Keren Banget, Mahasiswa ITS Magang di Mercedes-Benz Inggris
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengikuti program magang dapat memberikan pengalaman berharga kepada mahasiswa tentang dunia kerja. Lebih menarik lagi jika tempat magang yang didapat ialah perusahaan besar di dunia industri. Hal inilah yang dialami oleh dua mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ).
Dua mahasiswa dari Departemen Manajemen Bisnis ITS itu yakni Muhammad Rakha Wirayuda dan Raja Rayhan Ramadhan. Mereka bertandang ke Inggris guna mengikuti program magang di Mercedes-Benz selama empat bulan.
Mereka berasal dari program International Undergraduate Program (IUP) ITS ini menuju Coventry University untuk menjalani magang di Mercedes Parts Logistic yang berlangsung di bawah skema United Kingdom-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) Internship+. UKICIS sendiri merupakan jembatan kerja sama antara beberapa perguruan tinggi dari Indonesia dengan Inggris yang berfokus pada penggagasan riset.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Professor of Sustainability and Supply Chain Management Coventry University, Benny Tjahjono, program magang ini mampu memberikan banyak pengalaman bagi mahasiswa terutama karena adanya skema eksposur ke luar negeri.
“Kesempatan magang ini tentu dapat membantu mahasiswa untuk merasakan bagaimana atmosfer belajar sekaligus bekerja di Mercedes-Benz Parts Logistics,” paparnya, dilansir dari laman resmi ITS, Senin (18/4/2022).
Baca: Guru dan Dosen Ingin Kuliah S1-S3 Segera Daftar Beasiswa BPI Kemendikbudristek 2022
Guru besar mitra luar negeri ITS tersebut menjelaskan, sebagai dosen pembimbing kedua mahasiswa tersebut, Benny menerangkan bahwa kegiatan yang mereka lakukan selama magang sangat berkaitan erat dengan riset.
Dalam hal ini, kedua mahasiswa tersebut berhasil menjajal Robotic Process Automation, yakni program komputer yang bisa mengotomatisasi aktivitas komputerisasi manual terutama terkait pendataan logistik barang yang ada di gudang Mercedes-Benz Parts Logistics.
Tidak hanya itu, Benny lantas menambahkan bahwa pengalaman luar biasa yang juga dirasakan mahasiswa ITS selama empat bulan menjalani magang adalah menentukan keputusan bisnis dalam perusahaan berdasarkan data.
Hal ini dilakukan melalui dengan skema Business Intelligence dengan data yang diolah oleh program otomatisasi. “Mereka membuat laporan bisnis yang diproses dari Robotic Process Automation tersebut.” ujar Benny.
Selama periode pelaksanaan magang, dosen kelahiran Surabaya tersebut mengatakan bahwa Rakha dan Raja tidak hanya menerima pengalaman bekerja di gudang logistik milik Mercedes-Benz.
Alih-alih kedua mahasiswa ini juga melebarkan pengalaman dengan mengunjungi perusahaan-perusahaan ternama di Inggris seperti Morgan Cars, Wedgwood, dan juga Triumph Motorcycles yang turut bergerak di bidang otomotif.
Baca juga: April Ini Kemenag Kembali Cairkan Dana BOS Madrasah Rp1,3 Triliun
Benny menyampaikan bahwa tidak ada hambatan berarti yang dirasakan oleh kedua mahasiswa tersebut selama magang. Menurutnya, baik Rakha maupun Raja justru dapat mengikuti bekerja dengan baik dan beradaptasi dengan cepat di dalam atmosfer kerja logistik Mercedes-Benz.
“Keduanya juga telah mampu menunjukkan hasil kerja yang sangat memuaskan sekaligus membanggakan ITS,” ungkap guru besar yang juga aktif sebagai diaspora Indonesia di Inggris ini.
Atas terselenggaranya program ini, Benny memberikan apresiasinya kepada ITS dan berharap agar skema magang milik UKICIS dapat terus melibatkan mahasiswa ITS. “Tak hanya dari ITS ke luar negeri saja, namun juga kami dapat mengirimkan mahasiswa Coventry University ke ITS,” tutur Adjunct Professor di Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut.
Selaras dengan yang disampaikan Benny, Kepala Departemen Manajemen Bisnis ITS Dr oec HSG. Syarifa Hanoum turut serta memberi harapan agar program ini berlanjut. Selain itu, ia juga memiliki keinginan agar Departemen Manajemen Bisnis kelak dapat mengirimkan mahasiswa dalam program UKICIS secara rutin dari tahun ke tahun.
