Beri Ruang untuk Kreativitas Anak Bangsa

Jum'at, 19 Juni 2020 - 06:45 WIB
loading...
A A A
Senada, Sakinah Al-Jufri juga mengingatkan banyak anak bangsa yang lebih kreatif untuk membuat film dokumenter maupun film pendek. Karena itu dia mempertanyakan langkah Kemendikbud merangkul Nelflix. "Ini bisa juga kritiknya dari segi pembiayaan seandainya kerja sama Kemendikbud dengan Netflix berbayar," kata legislator asal daerah pemilihan Sulawesi Tengah yang juga sebagai sekretaris jenderal Pengurus Pusat Wanita Islam Al- Khairaat (WIA) ini. (Baca juga: DPR Tak Akui Keputusan Menag Soal Penundaan Haji)

Seperti diketahui, Mendikbud Nadiem Makarim telah mengumumkan kerja sama dengan penyedia layanan media streaming digital Neltflix (17/6). Menurut dia kerja sama dengan Netflix tersebut tanpa biaya dan tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan mitra-mitra kelas dunia lainnya dalam menghadirkan materi pendidikan terbaik untuk masyarakat Indonesia.

Menurut Nadiem, berkolaborasi dengan Netflix merupakan salah satu jalan untuk memperkenalkan konten-konten dan budaya Indonesia yang dibuat para kreator film Indonesia ke dunia internasional. “Saya punya mandat mengembangkan budaya dan seni Indonesia. Jangan lupa saya bukan menteri pendidikan saja, saya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," kata Nadiem dalam acara Indonesian Milenial Summit di Gedung Triberata, Jakarta, Jumat (17/1).

Sikap KPI

Komisioner KPI Pusat Hardly Stefano Fenelon Pariela menandaskan, pihaknya sejak awal mengapresiasi kebijakan Kemendikbud untuk menjadikan lembaga penyiaran, khususnya TVRI, sebagai media atau sarana BDR. Namun dalam perkembangannya KPI menyayangkan Mendikbud yang lebih memilih untuk berkolaborasi dengan Netflix, providerkonten video streaming luar negeri, daripada memberdayakan potensi kreator konten dan lembaga penyiaran dalam negeri. (Baca juga: Netizen Jodohkan Prabowo-Erick Thohir di Pilpres 2024)

Menurutnya, pada awal pelaksanaan program siaran BDR, KPI sempat berkomunikasi dengan Kemendikbud mengenai adanya pengaduan masyarakat terhadap konten BDR yang dinilai dapat memberi kesan dan pesan yang keliru kepada anak dalam menyimak materi siaran belajar tersebut.

“Kami sebenarnya berharap melalui pertemuan berkala KPI dengan Kemendikbud, dapat dilakukan optimalisasi program siaran belajar dari rumah. Bukan hanya melalui TVRI, namun harapannya ada pelibatan seluruh lembaga penyiaran swasta, baik televisi maupun radio, untuk dapat terlibat dalam menyebarluaskan program siaran belajar dari rumah," urainya.

Dia pun menjelaskan beberapa lembaga penyiaran telah memiliki program siaran yang dapat dilakukan penyesuaian konsep ataupun dapat dibuat program siaran baru yang disupervisi oleh Kemendikbud agar dapat men-support agenda BDR. Perlu diketahui, salah satu amanat lembaga penyiaran adalah berfungsi sebagai media pendidikan. (Lihat videonya: Ibu Tiri Aniaya Balita dengan Pulpen hingga Tewas)

"Semoga kebijakan kolaborasi dengan Netflix bukan cerminan sikap inferior terhadap karya anak bangsa sendiri. Saya berharap Kemendikbud dapat membuka ruang dialog dengan KPI dan seluruh lembaga penyiaran, serta mereviu kerja sama dengan Netflix," tandasnya.

Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan Nuning Rodiyah juga berharap pemerintah bisa menjadikan konten produksi dalam negeri bisa digunakan sebagai materi BDR. Apalagi disiarkan di televisi nasional TVRI. Apalagi Over The Top yang berbasis masyarakat Indonesia memiliki kemampuan yang tidak diragukan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0955 seconds (0.1#10.140)