Tim UMM Raih Juara 1 Boat Race Competition COMET 3.0
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) kembali menorehkan prestasi di kejuaraan nasional. Kabar gembira tersebut datang dari Lembaga Semi Otonom (LSO) Mekatronik yang berhasil membawa pulang juara satu pada perlombaan Boat Race Competition COMET 3.0. Ada pun kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Design and Construction (HIMADEC) Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) pada akhir Maret lalu.
Salah satu anggota tim, Muhammad Naufal Wicaksono mengatakan bahwa dalam perlombaan itu, timnya memberikan sederet inovasi dan modifikasi pada kapal buatannya. Mereka menyebutnya dengan nama JUFTRONIC. Berbeda dengan kapal yang telah ada, Kapal JUFTRONIC menggunakan tenaga penggerak berupa hidrogen, solar cell, dan heliogen. Dengan penggantian bahan bakar tersebut membuat kapal tidak mengeluarkan polusi gas buang sisa pembakaran seperti halnya jika menggunakan mesin bensin maupun diesel.
“Dalam ajang itu, kami tidak hanya memikirkan soal kecepatan kapal tetapi juga aspek-aspek lainnya. Selain menggunakan mesin ramah lingkungan kami juga melengkapi kapal ini menggunakan geladak jenis lambung multihull katamaran. Geladak ini memiliki tempat yang luas sehingga terkesan lega. Selain itu dengan adanya geladak ini, kapal akan lebih stabil saat memecah ombak,” ungkap mahasiswa jurusan Teknik Mesin itu.
Lebih lanjut, Naufal sapaan akrabnya menceritakan bahwa di race pertama timnya mengalami kekalahan saat melawan tim cakalang 9 dari PPNS yang kapalnya lebih cepat dan stabil. Akibat kekalahan tersebut, tim Naufal masuk ke low bracket dan dilombakan kembali dengan beberapa tim yang kalah di race pertama. Setelah melalui beberapa pertandingan dan memperoleh kemenangan, Kapal JUFTRONIC dapat kembali bersaing di semi final bersama tim yang telah menang.
“Di semi final kami kembali bertemu dengan tim cakalang 9. Namun berbeda dari perlombaan di race pertama, kali ini kami berhasil mengalahkan tim Cakalang 9 dan maju ke babak final. Alhamdulillah kami berhasil memperoleh juara pertama setelah mengalahkan tim Cakalang 11 di final,” kata mahasiswa asal Lampung itu.
Anak tengah dari tiga bersaudara tersebut tidak menyangka akan menjadi juara pertama. Pasalnya, ini merupakan kali pertama dia mengikuti organisasi dan perlombaan kapal. Terlebih kekalahan di babak awal sempat membuat rasa percaya diri timnya melemah. Meski begitu, ia sangat senang atas capaian mengejutkan tersebut.
“Raihan prestasi ini merupakan titik awal untuk menghadapi kejuaran-kejuaran di masa yang akan datang. Saya berharap hasil riset kapal JUFTRONIC dapat menjadi acuan serta bahan pelajaran untuk menghadapi kompetisi-kompetisi selanjutnya,” tandasnya mengakhiri.
Salah satu anggota tim, Muhammad Naufal Wicaksono mengatakan bahwa dalam perlombaan itu, timnya memberikan sederet inovasi dan modifikasi pada kapal buatannya. Mereka menyebutnya dengan nama JUFTRONIC. Berbeda dengan kapal yang telah ada, Kapal JUFTRONIC menggunakan tenaga penggerak berupa hidrogen, solar cell, dan heliogen. Dengan penggantian bahan bakar tersebut membuat kapal tidak mengeluarkan polusi gas buang sisa pembakaran seperti halnya jika menggunakan mesin bensin maupun diesel.
“Dalam ajang itu, kami tidak hanya memikirkan soal kecepatan kapal tetapi juga aspek-aspek lainnya. Selain menggunakan mesin ramah lingkungan kami juga melengkapi kapal ini menggunakan geladak jenis lambung multihull katamaran. Geladak ini memiliki tempat yang luas sehingga terkesan lega. Selain itu dengan adanya geladak ini, kapal akan lebih stabil saat memecah ombak,” ungkap mahasiswa jurusan Teknik Mesin itu.
Lebih lanjut, Naufal sapaan akrabnya menceritakan bahwa di race pertama timnya mengalami kekalahan saat melawan tim cakalang 9 dari PPNS yang kapalnya lebih cepat dan stabil. Akibat kekalahan tersebut, tim Naufal masuk ke low bracket dan dilombakan kembali dengan beberapa tim yang kalah di race pertama. Setelah melalui beberapa pertandingan dan memperoleh kemenangan, Kapal JUFTRONIC dapat kembali bersaing di semi final bersama tim yang telah menang.
“Di semi final kami kembali bertemu dengan tim cakalang 9. Namun berbeda dari perlombaan di race pertama, kali ini kami berhasil mengalahkan tim Cakalang 9 dan maju ke babak final. Alhamdulillah kami berhasil memperoleh juara pertama setelah mengalahkan tim Cakalang 11 di final,” kata mahasiswa asal Lampung itu.
Anak tengah dari tiga bersaudara tersebut tidak menyangka akan menjadi juara pertama. Pasalnya, ini merupakan kali pertama dia mengikuti organisasi dan perlombaan kapal. Terlebih kekalahan di babak awal sempat membuat rasa percaya diri timnya melemah. Meski begitu, ia sangat senang atas capaian mengejutkan tersebut.
“Raihan prestasi ini merupakan titik awal untuk menghadapi kejuaran-kejuaran di masa yang akan datang. Saya berharap hasil riset kapal JUFTRONIC dapat menjadi acuan serta bahan pelajaran untuk menghadapi kompetisi-kompetisi selanjutnya,” tandasnya mengakhiri.
(mpw)