Sebagai informasi, ITS sendiri telah membuka program Sarjana Internasional atau IUP sejak tahun 2019. Beberapa keunggulan IUP dibandingkan dengan program sarjana reguler di antaranya adalah penyampaian materi perkuliahan dalam bahasa Inggris, serta mahasiswa IUP wajib melaksanakan kegiatan eksposur internasional berupa pertukaran pelajar (student exchange), magang (internships), short program, dan sebagainya
Dua mahasiswa dari Departemen Manajemen Bisnis ITS itu yakni Muhammad Rakha Wirayuda dan Raja Rayhan Ramadhan. Mereka bertandang ke Inggris guna mengikuti program magang di Mercedes-Benz selama empat bulan.
Mereka berasal dari program International Undergraduate Program (IUP) ITS ini menuju Coventry University untuk menjalani magang di Mercedes Parts Logistic yang berlangsung di bawah skema United Kingdom-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) Internship+. UKICIS sendiri merupakan jembatan kerja sama antara beberapa perguruan tinggi dari Indonesia dengan Inggris yang berfokus pada penggagasan riset.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Professor of Sustainability and Supply Chain Management Coventry University, Benny Tjahjono, program magang ini mampu memberikan banyak pengalaman bagi mahasiswa terutama karena adanya skema eksposur ke luar negeri.
“Kesempatan magang ini tentu dapat membantu mahasiswa untuk merasakan bagaimana atmosfer belajar sekaligus bekerja di Mercedes-Benz Parts Logistics,” paparnya, dilansir dari laman resmi ITS, Senin (18/4/2022).
Baca: Guru dan Dosen Ingin Kuliah S1-S3 Segera Daftar Beasiswa BPI Kemendikbudristek 2022
Guru besar mitra luar negeri ITS tersebut menjelaskan, sebagai dosen pembimbing kedua mahasiswa tersebut, Benny menerangkan bahwa kegiatan yang mereka lakukan selama magang sangat berkaitan erat dengan riset.
Dalam hal ini, kedua mahasiswa tersebut berhasil menjajal Robotic Process Automation, yakni program komputer yang bisa mengotomatisasi aktivitas komputerisasi manual terutama terkait pendataan logistik barang yang ada di gudang Mercedes-Benz Parts Logistics.
Tidak hanya itu, Benny lantas menambahkan bahwa pengalaman luar biasa yang juga dirasakan mahasiswa ITS selama empat bulan menjalani magang adalah menentukan keputusan bisnis dalam perusahaan berdasarkan data.
Hal ini dilakukan melalui dengan skema Business Intelligence dengan data yang diolah oleh program otomatisasi. “Mereka membuat laporan bisnis yang diproses dari Robotic Process Automation tersebut.” ujar Benny.
Selama periode pelaksanaan magang, dosen kelahiran Surabaya tersebut mengatakan bahwa Rakha dan Raja tidak hanya menerima pengalaman bekerja di gudang logistik milik Mercedes-Benz.
Alih-alih kedua mahasiswa ini juga melebarkan pengalaman dengan mengunjungi perusahaan-perusahaan ternama di Inggris seperti Morgan Cars, Wedgwood, dan juga Triumph Motorcycles yang turut bergerak di bidang otomotif.
Baca juga: April Ini Kemenag Kembali Cairkan Dana BOS Madrasah Rp1,3 Triliun
Benny menyampaikan bahwa tidak ada hambatan berarti yang dirasakan oleh kedua mahasiswa tersebut selama magang. Menurutnya, baik Rakha maupun Raja justru dapat mengikuti bekerja dengan baik dan beradaptasi dengan cepat di dalam atmosfer kerja logistik Mercedes-Benz.
“Keduanya juga telah mampu menunjukkan hasil kerja yang sangat memuaskan sekaligus membanggakan ITS,” ungkap guru besar yang juga aktif sebagai diaspora Indonesia di Inggris ini.
Atas terselenggaranya program ini, Benny memberikan apresiasinya kepada ITS dan berharap agar skema magang milik UKICIS dapat terus melibatkan mahasiswa ITS. “Tak hanya dari ITS ke luar negeri saja, namun juga kami dapat mengirimkan mahasiswa Coventry University ke ITS,” tutur Adjunct Professor di Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut.
Selaras dengan yang disampaikan Benny, Kepala Departemen Manajemen Bisnis ITS Dr oec HSG. Syarifa Hanoum turut serta memberi harapan agar program ini berlanjut. Selain itu, ia juga memiliki keinginan agar Departemen Manajemen Bisnis kelak dapat mengirimkan mahasiswa dalam program UKICIS secara rutin dari tahun ke tahun.
Sebagai informasi, ITS sendiri telah membuka program Sarjana Internasional atau IUP sejak tahun 2019. Beberapa keunggulan IUP dibandingkan dengan program sarjana reguler di antaranya adalah penyampaian materi perkuliahan dalam bahasa Inggris, serta mahasiswa IUP wajib melaksanakan kegiatan eksposur internasional berupa pertukaran pelajar (student exchange), magang (internships), short program, dan sebagainya
(nz)