Mengenal Rachmah Ida, Profesor Pertama Studi Media di Indonesia yang Masuk Top 100 Scientist

Sabtu, 16 April 2022 - 15:05 WIB
loading...
Mengenal Rachmah Ida, Profesor Pertama Studi Media di Indonesia yang Masuk Top 100 Scientist
Prof Dra Rachmah Ida MComms PhD. Foto/Tangkap layar laman Unair.
A A A
JAKARTA - Guru besar Universitas Airlangga (Unair) Prof Dra Rachmah Ida MComms PhD mendapatkan penghargaan internasional membanggakan sebagai Top 100 Scientist Social Sciences versi AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index) beberapa waktu yang lalu. Penghargaan tersebut diperoleh berkat kontribusi riset dan penelitiannya selama ini di bidang audience, gender, dan komunikasi politik.

Prof Ida dinobatkan sebagai Guru Besar Studi Media Pertama di Indonesia pada 2014. Dilansir dari laman Google Cendekia, Prof Rachmah Ida berhasil menghasilkan buku dan artikel ilmiah lebih dari 100 karya.

Buku Diterbitkan Silkworm Books, Jerman

Prof Ida juga mendalami kajian tentang media hingga menghasilkan karya buku yang diterbitkan oleh Silkworm Books Jerman di 2010. Buku Imaging Muslim Women in Indonesian Ramadan Soap Operas karya Prof Ida tersebut bahkan menjadi buku yang dijual di Amazon.

“Saat itu belum banyak buku yang ditulis orang Indonesia yang terbit dan membahas tentang audience,” terangnya, dilansir dari laman resmi Unair, Sabtu (16/4/2022).

Baca: Mahasiswa ITS Teliti Buah Butun untuk Anestesi Alami Ikan Kerapu

Prof Ida mencoba memberikan pandangan kritis tentang media massa di Indonesia. Pandangan tersebut mampu membuka mata peneliti komunikasi di Indonesia untuk melihat media massa dengan kritis.

Selama ini, kata Prof Ida, tradisi penelitian hanya melihat bagaimana TV bisa mempengaruhi perilaku penontonnya. Penelitiannya mencoba melihat hubungan yang sangat erat antara kepemilikan TV dan media massa dan perilaku kapitalisme media massa di Indonesia

“Pada akhirnya hal itulah yang merugikan penonton sehingga penonton hanya bisa pasif, tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dan seolah menjadi target pasar dari komoditas media massa,” jelasnya.

Baca juga: Mahasiswa, Ini Perbedaan UI dan UX Designer
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1397 seconds (0.1#10.140)