Bagaimana Pilih Prodi yang Tepat? Psikolog Pendidikan UNS Sampaikan Tips Ini

Kamis, 21 April 2022 - 20:11 WIB
loading...
Bagaimana Pilih Prodi...
Psikolog Pendidikan UNS berikan tips untuk siswa dalam memilih program studi. Foto/Ilustrasi/Dok/SINDOnews.
A A A
JAKARTA - Semester genap pada kalender pendidikan memiliki cerita tersendiri bagi siswa tingkat akhir di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Sebagian dari mereka mulai mempersiapkan segala macam hal untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi.

Berbagai macam seleksi penerimaan mahasiswa baru terselenggara baik dalam skala nasional maupun secara mandiri oleh pihak perguruan tinggi. Salah satu alur seleksi semacam ini adalah pemilihan program studi (prodi) oleh siswa. Penentuan prodi ini menjadi salah satu jalan dalam penentuan karier mereka ke depan.

Lantas bagaimana seorang siswa dapat menentukan pilihan prodi yang terbaik bagi mereka? Psikolog Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret ( UNS ) Surakarta Afia Fitriani turut memberikan tanggapan akan hal ini. Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan prodi, misalnya saja mengenali minat, bakat, dan potensi bidang kerja.

Baca: 5 Tips Lebih Siap Hadapi UTBK 2022 dari Kemendikbudristek

Tips Menentukan Program Studi yang Sesuai

Afia memberikan beberapa tips bagi siswa dalam membantu menentukan prodi yang sesuai baginya. Pertama, siswa dapat mulai mengenali minat mereka terlebih dahulu. Caranya adalah dengan menelaah hobi yang dimiliki ataupun aktivitas lain yang digemari. Hobi tersebut dapat siswa jadikan opsi tentang hal yang ingin mereka dalami lebih jauh. Tuliskan hobi-hobi tersebut berdasarkan prioritas.

Kedua, gali bakat yang dimiliki. Minat siswa perlu didukung dengan adanya bakat. Afia menjelaskan, salah satu caranya dengan melihat rekam jejak nilai akademik selama bersekolah. Tugas-tugas dari setiap aktivitas yang berhasil dikerjakan dengan baik juga bisa mengindikasikan keberadaan bakat. Selain itu, mengetahui bidang-bidang ilmu yang dipahami siswa juga dapat mempermudah mereka. Tuliskan juga bakat yang sudah dikenali berdasarkan prioritas.

Ketiga, cari informasi prodi dan bidang kerja berdasarkan pemetaan minat dan bakat telah ditelusuri sebelumnya. Siswa dapat menilai prodi dan bidang kerja mana yang mungkin dapat ditekuni nantinya. Tuliskan kembali informasi tersebut berdasarkan prioritas.

Setelah pemetaan selesai dilakukan, siswa bisa mempelajari pilihan prodi tersebut melalui situs web perguruan tinggi pilihan masing-masing. Siswa dapat mencari informasi terkait profil prodi dan lulusannya. Afia mengimbau siswa agar melakukan riset seperti ini untuk menguatkan penentuan prodi pilihannya.

Terakhir, simpulkan urutan prioritas prodi pilihan tersebut berdasarkan minat, bakat dan pengetahuan tentang prodi yang sudah diketahui. Kesimpulan ini nantinya dapat mempermudah siswa mengetahui seperti apa prodi yang sesuai dengan dirinya.

Baca juga: 13.826 Peserta Akan UTBK di Universitas Jember, Wajib Sudah Vaksin Booster atau Antigen

Peran serta Orang Tua

Orang tua turut memiliki peran yang cukup banyak dan penting dalam membantu kesuksesan anak mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru seperti sekarang. Afia menekankan perlu adanya dukungan oleh orang tua, terutama dalam memberikan motivasi. Tujuannya adalah agar anak tetap memiliki kepercayaan diri dan makin bersemangat dalam menjalankan proses seleksi.

Dukungan dapat diberikan dengan menjalin komunikasi yang intensif. Baiknya, menurut Afia, komunikasi intensif ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum proses seleksi. Misalnya mendiskusikan proses, persiapan, bahkan kegalauan yang sedang dirasakan oleh anak.

“Upayakan komunikasi yang dilakukan tidak menekan, tidak membuat stres. Orang tua itu sebaiknya memberikan kesempatan bagi anak untuk menyampaikan keinginannya atau kegalauannya,” jelas Afia, dilansir dari laman resmi UNS, Kamis (21/4/2022).

Lebih lanjut Afia menjelaskan bahwa tugas orang tua adalah memberikan alternatif solusi untuk permasalahan yang dihadapi anak atas kebingungannya. Orang tua perlu menghindari perilaku menilai secara buruk keinginan anak terkait prodi pilihannya. Terkait hal ini, orang tua dapat memberikan pandangan mengenai masing-masing prodi pilihan anak. Pandangan tersebut dapat mencakupi kelebihan dan kekurangan atas pilihan anak tersebut.

“Jadi tidak langsung menilai buruk, tetapi memberikan gambaran mengenai pilihan anak tersebut. Positif maupun negatif,” tutur Afia.

Menyikapi Perbedaan Pendapat

Perbedaan pendapat antara orang tua dan anak memang lumrah terjadi, termasuk dalam hal memilih prodi. Pilihan orang tua terkadang memang hanya berdasar pada pandangan bahwa suatu prodi memiliki prospek pekerjaan yang lebih baik daripada pilihan anak. Perbedaan pendapat seperti ini, bagi Afia, perlu diselesaikan dengan baik agar hubungan dengan orang tua itu tetap harmonis.

“Hal yang perlu dilakukan adalah mengomunikasikan pilihan anak kepada orang tua dengan cara yang baik. Sampaikan pada orang tua apa yang kalian ketahui, semua pengetahuan yang anda miliki mengenai jurusan yang dipilih secara komprehensif termasuk prospek karier ke depan seperti apa. Sampaikan bahwa pilihan tersebut sudah sesuai dengan minat dan bakat anda,” jelasnya.

Afia juga menambahkan, anak perlu menunjukkan komitmen dalam menyelesaikan studi dengan baik dan memberikan hasil yang terbaik. Hal ini karena orang tua juga ingin melihat komitmen tersebut.

Memilih Prodi: Mengutamakan Minat atau Prospek Kerja?

Dilema siswa dalam menentukan prodi terkadang muncul dari pilihan antara mengutamakan minat atau prospek kerja. Menanggapi hal ini, Afia menyarankan agar tidak memilih prodi hanya melihat prospek kerja semata. Baginya, pekerjaan yang berpotensi saat ini belum tentu berpotensi juga di masa yang akan datang.

Ia kembali menegaskan peran minat dalam hal ini. Penting bagi siswa menyukai pekerjaannya kelak. Minat tersebut pun harus didukung dengan bakat sebagai penguat siswa dalam berkarya dengan baik.

“Jika kita menikmati apa yang kita kerjakan, ini disebut minat. Dan apa yang kita kerjakan menunjukkan hasil yang baik, inilah yang disebut sebagai bakat. Maka karier kita itu akan berkembang. Bagaimanapun prospek pekerjaan kita nantinya,” ujarnya.

Cara lain dalam mengenali minat dan bakat siswa adalah melalui tes psikologi. Afia menjelaskan, keberadaan tes psikologi dapat membantu siswa yang merasa tidak paham sama sekali apa minat dan bakat yang dimilikinya. Bagi siswa yang merasa sudah mengetahui apa minat dan bakatnya, tes psikologi juga dapat menjadi penguat jika mereka masih ragu-ragu.
(nz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3128 seconds (0.1#10.140)