subjektif dari telemedicine,” paparnya.
Meski terus dalam pengembangan, pengembangan alat kesehatan ini menurutnya bukan suatu hal yang mudah dan singkat karena ada banyak sekali aturan serta persyaratan dalam pengembangannya yang standar dan perlu melewati uji klinis yang sesuai etik penelitian.
“Saat ini kami memasuki tahap penelitian pre klinik untuk terus melakukan validasi hipotesis kami pada pelayanan. Harapannya solusi inovasi Vital Sense terus dapat dikembangkan ke tahap lebih lanjut. Besar harapan kami untuk mendapatkan dukungan lebih dari masyarakat dalam tahap-tahap setelahnya sampai diterapkannya nantinya,” pungkasnya.
Lihat Juga: Anak Pemulung Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora di Momen Sumpah Pemuda, Berikut Kisahnya
Alat ini menghubungkan pengawasan langsung oleh dokter dalam mengkaji sistem peringatan dini dan skor peringatan obstetrik dini yang dimodifikasi serta menghubungkan dengan rekomendasi arah layanan yang dilanjutkan untuk dituju. Aplikasi ini berhasil meraih penghargaan Top Five Health Innovation Sprint Accelerator 2022 dari Kementerian Kesehatan pada 24 Maret lalu.
Aplikasi ini dikembangkan dua mahasiswa dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi yang terdiri dari dr. Wiskara Jatipradresthya, dr Kuky Cahya Hamurajib sebagai Mahasiswa Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM. Sedangkan dr. Irwan Taufiqur Rachman selaku konsultan Fetomaternal RSUP dr Sardjito untuk pengembangan riset alat ini.
Baca: Kisah Ratu, Diterima di Unair Jalur SNMPTN 2022 dan Baru Berusia 14 Tahun
Menurut Wiskara, pengembangan aplikasi berbasis digital ini berangkat dari pengalaman mahasiswa untuk melakukan diagnosis pada pasien berdasarkan dari hasil pencatatan dari monitor alat vital pada tubuh pasien.
“Semua berangkat dari pengalaman kami di pelayanan serta arahan dari guru kami dimana tidak ada hal yang tiba-tiba terjadi, dan pentingnya fungsi pengawasan dalam dunia kesehatan,” kata Wiskara, dilansir dari laman resmi UGM, Selasa (5/4/2022).
Ia menjelaskan, aplikasi vital sense merupakan inovasi dari fungsi monitor pasien dimana pemantauan tanda tanda vital secara berkelanjutan dan terus menerus dan tercatat dalam waktu 24 jam.
Baca juga: Dokter RSA UGM Bagikan Tips Mengikuti Vaksinasi Covid-19 Saat Puasa
“Dengan Vital Sense kami mendesain bagaimana dapat melakukan pengawasan akan tanda vital seperti tekanan darah, nadi, laju nafas, saturasi, suhu badan, sampai dengan gula darah dan kadar Hb dapat dimonitor secara langsung dan terus menerus ke Cloud dengan pengolahan data artificial intelligence sebagai data objektif dalam melengkapi data subjektif dari telemedicine,” paparnya.
Meski terus dalam pengembangan, pengembangan alat kesehatan ini menurutnya bukan suatu hal yang mudah dan singkat karena ada banyak sekali aturan serta persyaratan dalam pengembangannya yang standar dan perlu melewati uji klinis yang sesuai etik penelitian.
“Saat ini kami memasuki tahap penelitian pre klinik untuk terus melakukan validasi hipotesis kami pada pelayanan. Harapannya solusi inovasi Vital Sense terus dapat dikembangkan ke tahap lebih lanjut. Besar harapan kami untuk mendapatkan dukungan lebih dari masyarakat dalam tahap-tahap setelahnya sampai diterapkannya nantinya,” pungkasnya.
Lihat Juga: Anak Pemulung Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora di Momen Sumpah Pemuda, Berikut Kisahnya
(nz)