Kisah Anna, Mahasiswi Asal Papua yang Mendapatkan Beasiswa Penuh dari Universitas Pertamina
loading...
A
A
A
Perbaikan daerah akibat BBM Satu Harga, membentuk mimpi Anna untuk memajukan daerahnya melalui pendidikan berkualitas. Setelah melakukan pencarian informasi, mahasiswi asal SMA Negeri 1 Kabupaten Sorong tersebut menjatuhkan pilihannya kepada Universitas Pertamina.
“Sempat ada kekhawatiran perihal biaya kuliah dan biaya hidup selama di Jakarta. Namun, Tuhan memberikan jalan kepada saya melalui Beasiswa Ujung Negeri. Beasiswa ini memberikan pembebasan Biaya Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) dan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) hingga 100 persen selama 8 semester,” tutur Anna.
Terpilihnya Program Studi Teknik Logistik sebagai destinasi perkuliahan Anna, menurutnya bukanlah tanpa alasan. Mahasiswi berprestasi tersebut, memiliki mimpi untuk membantu pemerintah memperbaiki sistem logistik di Papua, khususnya di daerah asalnya.
“Saya sering mengunjungi Pelabuhan Sorong. Di sana, saya melihat banyak kontainer yang menumpuk. Padahal, kontainer itu bisa digunakan untuk mengangkut logistik dari dan ke Papua. Sebagai salah satu pintu gerbang transportasi laut di Provinsi Papua Barat dan Papua, Pelabuhan Sorong juga masih terlalu sempit menurut saya. Saya bertekad untuk mengoptimalkan potensi tersebut suatu hari nanti,” pungkasnya.
“Sempat ada kekhawatiran perihal biaya kuliah dan biaya hidup selama di Jakarta. Namun, Tuhan memberikan jalan kepada saya melalui Beasiswa Ujung Negeri. Beasiswa ini memberikan pembebasan Biaya Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) dan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) hingga 100 persen selama 8 semester,” tutur Anna.
Terpilihnya Program Studi Teknik Logistik sebagai destinasi perkuliahan Anna, menurutnya bukanlah tanpa alasan. Mahasiswi berprestasi tersebut, memiliki mimpi untuk membantu pemerintah memperbaiki sistem logistik di Papua, khususnya di daerah asalnya.
“Saya sering mengunjungi Pelabuhan Sorong. Di sana, saya melihat banyak kontainer yang menumpuk. Padahal, kontainer itu bisa digunakan untuk mengangkut logistik dari dan ke Papua. Sebagai salah satu pintu gerbang transportasi laut di Provinsi Papua Barat dan Papua, Pelabuhan Sorong juga masih terlalu sempit menurut saya. Saya bertekad untuk mengoptimalkan potensi tersebut suatu hari nanti,” pungkasnya.
(mpw)