Mahasiswa ITS Teliti Buah Butun untuk Anestesi Alami Ikan Kerapu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berawal dari mimpi tentang nelayan Indonesia agar terus bisa mewujudkan SDGs dalam revitalisasi perikanan, memotong jalur distribusi, dan meningkatkan kualitas ikan. Tim mahasiswa ITS pun menggagas penelitian dengan menguji efektivitas biji buah butun secara uji fitokimia terhadap survival rate ikan kerapu cantang.
Mereka adalah para mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) angkatan 2021. Terdiri dari Ramadhita Putra Purnomo, Dwi Mayasari, dan M Sahar Mahdan Ardli.
Mereka berhasil menuangkan gagasannya lewat karya tulis berjudul Pemanfaatan Ekstrak Biji Buah Butun (Barringtonia asiatica) sebagai Anestesi dengan Uji Fitokimia sebagai Solusi Distribusi Ikan Kerapu Cantang Hidup Segar.
Ketua Tim Ramadhita Putra Purnomo menyebutkan, penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih banyaknya nelayan yang mempertahankan kesegaran ikan dengan cara pembekuan. Padahal, hal tersebut berdampak negatif karena dapat menurunkan mutu ikan secara fisik, kimiawi, dan biologis.
Baca: Teknik Pangan, Prodi Baru di ITS dengan Potensi Kerja Luas di Industri
"Oleh karena itu, diperlukan solusi inovatif untuk mengatasi masalah distribusi perikanan dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam Indonesia, salah satunya anestesi dengan buah butun," jelasnya, melalui siaran pers, Sabtu (16/4/2022).
Berdasarkan literatur penelitian, sifat anestesi tersebut didapatkan dari senyawa saponin yang terkandung di dalam buah butun. Maka dari itu, penelitian ini juga menyajikan data dan fakta mengenai efek anestesi melalui serangkaian metode ilmiah.
Tak hanya itu, penelitian ini dibuat dengan memuat uji fitokimia kandungan saponin pada ekstrak biji buah butun dan uji trial run pada ikan kerapu cantang.
Lebih lanjut, uji fitokimia yang dilakukan menggunakan larutan asam klorida. Asam klorida direaksikan dengan ekstrak biji buah butun yang kemudian dikocok selama 10 detik. Hasil pengocokan menunjukkan bahwa larutan berbuih. Dengan demikian uji fitokimia yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa biji buah butun mengandung saponin.
Busa dapat terbentuk karena saponin mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Buih di sini dimaksudkan sebagai suatu struktur yang relatif stabil yang terdiri dari kantong udara terbungkus dalam lapisan tipis cairan. "Sehingga dispersi gas dalam cairan yang distabilkan oleh suatu zat penurun tegangan permukaan, dalam hal ini adalah molekul saponin," paparnya.
Mereka adalah para mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) angkatan 2021. Terdiri dari Ramadhita Putra Purnomo, Dwi Mayasari, dan M Sahar Mahdan Ardli.
Mereka berhasil menuangkan gagasannya lewat karya tulis berjudul Pemanfaatan Ekstrak Biji Buah Butun (Barringtonia asiatica) sebagai Anestesi dengan Uji Fitokimia sebagai Solusi Distribusi Ikan Kerapu Cantang Hidup Segar.
Ketua Tim Ramadhita Putra Purnomo menyebutkan, penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih banyaknya nelayan yang mempertahankan kesegaran ikan dengan cara pembekuan. Padahal, hal tersebut berdampak negatif karena dapat menurunkan mutu ikan secara fisik, kimiawi, dan biologis.
Baca: Teknik Pangan, Prodi Baru di ITS dengan Potensi Kerja Luas di Industri
"Oleh karena itu, diperlukan solusi inovatif untuk mengatasi masalah distribusi perikanan dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam Indonesia, salah satunya anestesi dengan buah butun," jelasnya, melalui siaran pers, Sabtu (16/4/2022).
Berdasarkan literatur penelitian, sifat anestesi tersebut didapatkan dari senyawa saponin yang terkandung di dalam buah butun. Maka dari itu, penelitian ini juga menyajikan data dan fakta mengenai efek anestesi melalui serangkaian metode ilmiah.
Tak hanya itu, penelitian ini dibuat dengan memuat uji fitokimia kandungan saponin pada ekstrak biji buah butun dan uji trial run pada ikan kerapu cantang.
Lebih lanjut, uji fitokimia yang dilakukan menggunakan larutan asam klorida. Asam klorida direaksikan dengan ekstrak biji buah butun yang kemudian dikocok selama 10 detik. Hasil pengocokan menunjukkan bahwa larutan berbuih. Dengan demikian uji fitokimia yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa biji buah butun mengandung saponin.
Busa dapat terbentuk karena saponin mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Buih di sini dimaksudkan sebagai suatu struktur yang relatif stabil yang terdiri dari kantong udara terbungkus dalam lapisan tipis cairan. "Sehingga dispersi gas dalam cairan yang distabilkan oleh suatu zat penurun tegangan permukaan, dalam hal ini adalah molekul saponin," paparnya.